Langsung ke konten utama

Yuks Jelajah Pulau Bedil Yang Eksotis di Sumbawa



Pulau Sumbawa terkenal dengan keindahan lautnya yang masih alami. Salah satu pulau yang patut kamu datangi jika berlibur ke Sumbawa adalah Gili Bedil. Pulau ini dikenal juga dengan sebutan gili (pulau) bola. Terletak di Desa Labu Pade, Kecamatan Utan, Sumbawa, untuk menuju pulau ini kamu harus berkendara sekitar satu setengah jam dari Kota Sumbawa Besar. Petunjuknya adalah kamu tinggal mengikuti saja jalan negara yang mengarah ke Pelabuhan Poto Tano (pelabuhan penyebrangan ke Pulau Lombok) kemudian di ujung Kecamatan Utan kamu mencari pertigaan menuju Labuan Pade.
Jika ingin menikmati keindahan gili bedil kamu bisa melalui salah satu dari dua tempat, bisa melalui Labuan Pade atau Laboan Bajo. Jika melalui Labuan Pade kamu akan menggunakan boat dengan standar pariwisata yang memang dikhususkan untuk mengantar wisatawan yang ingin mengunjungi Gili Bedil. Tentu dengan harga yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Labuan Bajo karena di Laboan Bajo kamu menggunakan perahu nelayan yang bisa dicharter dari nelayan setempat.
“Aku dan teman-temanku memilih sewa perahu nelayan lewat kampung labuhan bajo, cukup murah hanya Rp 150.000 saja, dengan kapasitas perahu 5-8 orang, jika kamu pandai nawar dan bisa berbahasa Sumbawa atau bahasa bajo, bugis atau selayar maka akan lebih murah lagi, jika melewati wisata pantai labu padi kamu akan dikenakan tariff 300-500 ribu untuk chater satu boat” ayo pilih mana tergantung budget kamu aja ya.
Untuk Menyebrang ke Gili Bedil tidak membutuhkan waktu lama hanya sekitar 15 menit . Sepanjang perjalanan, kamu akan disuguhkan pantai yang jernih bahkan keindahan trumbu karang bisa dilihat dari atas perahu. Di sekitar Gili Bedil kamu bisa kunjungi  gili-gili yang lain yang cukup seru juga untuk dikunjungi yaitu Gili Panjang, Gili Keramat dan Gili Temudong. Biasanya, paket wisatanya komplit kamu bisa mengunjungi semua pulau kecil ini. Kamu sebenarnya bisa diantar kesana oleh boat/perahu yang kamu gunakan tentu dengan tambahan biaya.
















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kompetisi Vs Pandemi

Mengikuti kompetisi sudah menjadi kebiasaanku sejak SD hingga sekarang. Meski jarang menang, tetapi sudah ikut berpartisipasi saja rasanya bahagia sekali. Ketika pandemi Covid 19 terjadi pada bulan Maret tahun 2020, hikmahnya kita lebih gampang mengikuti lomba seperti menulis Esai,  artikel, opini, KTI, cerpen, puisi, seminar, lomba desain, photografi, pelatihan, fellowship, nulis buku, beasiswa dan lain-lain. Jika dihitung, jumlah project menulis kala pandemi yang aku ikuti sekitar 30 lebih dari non Fiksi hingga Fiksi tapi yang menang bisa dihitung jari. Namun dari effort tersebut, banyak yang kita dapatkan yaitu kiriman buku gratis dari funding internasional dan nasional,  teman baru, relasi, wawasan, update teknologi aplikasi, hadiah menarik dan lain-lain serta jangan lupakan hadiah uang dan pulsa🤭😉. Selanjutnya, tahun 2021 bersiap untuk kompetisi lagi. Jika ada yang termotivasi dengan tulisan ini, maka tetap semangat, optimis, jangan pernah insecure, iri hati, dengki dan...

Lalu Dia Lala Jinis Kisah Romeo Juliet Alas-Sateluk

Resensi By: Susi Gustiana Betapa bahagia  mencium aroma buku , pikiranku menari 'seolah menemukan harta karun'.    Buku Lalu Dia dan Lala Jinis  adalah cerita rakyat Sumbawa yang di tulis oleh bapak Dinullah Rayes. Nama Rayes merupakan marga dari keturunan kedatuan Alas. Cerita ini bersemi dihati penduduk terutama dari bagian barat tepatnya di kecamatan Alas. Kisah kasih diantara dua pasang anak muda romeo dan Juliet Sumbawa ini diriwayatkan oleh orang tua dengan menggunakan bahasa yang puitik melalui lawas. Lawas samawa merupakan puisi lisan tradisional pada umumnya tiap bait terdiri dari 3 baris. Dipengantar awal buku penulis menyebutkan bahwa kisah ini ditembangkan oleh orangtua yang   mahir balawas (menembangkan syair) dengan suara merdu menawan dan mempesona bagi siapapun yang mendengar. Tradisi di Sumbawa bagi orang yang bisa mendongeng atau bercerita itu disebut Badia. Tau Badia (orang/seniman yang menyampaikan cerita) sering diund...

Tugu Simpang 5 Aceh!!!! Begitu ‘Sempurna’

Kalian tahu tidak lagu sempurna dari Andra and The Backbone mungkin itu tepat untuk menggambarkan monument ini. “Belum ke Aceh namanya jika belum mengunjungi salah satu tugu atau monumen yang sangat ikonik dan keren ini” kata Pak Marzuki guide kami selama di Aceh. Yupz…..Namanya tugu simpang 5, oleh ibu-ibu rombongan dari Sumbawa yang antusias untuk mengambil gambar berselfia ria bahwa   di monumen ini. Menurut mereka tugu simpang 5 juga disebut tugu selamat datang. Karena lokasinya berada di pusat kota dan punya nilai filosofi yang sangat mendalam. Dalam catatan sejarah, tugu ini berada di lima persimpangan jalan protokol yang selalu padat, yaitu jalan Tgk. H. M. Daud Beureuh, T. Panglima Polem, Sri Ratu Safiatuddin, Pangeran Diponegoro, dan jalan Teungku Angkasa Bendahara. Di lihat dari desainnya, ada 4 eksplorasi konsep dari  tugu Simpang Lima Aceh  ini, yaitu axis-oriented (sumbu), urban oase, multi-purposes building, dan landmark kota Banda Aceh. T...