Indonesia telah mengalami kemajuan
yang baik dalam meningkatkan akses ke pendidikan, terutama di tingkat sekolah
dasar. Pendaftaran sekolah telah mencapai tingkat universal, sebagaimana
digambarkan melalui indikator nasional tingkat pendaftaran kotor (gross) dan
bersih (net). Namun, peningkatan tingkat pendaftaran ini tidak sejalan dengan
peningkatan hasil pembelajaran siswa. Menurut hasil Program Penilaian Siswa
Internasional atau Programme for International Student Assessment (PISA),
prestasi siswa Indonesia berada di bawah siswa di negara berkembang lain di
wilayah yang sama. Hasil-hasil dari Program Penilaian Nasional Indonesia atau
Indonesian National Assessment Program (INAP) memastikan bahwa hasil
pembelajaran siswa masih berada di bawah harapan. Oleh karena itu, pemerintah
sedang fokus untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar serta
pengajaran agar dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa.
Innovation for Indonesia’s School
Children (INOVASI) merupakan program pendidikan bersama yang didanai oleh
Pemerintah Australia dengan bermitra dengan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia. Program ini bertujuan untuk
mendukung Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan prestasi siswa, terutama di
bidang literasi dan numerasi, di kelas-kelas awal. INOVASI berupaya memahami
dan mengatasi tantangan pembelajaran terkait literasi dan numerasi di ruang
kelas dan sekolah di Indonesia. INOVASI tahap pertama berjalan dari 2016 hingga
2019.
INOVASI beroperasi melalui percontohan
yang menguji intervensi mana yang berhasil dalam konteks tertentu untuk
meningkatkan hasil pembelajaran. Berbagai percontohan telah dilaksanakan di 17
kabupaten mitra di empat provinsi. Guru BAIK merupakan percontohan yang
pertama, dan dilaksanakan di Kabupaten Lombok Utara dan Sumbawa dari Januari
hingga Mei 2017. Guru BAIK bertujuan untuk mengembangkan kapasitas guru,
melengkapi mereka dengan pengetahuan dan keterampilan untuk memadukan prinsip
penelitian aksi ke dalam metode pengajaran dan pemecahan masalah mereka, agar
dapat mengatasi isu dan tantangan mendesak yang berkaitan dengan literasi dan
numerasi di kelas mereka.
Percontohan ini, berdasarkan prinsip
penelitian aksi ruang kelas, terdiri dari serangkaian lokakarya, dan meliputi
proses bersiklus yang melalui sejumlah tahap yang didorong oleh permasalahan,
yaitu mengidentifikasi masalah, merencanakan aksi untuk mengatasi masalah
tersebut, mengambil tindakan dan mengumpulkan data, menganalisis hasil
tindakan, serta bercermin dari dan merencanakan kembali tindakan tersebut.
Total 50 sekolah dari seluruh Lombok Utara dan Sumbawa, masing-masing 25 sekolah, ikut serta dalam Guru BAIK. Semua sekolah tersebut merupakan sekolah negeri, kecuali satu sekolah Islam. Seluruhnya juga berada di bawah kewenangan Kemendikbud. Pada saat percontohan dilaksanakan, INOVASI hanya bekerja sama dengan Kemendikbud, sebelum kemudian juga berkolaborasi dengan Kementerian Agama (Kemenag).
Sebelum melaksanakan percontohan, kami melakukan studi awal untuk percontohan Guru BAIK dan Gema Literasi di waktu yang sama. Gema Literasi adalah proyek literasi yang dilaksanakan oleh Save the Children sebagai mitra INOVASI. Proyek ini fokus untuk memperbaiki literasi siswa dengan mengembangkan kapasitas guru dalam mengajarkan literasi dan meningkatkan dukungan dari masyarakat. Penerima manfaat Guru BAIK adalah para guru, sementara Gema Literasi juga menyasar orang tua. Kajian akhir untuk kedua percontohan ini dilakukan pada bulan Agustus 2018.
Total 50 sekolah dari seluruh Lombok Utara dan Sumbawa, masing-masing 25 sekolah, ikut serta dalam Guru BAIK. Semua sekolah tersebut merupakan sekolah negeri, kecuali satu sekolah Islam. Seluruhnya juga berada di bawah kewenangan Kemendikbud. Pada saat percontohan dilaksanakan, INOVASI hanya bekerja sama dengan Kemendikbud, sebelum kemudian juga berkolaborasi dengan Kementerian Agama (Kemenag).
Sebelum melaksanakan percontohan, kami melakukan studi awal untuk percontohan Guru BAIK dan Gema Literasi di waktu yang sama. Gema Literasi adalah proyek literasi yang dilaksanakan oleh Save the Children sebagai mitra INOVASI. Proyek ini fokus untuk memperbaiki literasi siswa dengan mengembangkan kapasitas guru dalam mengajarkan literasi dan meningkatkan dukungan dari masyarakat. Penerima manfaat Guru BAIK adalah para guru, sementara Gema Literasi juga menyasar orang tua. Kajian akhir untuk kedua percontohan ini dilakukan pada bulan Agustus 2018.
Namun, karena gempa bumi yang
menyerang Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Agustus 2018, studi akhir ini harus
dibatalkan di Lombok Utara, dan hanya fokus di Sumbawa. Sumbawa juga setelah
itu terkena gempa bumi, sehingga studi akhir ini tidak dapat diselesaikan di
seluruh sekolah mitra Guru BAIK dan Gema Literasi. Sementara itu, studi lain
telah dilakukan untuk menjembatani ketimpangan pengetahuan terhadap program
Guru BAIK dan Gema Literasi di Lombok Utara, dan di saat yang sama menjawab
kebutuhan lokal. Ini adalah studi tentang bencana dan bagaimana guru merenspon
situasi tersebut. Pengumpulan data dilakukan dari Desember 2018 hingga Januari
2019.
Laporan ini memaparkan temuan utama
dari survei akhir percontohan Guru BAIK, dan menguraikan beberapa temuan kunci
dan komparabel dari studi akhir Gema Literasi serta studi bencana yang
disebutkan di atas, meskipun laporan terpisah telah disusun untuk masing-masing
studi tersebut. Selain itu, data monitoring dan studi pertengahan Guru BAIK
juga dicantumkan dalam laporan ini.
Komentar
Posting Komentar