Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Sang Parlemen Jungkir Balik Bagi-Bagi Rombong

Ketika masih dibangku kuliah, aku dan kawan-kawanku pernah mengikuti rapat paripurna dewan di Kantor DPRD Sumbawa. Kami senang setiap kali menapakan kaki disini, gedung baru yang dibangun dari CSR perusahaan tambang terbesar di Pulau Sumbawa. Setiap kali selesai kegiatan, kami tetap menyempatkan diri berswapoto (selfi tamvan dan cantik). Kami mendirikan komunitas yang diberi nama Grafik (Gerakan Fisipol Intelektual). Setiap ada waktu senggang, kami isi dengan diskusi, mengunjungi tokoh, berkunjung ke dinas dan berbagai program yang sengaja kami susun untuk kami tetap bercengkrama dalam forum ilmiah. Cita-cita kami saat itu sama, hasrat ingin menjadi seorang wakil rakyat di parlemen. Kami selalu bangga menjadi bagian dari mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Samawa (UNSA) kala itu. Kata Politik, seakan menjadi magnet kepercayaan diri saat kami berhadapan dengan mahasiswa lainnya di kampus. “Tatap ke depan, karena kamu memiliki narasi yang tidak dimiliki

Flashback atau Kilasbalik Cerita

Flashback atau Kilasbalik, menurut Ari Nilandari Jika cerita terjadi dalam kurun waktu bertahun-tahun atau konflik bermula dari peristiwa yang terjadi di masa lampau. Flashback bukan sekadar karakter mengingat apa yang terjadi. Kilasbalik yang baik harus membawa karakter dan pembaca kembali ke saat peristiwa itu terjadi, sehingga kita bisa melihat adegan dan mendengar kata-kata yang diucapkan saat itu (bukan sekadar ingatan si tokoh atau backstory). Sebelum menggunakan kilasbalik, pertimbangkan apakah memang perlu. Karena kilasbalik seringnya tidak memajukan cerita, malah menghentikan cerita untuk sementara. Kilasbalik juga tidak mengembangkan karakter, walaupun dapat menggambarkan karakter dengan menunjukkan tindakannya di masa lalu. Tidak semua cerita memerlukan kilasbalik. Terutama untuk cerita anak-anak di bawah usia 10 tahun, flasback sebaiknya dihindari. Kalau tujuan penulis hanya menyisipkan sejarah si tokoh, kilasbal

Masuknya Islam ke Sumbawa

Duarte Barbarosa, seorang pegawai pos dagang Portugis di Cannanor di Malabar menyebut sebuah pulau yang lebih kecil dari Jawa. Lewat bukunya yang ditulis pada 1518, Livro, Barbarosa menyebut pulau itu dengan nama Cinboaba. Tanahnya subur dan kaya dengan berbagai jenis bahan makanan. Tapi, raja dan penduduknya masih menyembah berhala. Dilansir dari Jurnal Lektur Keagamaan Kemenag, pulau itu kemudian dikenal dengan nama Sumbawa. Berdasarkan laporan Duarte tersebut, Kuperus berkesimpulan jika pada awal abad ke-16 agama Islam belum mendapatkan tempat di Sumbawa. Penulis buku Sumbawa Pada Masa Dulu Lalu Manca menjelaskan, agama Islam dibawa ke Sumbawa oleh para mubaligh Arab dari Gresik sambil berniaga. Salah seorang di antaranya adalah Syekh Zainul abidin, salah seorang murid Sunan Giri.Jika benar, nama Syekh Zainul Abidin mengingatkan kita pada Sultan Zainal Abidin (1486-1500). Dialah raja Ternate yang dianggap benar-benar memeluk agama Islam. Syekh Zainal Abidi

Kisah Perempuan Sumbawa Dibalik Tenun Kre Alang

Sumbawa sebagai salah satu entitas suku dan budaya memiliki tenun tradisi layaknya daerah lain di Indonesia. Aneka ragam motif kain tenun sumbawa cukup variatif, ada motif Kemang Satange, kemang Galampok, Lonto Engal dan Gili Liuk. Supaya menarik dilihat, para pengrajin menggunakan aneka warna benang. Misalnya hitam dipadukan dengan benang emas, merah, hijau, biru bahkan warna merah jambu. Ada beragam kisah tentang eksistensi perempuan Sumbawa dalam menjaga orisinilitas produk kain tenun 'Kre Alang'. Hal itu bisa dijumpai di   Desa Poto, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat .   S elain berprofesi sebagai petani, perempuan dikampung ini juga memiliki pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan bulanan. Salah satunya adalah menenun kain tradisional Sumbawa atau dalam bahasa lokal disebut menesek. Menenun kain tradisional khas Sumbawa (Kre’ Alang) sebenarnya sudah dilakukan turun temurun sejak zaman Kesultanan Sumbawa.   Jika dulunya kain

