Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

Wabah Thoun dan Virus Corona

BELAKANGAN  ini warga dunia sedang menghadapi wabah virus mematikan, virus Corona (yang secara resmi dinamakan WHO:  corona virus disease  2019 atau COVID-19). Berdasarkan data resmi per hari ini Covid-19 telah menjangkiti lebih dari 145 ribu orang di 121 negara dengan jumlah kematian melebihi 5000 jiwa. Sejarah abad ke-20 mencatat telah beberapa kali dunia menghadapi virus mematikan, diantaranya yang paling dikenal adalah virus Ebola asal Kongo (tahun 1976) yang mematikan 14.000 jiwa lebih. Virus H1N1 asal Amerika dan Meksiko (tahun 2009) yang mematikan lebih dari 123000 jiwa. Virus MERS asal Saudi Arabia (tahun 2012) yang mematikan kurang dari 900 orang. Namun wabah yang paling mematikan mungkin adalah  Spanish flu atau Virus H1N1 tahun 1918  (Jan 1918- Dec 1920) yang diperkirakan menjangkiti 500 juta jiwa (atau 27% dari populasi dunia masa itu yang berjumlah 1.9 milyar jiwa) dan diperkirakan membunuh setidaknya 17 juta hingga 50 juta jiwa, namun ada pula yang memperkirakan h

Rasa itu Akan Sembuh

Hati yang luka memang selalu mengingat kenangan Kenangan pahit, manis atau apapun Yang terpenting bisa mengobati  luka yang menganga Mungkin suatu saat rasa sakit itu akan sembuh Namun, tidak semudah membalikkan telapak tangan Satu hal yang perlu kau tahu Bahwa kamu adalah wanita kuat Jika hari ini luka masih ada Sabarlah Suatu saat akan hilang dengan sendirinya Tidak Perlu membenci Maafkan apapun kesalahannya Karena tidak ada manusia sempurna

Belajar di rumah Vs Kerja di Rumah, Berikut Triknya

Anak kesulitan, orangtua kebingungan? Kebijakan untuk belajar di rumah, mengajar di rumah, serta kerja di rumah memang menimbulkan dampak besar pada rutinitas harian keluarga. Anak kini belajar jarak jauh dan menyelesaikan tugas-tugas dari guru, tetapi orang tua juga punya sederet pekerjaan yang harus diselesaikan di waktu yang sama. Alhasil, upaya "isolasi" di rumah bisa jadi tak menyenangkan seperti yang dibayangkan. Belum lagi, sejumlah daerah kini telah memperpanjang masa kegiatan belajar di rumah sampai 5 April 2020. Perencanaan matang perlu segera dilakukan agar orangtua maupun anak tak keteteran. Memahami apa yang kini sedang dihadapi banyak keluarga terkait Pembelajaran Jarak Jauh sebagai upaya memutus rantai penularan Covid-19, Sekolah Lawan Corona memberikan kiat bagaimana menyusun jadwal harian agar belajar di rumah dan kerja di rumah menjadi lebih mudah dijalankan. Baca juga: Bila Belajar di Rumah Diperpanjang, Nadiem: Tak Harus Online dan Akademis Berikut 8

Jadikan Rumah Tempat Belajar yang Efektif

Pendemik wabah Covid 19 membuat pemerintah menerapkan kebijakan belajar dari rumah. Setelah menentukan ruang untuk belajar, bantu ia menata ruang belajar tersebut dengan buku-buku bacaan, alat tulis, alat menggambar, hingga materi-materi belajar. Dengan begitu, suasanya mendukung untuk belajar maupun berkreasi. 1.     Pilih ruang bersama agar dapat memantau anak belajar dari rumah. Baiknya tidak memilih ruangan berisik atau banyak dilalui oleh anggota keluarga lainnya karena sangat mungkin membuat anak hilang fokus. Hadirkan ruang yang tak terlalu panas dengan cara membuka jendela, menyalakan penyejuk ruangan, atau memilihkan ruangan dengan udara paling sejuk di rumah. 2.     Tetapkan waktu belajar Tentukan berapa lama anak akan belajar. Ini bisa disesuaikan dengan jumlah materi dan usia anak. Untuk anak kelas 1-2 SD misalnya, orangtua bisa mulai menetapkan waktu pendek dahulu, misalnya selama 10 menit, lalu perlahan dinaikkan setiap hari. Lakukan kebiasaan belajar ini setia

