Abdul Azis, S. Pd seorang guru di
SDN Nijang Kecamatan Unter Iwes manfaatkan takokak, terong hutan dan papan
bekas sebagai media pembelajaran. Pendekatan solusi lokal untuk masalah lokal
mulai dirasakan manfaatnya. Masyarakat
Sumbawa umumnya hanya menggunakan takokak dan terong hutan sebagai bahan
makanan atau pelengkap masakan seperti ketika membuat masakan sepat, singang
atau cengka. Namun siapa sangka, hadirnya INOVASI di Sumbawa membuat guru
melirik dan memanfaatkan tumbuhan satu ini sebagai media pembelajaran numerasi
yang menyenangkan.
Guru kelahiran Mokong Moyo Hulu 28
Mei 1977 ini menyebutkan kata ampek dalam bahasa Sumbawa adalah papan bekas.
Sedangkan hitung artinya berhitung. Jadi, ampek hitung artinya papan berhitung.
Ampek hitung sengaja dibentuk seperti boneka manusia setengah jadi untuk
memancing rasa ingin tahu anak-anak dalam proses belajar matematika.
“Kabetulan sekolah kami berlokasi tidak jauh dari
sawah dan perkebunan sehingga terong hutan dan takokak tumbuh subur disekitar
halaman sekolah, kemudian di dekat rumah saya ada tukang kayu yang biasanya
membuang sisa papan tidak terpakai, saya lalu meminta papan bekas tersebut
sebagai bahan utama” tutur Abdul Azis.
Sebagai seorang Fasda (Fasilitator
Daerah) program rintisan PERMATA Abdul Azis mengungkapkan ampek hitung bisa
menggunakan biji-bijian yang lain atau buah-buahan lain sesuai kreatifitas
masing-masing guru. Mengoperasikan ampek
hitung seperti sedang bermain sulap. Abdul Azis
menerangkan cara pengoperasian ampek hitung dipadukan dengan kupon ajaib berisi kalimat
perintah atau pertanyaan seputar materi penjumlahan atau pengurangan.
Berikut langkah-langkah menggunakan
ampek hitung. Pertama, kupon ajaib di buka kemudian anak-anak akan di tuntun
untuk mengoperasikan ampek hitung. kedua, ketika anak-anak mendapat kata
perintah DEPAN maka yang diambil adalah media hitung dari terung hutan yang
berada di sebelah kanan dan ketika mendapat kata perintah BELAKANG maka yang
diambil adalah media tekokak disebelah Kiri. Misalnya operasi penjumlahan 7+5= … ambil
tekokak atau terong 7 buah dihitung secara runtut dimasukan melalui lubang
khusus diatas kotak tengah yang besar setelah itu ambil dikotak kiri sebanyak 5
terong atau tekokak dihitung secara runtut juga sampai lima. Ketiga, ketika
anak-anak mendapat pertanyaan tentang pengurangan misalnya 8-6=...maka langkah
operasi dengan ampek hitung adalah
mengambil terong dari kanan 8 biji kemudian masukan ke kotak tengah
tanpa melalui lubang kotak kecil diatasnya , Setelah 8 terong dimasukan dalam
kotak kemudian diambil 6 dimasukan ke kotak kiri dan hasil akhir dari 8-6 akan
kelihatan dikotak tengah yaitu 2 biji terung. Dibagian akhir, anak-anak bisa
menulis di papan bahwa 8-6=2.
Setelah mempraktekan media ini
kepada anak-anak tutur Abdul Azis, mereka terlihat lebih bersemangat dan tidak
mudah bosan dalam belajar penjumlahan dan pengurangan. Bahkan, media ini juga
dapat digunakan untuk operasi perkalian dan pembagian dengan penambahan alat
peraga berupa gelas plastik atau wadah kecil dibelakang papan. Selanjutnya, papan
stroform ditempel dibelakang ampek setelah itu anak-anak diarahkan mengambil
bahan terung hutan atau tekokak dari kanan kemudian membagi atau mengalikan nya
sesuai perintah soal atau Masalah yang ditempelkan dibelakang papan.
Selain itu, ampek hitung juga dapat
digunakan baik didalam maupun diluar kelas. Inilah saatnya guru harus mampu
mencari suasana belajar yang berbeda tidak mesti didalam ruangan semata.
“Belajar di luar kelas dapat
dirasakan manfaatnya oleh anak anak, suasana bebas sejauh jauh mata memandang
menimbulkan pikiran dan semangat baru berbeda ketika terus belajar didalam
ruangan” kata Abdul Azis.
Semangat untuk menjadi bagian dari
pencerdas anak-anak bangsa adalah motivasi terbesar dalam menjalankan profesi sebagai
seorang guru.
17 tahun menjadi guru, membuat Abdul
Azis sadar betapa mulianya profesi sebagai pahlawan tanpa tanda jasa ini. Abdul
Azis berharap guru-guru dampingan INOVASI mulai membuat media pembelajaran
sesuai dengan konteks masalah lokal.
“Saya membuat media pembelajaran agar
anak-anak senang belajar numerasi dan berharap yang saya lakukan dapat
memotivasi teman-teman guru lainnya”
kata Abdul Azis.
Komentar
Posting Komentar