Setiap kali sakit, nenek selalu bilang, 'belum kok', masih lama nenek meninggal,
pasti nenek akan
sembuh, nenek baru akan meninggal setelah kamu wisuda.
Itulah kata-kata yang terus diucapkan nenekku.
Ternyata apa yang dikatakan nenekku benar, setelah wisuda nenek sakit keras. Beberapa jam setelah acara wisuda, rombongan keluargaku sampai dikampung, begitu sampai rumah mama keget karena nenek keadaan nenek sangat drof, mama ketika itu langsung menelpon.
"Anak, kalau bisa sekarang juga kamu pulang ya, nenek mu sakit" kata mamaku ditelpon.
mendengar suara mama aku langsung menangis, dan menelpon kakak intan sepupuku untuk segera pulang sore itu juga.
Aku merasa Perjalanan dari Sumbawa ke Lekong kecamatan Alas Barat yang hanya 2 jam seperti 5 jam, aku terus meneteskan air mata, sementara adik sepupuku budin dan kakak intan berkonsentrasi didepan mengendarai motor, kami sampai di rumahku malam hari. Padahal, begitu banyak undangan syukuran dari teman-teman pasca wisuda, namun tidak satupun yang bisa aku hadiri.
Begitu sampai di rumah, aku langsung memeluk nenek, kemudian nenekku berkata
"Kamu sudah wisuda ya, tidak ada hutang kita kan untuk biayai wisuda mu?" kata nenek
Kemudian aku menjawab
"Alhamdulillah tidak ada hutang Nek, justru aku dikasih uang karena berprestasi" ucapku.
Dengan raut bahagia, nenekku cukup senang mendengar perkataan ku.
Malam itu, aku tidur disamping nenek, semua keluarga sudah berkumpul dan ganti-gantian menjaga nenek.
Hanya 3 hari setelah aku wisuda, saat itu wisuda tanggal 29 Desember 2015 dan nenek Fatimah menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 2 Januari tahun 2016. Sebelum meninggal diusia 78 tahun, nenek mengumpulkan semua anak-anaknya, beliau meminta maaf kepada semua anak-anaknya, anak nenek ada 5 dan semuanya berkumpul disamping nenek. Tiba-tiba mamaku menangis terisak saat nenek mengucapkan lafas Lailahailullah, dan nenek meminta tolong agar jendela kamar ditutup karena nenek mau tidur, ternyata tidur itu adalah nenek pergi untuk selama-lamanya.
Aku sayang nenek, terimakasih sudah menjagaku selama ini. Engkau nenek sekaligus ibuku, aku mencintaimu, meski tak sempat nenek melihat aku menikah, meski tak sempat nenek gendong anakku, meski nenek tidak sempat ku berikan hadiah gaji pertamaku setelah kuliah, semoga nenek tenang disana, semoga kuburan nenek dilapangkan, dan dilindungi dari siksa kubur.
Aku sayang nenek
terlalu banyak kesalahanku padamu, aku sering membangkang dan hampir gila saat ditinggal mama merantau ke saudi, aku pukul nenek dengan kayu karena hampir gila tapi nenek yang setia menemaniku, memasak untukku, menjahit bajuku yang robek, membelikan aku payung agar tidak kehujanan saat pergi dan pulang sekolah, mendongeng hingga aku tertidur lelap.
Semoga Nenek tenang disana, kelak semoga kita bisa bertemu ya Nek.


Komentar
Posting Komentar