Langsung ke konten utama

Hijabku Tak Salah


”Tidakkkkkkk”!!!!, kamu masih terlalu kecil belum pantas untuk  berjilbab.
Itulah kata pertama yang diucapkan mama ketika aku meminta izin memakai jilbab. Tapi aku berusaha tegar dan tidak perduli dengan apa yang dikatakan mama. Pokoknya tanpa restu dari mama, aku tetap semangat untuk mulai berjilbab. Akupun langsung masuk kamar, ganti baju kemudian menuju dapur untuk makan siang.
Aku termenung, pikiranku langsung  teringat  dengan teman kelasku Ais, apakah dia sudah meminta ijin pada orangtuanya? mungkinkah dia dikasih ijin untuk berhijab? ataukah nasib Ais sama seperti ku?entahlah tapi aku memutuskan untuk menghubungi Ais menggunakan telpon rumah.
Hallo. . .Assalamualaikum. . . Ais apakah kamu sudah berjilbab sekarang?
Walaikumsalam,syabil,tebak dulu deh ,apa menurut kamu aku sudah pakai jilbab atau belum?
“Kayanya sudah,jawabku
Wah betul banget bil,sekarang Ais sudah pakai jilbab dan alhamdulilah kedua orangtuaku terutama bunda sangat senang mendengar permintaanku.
Kalau kamu bagaimana bil,mamamu sudah mengizinkan kamu untuk berjilbab?
Ehmmmm. . .aku sudah pakai koq Ais, yah orangtuaku pun sama mereka sangat mendukung ku”
(meskipun dalam hatiku saat itu sangat bergejolak karena apa yang aku katakan bertolak belakang dengan kenyataan.”aku  malu karena telah berbohong tapi tak apalah bohong demi kebaikan)
Syukur dah bil, kalau gitu berarti janji kita sama Zahra sudah terpenuhi ya,ucap Ais
Ya Ais,curhatan kita hari ini sekian dulu ya,dilain waktu aku akan hubungi kamu lagi .Assalamualaikum. . .
Ok bil,Walaikumsalam. . .
***

