Adat istiadat unik di Pulau Sumbawa-NTB yang masih terus dilestarikan oleh
masyarakat adalah “Pasaji Ponan”, salah
satu tradisi masyarakat yang dilaksanakan di Kecamatan Moyo Hlir. Pasaji ponan, dikenal juga dengan pesta
adat tiga dusun yakni Dusun Poto, Lengas/ Semeri dan Malili. Dari tahun ke
tahun pelaksanaannya semakin meriah. Masyarakat berbondong-bondong mendatangi
tempat kegiatan, di Bukit Ponan (di tengah areal persawahan Orong rea). Tempat ini adalah makam Haji Batu, dimana beliau adalah nenek moyang masyarakat
di 3 dusun tersebut.
Ada hal menarik dari Tradisi Pasaji Ponan ini, yaitu pada saat disajikannya penganan/jajanan khas, pengunjung yang hadir berebut untuk mendapatkan sajian dari dulang/baki sebagai tempat sajian tersebut. Jajanan yang disajikan tidak boleh digoreng dengan minyak harus dimasak dengan merebus saja dengan air, sedangkan jajanan itu umumnya terbuat dari beras berikut nama jajanannya ada Lepat, Pesar, Buras, Danged an Lontong. Ada rasa puas yang dirasakan oleh masyarakat yang hadir dalam Tradisi Pasaji Ponan serta ada makna yang tersirat adalah adanya rasa syukur dan kebersamaan yang terjalin agar dapat dipertahankan sebagai identitas Tau dan Tana Samawa.
Ada pentas kesenian selama tiga malam berturut-turut sebelum kegiatan
Pasaji Ponan yang dikemas menarik sedemikian rupa. Tradisi
Ponan ini dilakukan pada saat padi akan berbuah (bunting). Pelaksanaannya dari
segi waktu tidak berubah, akan tetapi tidak juga pada tanggal yang sama di
setiap tahunnya. Seperti pengalaman tahun sebelumnya Ponan ini dilaksanakan
pada bulan Maret. Jadi dengan melihat kondisi dari padi itu sendiri dan awal
masa tanam. Masyarakat dari tiga desa/dusun ini menunjukkan rasa syukur dengan
mengadakan Ponan, yang dulu disebut “sedekah adat ponan”.
Masyarakat dari tiga desa/dusun tersebut adalah Dusun Poto, Dusun Lengas
dan Dusun Sameri yang secara bergiliran setiap tahun menjadi tuan rumah
pelaksanaan Tradisi Ponan ini. Tradisi ponan adalah bentuk rasa syukur
masyarakat dengan berhasilnya panen pada tahun yang telah lalu dan berdoa agar
panen tahun ini mendapatkan hasil yang baik pula. Setiap rumah akan menyedikan jajanan khas ponan untuk diantar ke bukit ponan dan dibagikan pada setiap tamu yang datang ke rumahnya. Seperti suasana layaknya hari besar keagamaan, masyarakat menyambut ponan dengan suka cita. Dibukit ponan disediakan bale-bale untuk meletakan jajanan pasaji ponan yang dibangun oleh pemerintah daerah. Ada juga spot poto menarik dengan hamparan sawah yang hijau nan sejuk. Di tahun 2019 ini, festival pasaji ponan dihadiri oleh Gubernur NTB Dr H Zulkiflimansyah dan Wakil Bupati Sumbawa H Mahmud Abdullah.
Gubernur menyampaikan festival pasaji ponan harus dikemas menarik agar bisa jadi even berkelas dunia dan harus dibangun banyak spot poto agar kaum milenial senang melestarikan budaya Ponan dan mau datang saat festival berlangsung.
Tradisi
Ponan yang awalnya dilaksanakan dengan memanjatkan doa dan zikir. Namun dengan
seiring berjalannya waktu, tradisi ponan telah menjadi salah satu event
pariwisata tahunan.








Komentar
Posting Komentar