Lakukan apa yang kamu inginkan

Memilih jurusan ilmu administrasi Negara adalah hal yang tidak pernah terencana dalam perjalanan karirku. Saat mengenyam pendidikan di sekolah dasar, saya bercita-cita menjadi guru. Hingga lulus SMA saya masih bercita-cita menjadi guru yakni guru kimia. Berbagai usaha saya lakukan untuk mencapai cita-cita tersebut, mulai dari ikut seleksi jalur khusus (PMJK) di Universitas Mataram hingga ikut seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri, namun hasilnya saya tidak lulus. Waktu itu, saya tidak dikasih daftar kuliah di luar NTB. Saya lalu ikut tes masuk IKIP Mataram di jurusan yang sama yaitu pendidikan kimia dan berhasil lulus. Akan tetapi setelah bernegosiasi dan meminta persetujuan orangtua (mama) tidak menyetujui jika kuliah di IKIP. Alasannya, percuma kuliah di Mataram jika di Universitas Swasta. Andaikan aku di Unram mengambil jurusan  Hukum, Pertanian, atau lainnya mungkin akan diterima. Sedangkan aku saat  itu hanya ingin mengambil konsentrasi jurusan pendidikan.

Jangan Biarkan Anakmu Terlantar

Benci karena cinta itu sah-sah saja Pergi karena cinta itu bisa-bisa saja Tapi jangan pergi meninggalkan buah hatimu Sebab dia     tidak bisa memilih Kenapa ia dilahirkan dari keluarga yang berujung perceraian Susi Gustiana Lagi-lagi aku harus mengadvokasi kasus penelantaran anak. Setiap ada kasus yang berhubungan dengan perempuan dan anak, energi seolah memuncak hingga semangatku berapi-api. Kasus ini dialami oleh keluargaku kembali, setelah beberapa tahun cerai dengan mantan suaminya, kakak sepupuku diperlakukan tidak adil. Perjanjian dari hasil persidangan tidak dilaksanakan oleh sang mantan suami. Padahal, mereka memiliki buah hati yang sedang mengenyam pendidikan di Bangku sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Setelah mempelajari berkas keputusan hakim dari hasil persidangan cerai tersebut. Aku kemudian membuat surat yang ditujukan kepada Kapolsek atas kasus penelantaran anak yang dilakukan si B. Awalnya, pihak kepolisian tidak meneri

Jalan Cinta Beda Agama

Semua berawal dari cinta Ketika cinta sudah memilih Tak Peduli apapun rintangannya Setiap jalan akan dilewati Agar bisa bersama Dia  Yang kau sebut cinta sejati Susi Gustiana Aku percaya tentang ketulusan cinta. Bagi sebagian orang, menikah beda agama adalah hal yang lumrah dan merupakan hak asasi setiap individu. Namun, tidak bagi sebagaian orang yang mengatasnamakan kepercayaan. Kepercayaan kepada tuhan dapat melahirkan fanatisme pada sesuatu yang kita yakini. Hingga menikah beda agama menjadi hal yang tabu di Indonesia dan seringkali berakhir tidak adil. Hal itu karena akan ada individu yang dikorbankan. Entah tidak diakui sebagai keluarga atau mendapat sanksi sosial.   Ketika adik sepupuku memilih jalan menikah dengan kekasihnya yang notabene beda agama dengannya beberapa tahun yang lalu. Semua keluarga kaget, karena dia telah melahirkan anak dari buah cintanya. Merried By Accident itulah, tetangga dan orang-orang dikampung mengatakan a, b, c dan

