Perjalanan Akan Membuatmu Terus Bersyukur
(Susi Gustiana)
Teba artinya bukit sedangkan panotang adalah rindu jika diterjamahkan dalam bahasa Indonesia adalah bukit yang selalu dirindu.
Batu Dulang sebagai kawasan eksotis dataran tinggi di Kabupaten Sumbawa, menyajikan panorama alam hutan hujan tropis. Sepanjang perjalanan, kita akan menghirup udara bersih bebas polusi. Sejuknya angin membuat siapapun yang datang “ogah pulang”. Berjarak sekitar 20 Kilometer dari Sumbawa Besar, kawasan ekowisata Batu Dulang berada di ketinggian 640 dpl. Untuk sampai disini mudah saja, karena jalannya sudah hotmik. Cukup gunakan sepeda motor, 20 menit kita sudah sampai di desa ini. Masyarakat banyak menggunakan mobil bak terbuka untuk mengangkut hasil hutan kemudian dijual di pasar Sumbawa.
Wisatawan
yang berkunjung akan diajak melihat proses panen madu, memanen buah kopi dan
kemiri, melepaskan kemiri dari cangkangnya secara tradisional, memancing ikan
di sungai serta aktivitas lainnya yang cukup menarik. Di Batu Dulang ada juga homestay
cukup memadai dan terjangkau. Ada banyak area yang bisa dijadikan objek foto spot .
Disini,
juga ada galeri dan café untuk memasarkan produk yang menjual aneka hasil hutan
seperti madu, kopi robusta, produk olahan dari buah kemiri ‘minyak kemiri’, dan
jamu herbal didukung oleh Bank BRI. Memang di Desa ini, sistem perekonomiannya
sudah cukup maju, hal itu terlihat dari banyak masyarakat yang mulai membuka
gerai koperasi serba ada untuk mengolah produk hasil hutan menjadi bahan jadi.
Perkembangan wisata Desa
Batu Dulang cukup menggeliat. Sebagai salah satu desa penghasil madu hutan
Sumbawa, kemiri, kopi, jahe, kunyit, aneka macam buah-buahan, disamping juga memiliki
destinasi air terjun “Tiu Dua”. Lanscap menyajikan keindahan
pemandangan kota Sumbawa dari atas bukit Teba Panotang atau akrab disebut
menara selfi oleh masyarakat setempat, membuat desa ini menjadi potensi yang
cukup menjanjikan ke depannya bagi daerah.
Petani di desa Batu Dulang sudah berhasil menanam dan
memanen aneka macam buah-buahan seperti alfukat, manggis, duren, klengkeng,
jeruk, dan lain-lain sehingga 2 sampai 3 tahun kedepan Batu Dulang akan menjadi
desa buah disamping sebagai penghasil madu kata Ketua Jaringan
Madu Hutan Sumbawa (JMHS) Junaedi sekaligus Warga desa Batu Dulang. Namun,
perambahan hutan dan penanaman jagung sudah semakin marak terjadi, tentu hal
itu dapat merusak keindahan Batu Dulang kedepan jika pemerintah tidak cepat ambil
kebijakan.







Komentar
Posting Komentar