"Semua
boleh bertarung, karena ini seperti kisah antara ular dan harimau" kata
Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah.
Dengan suara pelan namun
bersemangat, Dr Zul mulai bercerita. Konon, ada seorang petani di Thailand
timur masuk ke dalam hutan, lalu di dikejar oleh harimau. Wilayah Thailand
Timur memang memiliki populasi harimau yang cukup banyak kala itu, karena
harimau lapar maka larinya lebih cepat.
Dengan
insting sekejap, si petani langsung loncat kedalam sebuah sumur. Agar tidak
jatuh kedalam sumur, maka si petani menggelantungkan tangannya pada sebuah
dahan pohon yang berada persis ditengah-tengah sumur. Karena posisi petani itu
ditengah, maka harimau tidak bisa memakannya. Meski harimau berusaha
mencakar-cakar setiap sisi dahan pohon, namun harimau juga takut jika terjatuh
ke dalam sumur.
Saat
petani menengok kebawah sumur, ternyata sumur itu dasarnya tidak berair, tapi
ada kumparan hitam dan ternyata itu adalah seekor ular. Ular ini sudah puasa
cukup lama sehingga melihat petani itu bergelantungan sehingga ular ingin juga
memangsa petani ini. Namun, lagi-lagi jarak petani ini berada ditengah jadi
ular ini juga tidak bisa memakannya. Si ular dan harimau terus berusaha tetapi
terus gagal.
Dari lubang ke dua dahan pohon, keluarlah tikus yang cukup besar
kemudian mulai menggigit dahan kayu. Sementara, harimau, ular, dan tikus terus berusaha.
Saking sangat bernafsu untuk memangsa petani, Harimau ini kemudian mundur, pada
saat mundur tahu-tahunya ada sarang lebah yang sangat besar diatas dahan pohon
tersebut, lalu harimau menengadakan wajahnya. Seketika, dia melihat air madu
dari sarang lebah ini menetes kemudian harimau membuka mulutnya dan ia
mengatakan bahwa hidup ini begitu manis. Jadi begitulah kisahnya.
Kenapa
cerita ini begitu dahsyat? Tanya Dr Zul.
Ia
kemudian menjelaskan bahwa nenek moyang bangsa Thailand tidak menuliskan kesimpulannya.
Nenek moyang bangsa Thailand seolah mengatakan kepada masyarakat Thailand bahwa
anda yang menuliskan kesimpulannya sendiri.
Dari kisah
tersebut sebetulnya ada dua kesimpulan yang bisa ditulis, apabila orang yang
membuat kesimpulan adalah orang yang pesimis maka dia pasti akan menulis
kesimpulan bahwa petani ini akan mati. Namun, sebaliknya apabila orang yang
optimis maka tentu dengan berbagai cara pasti menulis kesimpulan bahwa petani
ini bisa selamat seperti semua binatang itu saking nafsunya semua bertengkar
dan jatuh kedalam sumur hingga mati.
“Kisah ini
kemudian berkaitan dengan hajat saya maju di Pilgub NTB ini sebagai
Cagub” terangnya. Keberanian Dr H Zulkieflimansyah, MSc untuk maju sebagai
calon gubernur NTB diilustrasikannya sebagai pertarungan antara ular dan harimau. Dihadapan ratusan peserta dialog
kebangsaan di halaman kantor DPD PKS Sumbawa, tokoh nasional ini sabtu
(10/6/2017) menceritakan kisah antara ular dan harimau.
Dr Zul
menegaskan, maju sebagai cagub bukan karena ingin ingin banget sebenarnya, tapi
sebenarnya masyarakat Sumbawa harus memberanikan diri untuk menulis ceritanya
sendiri.
“Jangan
sampai orang Sumbawa kehilangan keberaniannya, dan mengatakan menjadi Gubernur
NTB ini tidak mungkin, orang Lombok itu calonnya banyak pasti kita akan kalah.
Refresentasi penduduk di Lombok itu jauh lebih banyak daripada di Sumbawa. Maka
mainset itu yang harus dirubah. Kita tidak boleh bermental kalah, ini perlu
dirubah sehingga kita harus terus berani. Bahkan, calon dari pulau lombok juga
seperti pertarungan antara ular dan harimau juga. Bahkan, Disemua desa yang
saya datangi, saya melihat sungguh masyarakat kita ini memiliki kepiawaian
dalam berbicara, oleh karena itu kita harus bangga” seraya berharap
mudah-mudahan ikhtiar saya ini berbuah manis sembari ternyum bahwa adzan magrib
telah berkumandang dan selamat berbuka puasa. Hingga, keberanian putra Sumbawa
ini berhasil mengantarkannya sebagai Gubernur NTB dan dilantik tanggal 19 bulan september tahun 2018 lalu.
Komentar
Posting Komentar