Mimpi ini begitu kurang ajar

Rasa yang sungguh sulit ku ungkapkan Aku menggigil Hujan dan petir seolah merengku tubuhku Hatiku tercabik-cabik Ini semua membuyarkan lamunanku Lagi-lagi mimpi Kenapa mimpi ini begitu kurang ajar Sejak kapan alam bawah sadarku tidak terkontrol Seolah ia menguasai setiap inci sarafku Ku rasa ini tidak benar Tak ingin larut lebih dalam Ku renggangkan otot Ku berjalan lurus membenamkan Wajahku #Susi Gustiana

Tips Nulis Ketika Mumet Melanda

Ini beberapa tips bisa manjur dan tidak, tetapi bisa dipraktekan oke : 1. Ketika kalian mumet pikirkan kosata yang ada dipikiran kalian 2. Kosakata itu pilihlah satu sampai 10 kosakata 3. Susunlah kosakata tersebut menjadi kalimat 4. Jika kalian ingin membuat puisi maka kosakata akan mengalir dengan cepat. 5. Jika ingin membuat berita maka tentukan judulnya kemudian kosakata yang telah kalian pilih maka susunlah menjadi kalimat berita (Hard News) 6. Jika kalian ingin membuat artikel maka susunlah kosakata itu menjadi kalimat sesuai pola SPOK dan sesuai EYD, 7. intinya mulai saja nanti edit belakangan #Susi Gustiana

Mumet

Entahlah apa yang terjadi Ku rasa Resa Juga Gelisah Lalu aku mondar mandir Malam ini aku ingin menulis Tetapi idenya tak datang menghampiri Padahal buku sudah ku baca Berita  dari A sampai Z Terpaksa aku hanya ngoceh Mengetik tidak jelas Apa yang ada dipikiran ku Medsos isinya unfaedah mumet ku rasa nyeri di kepala Penglihatanku mulai kabur Buram Ku rebahkan tubuhku oh, ini Nyaman sekali #Susi Gustiana

Menjadi Relawan Literasi, Dorong Penuntasan Keaksaraan di Desa

Pos baca merupakan tempat yang menyenangkan dan aman, dimana anak-anak dan masyarakat dapat berinteraksi dengan baca tulis dengan cara yang mendidik tapi juga menghibur. Pos baca mendorong percepatan penuntasan keaksaraan dan meningkatkan literasi masyarakat sehingga lebih akrab dengan buku. Pos baca bisa dibuka di setiap desa atau bisa 2 sampai 3 pos baca per desa tergantung kesepakatan dengan para relawan. Menjadi relawan pos baca tentu dibutuhkan kesiapan mental dan pengabdian penuh. Pemuda lokal diharapkan mampu menjadi relawan pos baca agar masyarakat di desanya semakin gemar membaca. Kurikulum Pos Baca antara lain: 1. Pengetahuan huruf : pengenalan huruf alfabet dn abjad 2. Kesadara Fonem : menguasai bahasa lisan 3. Kelancaran Membaca : kemampuan membaca yang tepat dan cepat 4. Kosakata : pemahaman memahami kata agar menguasai bacaan dan alur cerita 5. Pemahaman: proses menggali dam membangun arti secara simultan PESERTA 1. Anak Pra Sekolah (Usia Paud)

Si Mungil Di kala Hujan

Anak itu ingin  menghempaskan tubuhnya Mama bisakah kali ini saja Aku ingin mandi hujan Namun gelengan kepala menjadi jawaban Karena mama tidak pernah ingin aku mandi hujan Nanti kamu sakit Selalu seperti itu Sampai suatu hari Kala aku potong rambut Aku bilang sama mama Mama kalau selesai potong rambut Aku boleh ya mandi hujan Mamaku diam Selesai potong rambut Aku berlari kesamping rumah dan menikmati hujan mengguyur tubuhku Untuk pertama kalinya aku mandi hujan Rasanya bahagia, sungguh sangat bahagia #Susi Gustiana