Ketika Agama Kehilangan Tuhan 'Gus Mus'

Ketika Agama Kehilangan Tuhan Oleh : KH. A.Mustafa Bisri/Gus Mus Dulu agama menghancur-kan berhala. Kini agama jadi berhala, Tak kenal Tuhannya, yang penting agamanya. Dulu orang berhenti membunuh karena agama. Sekarang orang saling membunuh karena agama. Dulu orang saling mengasihi karena beragama. Kini orang saling membenci karena beragama. Agama tak pernah berubah ajarannya dari dulu. Tuhan pun tak pernah berubah dari dulu. Lalu yang berubah apanya? Manusianya? Dulu orang belajar agama sebagai modal, untuk mempelajari ilmu lainnya. Sekarang orang malas belajar ilmu lainnya, maunya belajar agama saja. Dulu pemimpin agama dipilih berdasarkan kepintarannya, yang paling cerdas di antara orang-orang lainnya. Sekarang orang yang paling dungu yang tidak bisa bersaing dengan orang-orang lainnya, dikirim untuk belajar jadi pemimpin agama. Dulu para siswa diajarkan untuk harus belajar giat dan berdoa untuk bisa menempuh ujian. Sekarang siswa malas belajar, tapi sesaat sebelum u

Pertarungan Antara Ular dan Harimau yang Dikisahkan Gubernur NTB

"Semua boleh bertarung, karena ini seperti kisah antara ular dan harimau" kata Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah. Dengan suara pelan namun bersemangat, Dr Zul mulai bercerita. Konon, ada seorang petani di Thailand timur masuk ke dalam hutan, lalu di dikejar oleh harimau. Wilayah Thailand Timur memang memiliki populasi harimau yang cukup banyak kala itu, karena harimau lapar maka larinya lebih cepat. Dengan insting sekejap, si petani langsung loncat kedalam sebuah sumur. Agar tidak jatuh kedalam sumur, maka si petani menggelantungkan tangannya pada sebuah dahan pohon yang berada persis ditengah-tengah sumur. Karena posisi petani itu ditengah, maka harimau tidak bisa memakannya. Meski harimau berusaha mencakar-cakar setiap sisi dahan pohon, namun harimau juga takut jika terjatuh ke dalam sumur. Saat petani menengok kebawah sumur, ternyata sumur itu dasarnya tidak berair, tapi ada kumparan hitam dan ternyata itu adalah seekor ular. Ular ini sudah puasa cuku

Di Teluk Saleh, Kamu Bisa Berenang Dengan Hiu Paus

Jika kamu berkunjung ke Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB), jangan lupa  meneruskan perjalanan ke Pulau Sumbawa karena disini juga banyak destinasi, salah satunya berenang bersama Hiu Paus .   Hiu Paus atau  whale shark  adalah salah satu daya tarik wisata di perairan Teluk Saleh. Sebagai kawasan biosfer dunia, keanekaragaman hayati banyak dijumpai di Teluk Saleh. Hewan langka yang hanya terdapat di beberapa titik di perairan Indonesia ini justru dapat dilihat sepanjang tahun di kawasan teluk terbesar di Pulau Sumbawa ini. Di kawasan Teluk Saleh setiap hari teridentifikasi sebanyak 49 hiu paus, berdasarkan temuan Conservation International (CI) Indonesia. Kemunculan hiu paus inilah yang mulai dijual Pemkab Sumbawa kepada wisatawan sebagai wisata minat khusus yang bermuatan edukasi tentang konservasi biota laut dan budaya masyarakat terkait dengan hiu paus dan Bagang. Pengembangan ekowisata di Teluk Saleh di Desa Labuhan Jambu, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa, ini bisa j

LAYANAN BIMBINGAN PSIKO-EDUKATIF DI SEKOLAH DASAR

A.     Pengertian Bimbingan Psiko-Edukatif Bimbingan merupakan terjemahan dari “ guidance ”.  Guidance  berasal dari akar kata “ guide ” yang secara luas bermakna: mengarahkan ( to direct ), memandu ( to pilot ), mengelola ( to manage ), menyampaikan ( to descript ), mendorong ( to motivate ), membantu mewujudkan ( help to create ), memberi ( to give ), bersungguh-sungguh ( to commit ), pemberi pertimbangan dan bersikap demokratis ( democratic performance ). Berdasarkan makna di atas dapat disimpulkan bahwa konsep bimbingan adalah usaha secara demokratis dan sungguh-sungguh untuk memberikan bantuan dengan memberi arahan, panduan, dorongan dan pertimbangan, agar penerima bantuan mampu mengelola, mewujudkan apa yang menjadi harapannya. Bimbingan psiko-edukatif sebagai bagian integral dari pendidikan adalah upaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam rangka tercapainya perkembangan yang utuh dan optimal. Layanan bimbingan psiko-edukatif adalah upaya sistematis, objekt