Sebelumnya disekolah
Duduklah empat orang sahabat ditaman, zahra ketika itu langsung memulai pembicaraan,”teman-teman apakah kalian tidak berkeinginan untuk memakai jilbab.
Akupun menjawab,”pengen si zahra. Tapi apa tidak panas pakai jilbab?
“Gak koq,sejuk malah kalau kita sudah terbiasa. lagian bil, ais , sinta  kata abiku dosa kalau kita memperlihatkan aurat kita pada orang lain” tambah Zahra seakan menyakinkan kami untuk mengikuti sarannya.
Zahra adalah satu-satunya murid disekolahku yang berjilbab. Tak heran ketika dikelas tidak ada  teman-teman yang mau duduk sebangku dengannya. Mungkin karena jilbabnya atau mungkin juga karena Zahra pelit dengan jawaban. Zahra memang tipe orang yang tidak mau memberikan jawaban pada teman ketika latihan ataupun ulangan harian. Hanya aku yang mau duduk sebangku dengan nunung itupun karena aku tidak kebagian bangku dihari pertama masuk sekolah. Hehe tapi setelah lama kenal dengannya aku merasa nyaman dan tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya.
spontan  Ais mulai tertarik dengan tema pembicaraanku  bersama Zahra” kalau aku sih mau-mau saja pasti bunda mendukung keputusanku untuk berjilbab” kata Ais.
“Ngomong-ngomong bagaimana sin, kamu mau ikut pakai jilbab gak bareng kita??Ais mengajukan pertanyaan pada sinta.
“Kalau aku sih,nggak dulu Ais soalnya bajuku masih baru ini alias masih baru dijahit dan pasti mamaku gak setuju apabila aku berjilbab,ucap sinta”.
Yah sudah kalau begitu gak apa-apa kita bertiga saja ya,ucap Ais.
Kalau begitu begini saja kalian berdua syabil dan Ais mulai pakai jilbab ke sekolah setelah selesai libur bulan ramadhan yah, bagaimana setuju gak???Zahra mengajukan ide.
Ide bagus itu jadi selama libur puasa bil,kita sudah pakai jilbab ya selama satu bulan penuh, dan  biar lebih seru harus ada hukumannya kalau salah satu diantara kita mengingkari janji,usul Ais.
Wahhhh. . .apa itu hukumannya Ais? akupun mulai cemas dengan ide gila Ais.
Kita gak akan mau berteman dengan dia lagi karena memang dia pecundang.
Aku dan Ais akhirnya sepakat dengan ide tersebut.
***
Siang itu tanpa mengulur waktu Aku bergegas untuk melihat-lihat isi lemari, dan syukurlah dari sekian banyak koleksi baju yang aku punya, masih ada satu baju lengan panjang dan  satu celana kain panjang yang bisa aku pakai untuk mulai menggunakan jilbab.Untungnya lagi aku masih  punya satu  koleksi jilbab berwarna putih dengan motif renda.Sambil berdiri didepan cermin aku mulai memantapkan hati untuk merubah penampilan.Setelah selesai ganti baju,aku bergegas menuju ruang keluarga untuk menonton TV dan persis sesuai perhitunganku semua orang dirumah heboh begitu melihat penampilanku yang baru.
Setahu mereka aku adalah anak tomboy dengan celana pendek selutut dan baju kaos oblong yang selalu melekat ditubuhku dengan perawakan has seorang anak militer tapi sekarang mereka melihat sosok bocah anggun nan polos sedang duduk manis didepan TV.
“Abil, , ,kamu kesambet hantu darimana sih koq tiba-tiba pakai jilbab.ucap kak ros
Hehe . . .Alhamdulilah gitu bilangnya kak, sekarang saya tuh sudah memutuskan pakai jilbab sebagai perempuankan kita diwajibkan untuk menutup aurat
“Wah bagus itu dik,selamat yah”Ok kak ros.
Selang beberapa menit bapakku pulang dari kantor,dan langsung melihat kearah kursi dimana aku duduk.wah . . .ternyata bapakku sendiri tidak mengenali ku.
“Sungguh menakjubkan.ucap  bapak
Alhamdulilah bapak akhirnya sangat mendukung ku untuk berjilbab. Hanya satu pesan bapak ketika itu bahwa aku harus pergi sholat berjamaah dimesjid setiap hari dan juga aku harus konsisten dengan jilbabku artinya tidak boleh lepas pakai karena jilbab itu adalah mahkota semua wanita muslimah. Aku senang sekali mendengar nasihat dari bapak dan aku berusaha untuk meyakinkan bapak bahwa aku bisa melaksanakan semua nasihat yang beliau berikan padaku.
***
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat,begitupun dengan baju yang melekat ditubuhku ternyata sudah 3 hari ku pakai tidak pernah diganti-ganti,hehe memang lucu sih,akupun sering diejek sama teman-teman mainku karena memakai baju yang itu-itu saja.Tapi itu tidak mematahkan semangatku untuk berjilbab. Diam-diam mama juga memperhatikan gelagatku tetapi hal itu belum bisa membuat mama memberi restu padaku untuk berjilbab.
Sore itu aku duduk diteras rumah,datanglah seorang ustads tempat  mama biasanya memesan jamu.Dia terlihat sangat senang melihat aku sudah berjilbab .
“Assalamualaikum bil,sejak kapan mulai pakai jilbab”?
“Sudah 3 hari pak Tapi mama tidak setuju kalau saya berjilbab”.
Mamapun mendengar celotehanku bersama pak ustadz,”bukan begitu pak ustads saya hanya tidak ingin kalau dia lepas pakai ntar dia berjilbab kalau pergi kesekolah saja kalau dirumah dia lepas.Memang selama 3 hari ini saya memantau, dia tidak perna melepas jilbabnya tapi saya masih kurang yakin paling itu cuma angat-angat tai ayam saja.
Setelah melalui dialog yang cukup alot antara mama dengan pak ustads. Akhirnya berhasil merubah pola pikir mamaku. Rasa syukur yang tiada terhingga aku panjatkan kehadirat  Allah yang maha mendengar karena semua doaku telah terkabulkan. Mendapat restu dari mama adalah suatu yang spesial bagiku. Sore itupun aku langsung diajak mama untuk berbelanja pakaian dan lucunya ternyata mamaku sangat malu dengan semua tetangga, karena mereka  melihatku memakai baju yang itu-itu saja selama 3 hari ini.
Tapi itulah pengalaman yang tidak terlupakan dan pada akhirnya aku bisa menyadari bahwa segala perbuatan yang baik itu harus dipaksakan.
Aku mulai berjilbab karena aku tidak mau disebut pecundang oleh teman-temanku sehingga pada akhirnya aku berusaha untuk merubah penampilanku. Hal itu tanpa aku sadari mengalir apa adanya tanpa ada perencanaan yang matang karena memang kita tidak pernah tahu kapan hidayah itu akan datang menghampiri kita.



