Langsung ke konten utama

Cobain Mie Aceh Kesukaan Bapak Presiden Jokowi




Ketika berkunjung ke Aceh, aku sempat mencoba kuliner gurih yang terkenal yaitu  Mie Aceh. Begitu spesial karena Bapak Presiden Jokowi suka berkunjung kesini.  Saat masuk kedalam lestoran, kita disuguhkan oleh poto Bapak Presiden Indonesia ke-7 tersebut. Cukup mudah jika ingin mampir, karena letaknya strategis di pusat kota, di Jalan TP Polem, Peunayong, Banda Aceh, dan tentu saja berkat racikan rahasia dapur keluarga menjadikan tempat ini sebagai destinasi wisata kuliner ‘wajib’. Saat dikunyah, mienya lembut dan langsung lumer dimulut. Perpaduan rempah yang banyak membuat mie pak Razali kaya rasa, apalagi ditambah gurihnya siput doooorrrrrr…………..makanan ini begitu diburu wisatawan.

Ada dua varian Mie Razali: mie biasa dan mie spesial. Untuk mie Aceh biasa ala Razali dengan komposisi mie tepung, dicampur sayuran berupa toge dan kol berlumur bumbu yang sudah dihaluskan, dihargai Rp 10.000 per porsi. Sementara untuk mie spesial dengan tambahan (udang/cumi/daging/kepiting) dihargai Rp 25.000 per porsi.
Bila Anda ingin mencicipi perpaduan keempat rasa spesial itu dalam satu sajian, maka cukup merogoh kocek Rp 45.000. Ketika itu aku mencoba mie aceh cumi+udang, rasanya edan luar biasa yummi, jangan lupa ya, jika berkunjung ke Aceh datang dan cobain mie ini ya gaes dijamin nampol enaknya .



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kompetisi Vs Pandemi

Mengikuti kompetisi sudah menjadi kebiasaanku sejak SD hingga sekarang. Meski jarang menang, tetapi sudah ikut berpartisipasi saja rasanya bahagia sekali. Ketika pandemi Covid 19 terjadi pada bulan Maret tahun 2020, hikmahnya kita lebih gampang mengikuti lomba seperti menulis Esai,  artikel, opini, KTI, cerpen, puisi, seminar, lomba desain, photografi, pelatihan, fellowship, nulis buku, beasiswa dan lain-lain. Jika dihitung, jumlah project menulis kala pandemi yang aku ikuti sekitar 30 lebih dari non Fiksi hingga Fiksi tapi yang menang bisa dihitung jari. Namun dari effort tersebut, banyak yang kita dapatkan yaitu kiriman buku gratis dari funding internasional dan nasional,  teman baru, relasi, wawasan, update teknologi aplikasi, hadiah menarik dan lain-lain serta jangan lupakan hadiah uang dan pulsa🤭😉. Selanjutnya, tahun 2021 bersiap untuk kompetisi lagi. Jika ada yang termotivasi dengan tulisan ini, maka tetap semangat, optimis, jangan pernah insecure, iri hati, dengki dan...

Lalu Dia Lala Jinis Kisah Romeo Juliet Alas-Sateluk

Resensi By: Susi Gustiana Betapa bahagia  mencium aroma buku , pikiranku menari 'seolah menemukan harta karun'.    Buku Lalu Dia dan Lala Jinis  adalah cerita rakyat Sumbawa yang di tulis oleh bapak Dinullah Rayes. Nama Rayes merupakan marga dari keturunan kedatuan Alas. Cerita ini bersemi dihati penduduk terutama dari bagian barat tepatnya di kecamatan Alas. Kisah kasih diantara dua pasang anak muda romeo dan Juliet Sumbawa ini diriwayatkan oleh orang tua dengan menggunakan bahasa yang puitik melalui lawas. Lawas samawa merupakan puisi lisan tradisional pada umumnya tiap bait terdiri dari 3 baris. Dipengantar awal buku penulis menyebutkan bahwa kisah ini ditembangkan oleh orangtua yang   mahir balawas (menembangkan syair) dengan suara merdu menawan dan mempesona bagi siapapun yang mendengar. Tradisi di Sumbawa bagi orang yang bisa mendongeng atau bercerita itu disebut Badia. Tau Badia (orang/seniman yang menyampaikan cerita) sering diund...

Tugu Simpang 5 Aceh!!!! Begitu ‘Sempurna’

Kalian tahu tidak lagu sempurna dari Andra and The Backbone mungkin itu tepat untuk menggambarkan monument ini. “Belum ke Aceh namanya jika belum mengunjungi salah satu tugu atau monumen yang sangat ikonik dan keren ini” kata Pak Marzuki guide kami selama di Aceh. Yupz…..Namanya tugu simpang 5, oleh ibu-ibu rombongan dari Sumbawa yang antusias untuk mengambil gambar berselfia ria bahwa   di monumen ini. Menurut mereka tugu simpang 5 juga disebut tugu selamat datang. Karena lokasinya berada di pusat kota dan punya nilai filosofi yang sangat mendalam. Dalam catatan sejarah, tugu ini berada di lima persimpangan jalan protokol yang selalu padat, yaitu jalan Tgk. H. M. Daud Beureuh, T. Panglima Polem, Sri Ratu Safiatuddin, Pangeran Diponegoro, dan jalan Teungku Angkasa Bendahara. Di lihat dari desainnya, ada 4 eksplorasi konsep dari  tugu Simpang Lima Aceh  ini, yaitu axis-oriented (sumbu), urban oase, multi-purposes building, dan landmark kota Banda Aceh. T...