Anak kesulitan, orangtua
kebingungan? Kebijakan untuk belajar di rumah, mengajar di rumah, serta kerja
di rumah memang menimbulkan dampak besar pada rutinitas harian keluarga. Anak
kini belajar jarak jauh dan menyelesaikan tugas-tugas dari guru, tetapi orang
tua juga punya sederet pekerjaan yang harus diselesaikan di waktu yang sama.
Alhasil, upaya "isolasi" di rumah bisa jadi tak menyenangkan seperti
yang dibayangkan. Belum lagi, sejumlah daerah kini telah memperpanjang masa
kegiatan belajar di rumah sampai 5 April 2020. Perencanaan matang perlu segera
dilakukan agar orangtua maupun anak tak keteteran. Memahami apa yang kini
sedang dihadapi banyak keluarga terkait Pembelajaran Jarak Jauh sebagai upaya
memutus rantai penularan Covid-19, Sekolah Lawan Corona memberikan kiat
bagaimana menyusun jadwal harian agar belajar di rumah dan kerja di rumah
menjadi lebih mudah dijalankan. Baca juga: Bila Belajar di Rumah Diperpanjang,
Nadiem: Tak Harus Online dan Akademis Berikut 8 kiat agar belajar di rumah
tidak melulu bentrok dengan kerja di rumah walau dilakukan di waktu dan tempat yang
sama, merangkum Sekolah Lawan Corona hasil kolaborasi Kampus Guru Cikal, Guru
Belajar, Sekolahmu serta Semua Murid Semua Guru. 1. Libatkan anak menyusun
jadwal Dalam menyusun jadwal, libatkan semua anggota keluarga. Dengan demikian,
semua anggota akan mengetahui kewajiban anggota keluarga lainnya. Dengan
begitu, dirahapkan semua orang di rumah akan lebih paham tentang
"kesulitan" yang mungkin dialami oleh masing-masing orang. Baca juga:
UN Dibatalkan, Siswa Tetap Dapat Ijazah Asal... 2. Tertulis dan di tempel di
area bersama Jadwal yang tertulis dapat menjadi media untuk saling mengingatkan
satu sama lain tentang hal-hal yang perlu dilakukan setiap harinya. Sehingga,
kemungkinan untuk "skip" atau melewatkan tugas bisa dikurangi. 3.
Kebutuhan terpenuhi Stres bisa dengan mudah datang bila kebutuhan dasar tak
terpenuhi, seperti telat makan, anak kegerahan karena belum mandi, atau tidak
cukup minum. Untuk itu, perlu pula dituliskan dalam jadwal tentang makanan atau
camilan sehat yang perlu dikonsumsi keluarga. Termasuk pengingat apakah hari
ini tiap anggota keluarga sudah mencukupi kebutuhan minum atau vitamin. 4.
Pembagian peran Bila tugas sekolah anak menumpuk, saatnya membagi peran dengan
pasangan, pengasuh atau orang dewasa lain yang ada di rumah, dan mencatatnya
dalam jadwal harian. Bisa dilakukan dengan cara bergiliran, sehingga tidak
hanya ibu atau ayah saja yang merasa terbebani dan akhirnya stres karena
pekerjaan kantor tak selesai. 5. Komunikasi dengan guru Bila orangtua atau anak
suatu ketika mengalami hambatan dalam proses belajar di rumah, komunikasikan
pada guru seputar jadwal dan proses belajar. Orangtua dan guru bisa menyepakati
jam belajar sesuai dengan kebutuhan siswa dan kesanggupan orangtua. Baca juga:
Belajar di Rumah ala DKI Jakarta, Tangsel, Kalbar dan Bogor 6. Komunikasi
dengan atasan dan kolega Begitu pula bila ada perubahan kebutuhan di rumah yang
tak bisa ditunda, orangtua bisa membicarakan penyesuaian waktu kerja dengan
atasan atau kolega. 7. Alokasikan waktu bermain sepenuh hati Kombinasi belajar
di rumah dan bekerja di rumah bisa membuat orangtua kehabisan waktu dan
berpotensi lebih lelah dan stres ketimbang bekerja di kantor. Untuk itu,
pastikan sediakan waktu setidaknya 1 jam setiap hari untuk benar-benar terbebas
tugas. Manfaatkan waktu tersebut untuk bermain sepenuh hati dengan anak. 8.
Kelola emosi dan ekspektasi Walau jadwal sudah di susun dan masing-masing
anggota keluarga memiliki peran, namun orangtua baiknya tetap menata
ekspektasi, terlebih bila anak masih usia PAUD dan SD, di mana jadwal bisa
berubah sewaktu-waktu. Ini bertujuan agar kondisi rumah tetap kondusif di
tengah tuntutan akademis dan pekerjaan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "8 Kiat Atur Jadwal Belajar di Rumah vs Kerja di Rumah", https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/25/193102171/8-kiat-atur-jadwal-belajar-di-rumah-vs-kerja-di-rumah.
Penulis : Ayunda Pininta Kasih
Editor : Yohanes Enggar Harususilo
Komentar
Posting Komentar