By: Susi Gustiana
(Ini cerpen pertamaku, haha)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kompetisi Vs Pandemi

Mengikuti kompetisi sudah menjadi kebiasaanku sejak SD hingga sekarang. Meski jarang menang, tetapi sudah ikut berpartisipasi saja rasanya bahagia sekali. Ketika pandemi Covid 19 terjadi pada bulan Maret tahun 2020, hikmahnya kita lebih gampang mengikuti lomba seperti menulis Esai,  artikel, opini, KTI, cerpen, puisi, seminar, lomba desain, photografi, pelatihan, fellowship, nulis buku, beasiswa dan lain-lain. Jika dihitung, jumlah project menulis kala pandemi yang aku ikuti sekitar 30 lebih dari non Fiksi hingga Fiksi tapi yang menang bisa dihitung jari. Namun dari effort tersebut, banyak yang kita dapatkan yaitu kiriman buku gratis dari funding internasional dan nasional,  teman baru, relasi, wawasan, update teknologi aplikasi, hadiah menarik dan lain-lain serta jangan lupakan hadiah uang dan pulsa🤭😉. Selanjutnya, tahun 2021 bersiap untuk kompetisi lagi. Jika ada yang termotivasi dengan tulisan ini, maka tetap semangat, optimis, jangan pernah insecure, iri hati, dengki dan...

Lalu Dia Lala Jinis Kisah Romeo Juliet Alas-Sateluk

Resensi By: Susi Gustiana Betapa bahagia  mencium aroma buku , pikiranku menari 'seolah menemukan harta karun'.    Buku Lalu Dia dan Lala Jinis  adalah cerita rakyat Sumbawa yang di tulis oleh bapak Dinullah Rayes. Nama Rayes merupakan marga dari keturunan kedatuan Alas. Cerita ini bersemi dihati penduduk terutama dari bagian barat tepatnya di kecamatan Alas. Kisah kasih diantara dua pasang anak muda romeo dan Juliet Sumbawa ini diriwayatkan oleh orang tua dengan menggunakan bahasa yang puitik melalui lawas. Lawas samawa merupakan puisi lisan tradisional pada umumnya tiap bait terdiri dari 3 baris. Dipengantar awal buku penulis menyebutkan bahwa kisah ini ditembangkan oleh orangtua yang   mahir balawas (menembangkan syair) dengan suara merdu menawan dan mempesona bagi siapapun yang mendengar. Tradisi di Sumbawa bagi orang yang bisa mendongeng atau bercerita itu disebut Badia. Tau Badia (orang/seniman yang menyampaikan cerita) sering diund...

Tugu Simpang 5 Aceh!!!! Begitu ‘Sempurna’

Kalian tahu tidak lagu sempurna dari Andra and The Backbone mungkin itu tepat untuk menggambarkan monument ini. “Belum ke Aceh namanya jika belum mengunjungi salah satu tugu atau monumen yang sangat ikonik dan keren ini” kata Pak Marzuki guide kami selama di Aceh. Yupz…..Namanya tugu simpang 5, oleh ibu-ibu rombongan dari Sumbawa yang antusias untuk mengambil gambar berselfia ria bahwa   di monumen ini. Menurut mereka tugu simpang 5 juga disebut tugu selamat datang. Karena lokasinya berada di pusat kota dan punya nilai filosofi yang sangat mendalam. Dalam catatan sejarah, tugu ini berada di lima persimpangan jalan protokol yang selalu padat, yaitu jalan Tgk. H. M. Daud Beureuh, T. Panglima Polem, Sri Ratu Safiatuddin, Pangeran Diponegoro, dan jalan Teungku Angkasa Bendahara. Di lihat dari desainnya, ada 4 eksplorasi konsep dari  tugu Simpang Lima Aceh  ini, yaitu axis-oriented (sumbu), urban oase, multi-purposes building, dan landmark kota Banda Aceh. T...