Perjuangan Pemberdayaan Srikandi Hebat di Desa

Sekarang ini, setiap desa memberikan kesempatan bagi perempuan untuk berwirausaha. Salah satunya melalui akses modal yang diberikan oleh Bumdes (Badan Usaha Milik Desa) yakni simpan pinjam. Dengan modal tersebut, para perempuan bisa memiliki usaha seperti berdagang lauk pauk, berjualan kue, berjualan ikan, berjualan makanan khas, jual cilok, jual krupuk dan lain-lain. Perempuan tidak hanya pandai di dapur dan menjaga anak-anak namun pandai juga membantu suami mencari nafkah. Fakta yang terjadi sekarang ini banyak kaum perempuan yang tergiur menjadi tenaga kerja wanita ke luar negeri daripada bertahan di kampung halamannya. Namun, itulah realita yang kekinian.  Sekarang, Bagaimanakah program yang tepat agar perempuan mampu berdaya di kampung sendiri dan tidak lagi berniat untuk merantau ke luar negeri. Setiap kepala desa harus jeli dalam implementasi program yang tepat untuk para kaum perempuan sehingga mereka berdaya dan kuat menghadapi tantangan zaman yang semakin maju

Wahai Hawa, Selamat Hari Perempuan Internasional

Ku langkah kaki lebih mantap Rebahkan tubuh sejenak Ku rasakan energi begitu kuat Oh yes ini tanggal 8 maret 2020 Happy Womens Day Untuk para perempuan hebat tetaplah semangat Teruslah bergerak meraih mimpi dan cita-cita kalian Tidak ada yang mustahil di dunia ini Jangan kungkung diri kalian dalam kelemahan Melangkahlah dengan pasti Kejar apapun yang kalian inginkan Dunia ini tidak sempit Jangan mengurung diri kalian Berbuatlah lebih agar kalian terus bahagia Apapun yang saat ini kalian kerjakan Seriuslah Jangan menyerah Jangan membuang waktu percuma Hidup hanya sekali Buatlah itu berarti Hingga kalian akan selalu dikenang sepenjang masa Wahai  Hawa, Kau adalah guru terbaik Kau Bidan Terbaik Kau Dokter Terbaik Kau Jurnalis Terbaik Kau Ibu Terbaik Kau segalanya Berprestasilah dan Bahagialah di bidangmu masing-masing Betapa Hidup ini indah Masa lalu adalah kenangan Tataplah masa depanmu dengan langkah pasti *Susi

Kekerasan Pada Perempuan dan Anak Masih DianggapTabu.

Tolong jangan bercerita Kami malu….. Kasus ini mencoreng nama keluarga besar kami (begitulah yang dikatakan para korban maupun pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak) Budaya dan agama yang melekat pada suatu masyarakat sangat mempengaruhi korban baik perempuan maupun anak. Budaya atau adat istiadat orang Sumbawa sebagai mayoritas memeluk agama islam sangat bertumpu pada syariat agama tersebut, yaitu ‘adat barenti ko syara’,’syara barenti ko kitabulla’ artinya masyarakat Sumbawa sangat berpegang teguh terhadap nilai-nilai agama serta malu berbuat buruk. Sikap hidup malu yang dimiliki yang sudah ada dalam jati diri orang Sumbawa membuat korban baik perempuan ataupun anak enggan melaporkan kasus kekerasan yang menimpanya. Menurut Prof. Dr. Syaifuddin Iskandar (2012:4) Sikap hidup “malu” (budaya malu) ini sesungguhnya telah lama hidup dalam sanubari tau samawa (orang Sumbawa) sehingga sikap tersebut ada dalam konsep budaya samawa ‘To ke Ila’ yang jika dijabarkan men