Sekolah ini
memiliki cara unik dan patut dicontoh oleh sekolah lainnya di Kabupaten Sumbawa.
Meski dilanda kemarau panjang, kondisi
taman di SDN 1 Hijrah Kecamatan Lape tetap asri. Ternyata, para siswa membawa
air dari rumah masing-masing menggunakan alat penampung air sederhana. Alat itu
terbuat dari bokar dan latuk, sebagai alat untuk menyiram tanaman. Buah bokar atau
dalam bahasa Indonesia disebut buah labu sedangkan latuk dalam bahasa Indonesia
adalah bambu, bagi masyarakat Sumbawa penggunaannya sudah dikenal sejak tempo
dulu oleh para nenek moyang sebagai alat menampung air bersih yang dibawa dari
sungai atau sumur hingga terus diwariskan secara turun temurun kepada anak
cucu. Namun, belakangan ini karena kemajuan teknologi informasi, banyak
anak-anak muda milenial yang sudah tidak mengenal penggunaan benda-benda lokal
karena digantikan dengan teknologi modern.
Dengan
semangat mempertahankan kearifan lokal, kepala sekolah mengajak para guru dan
siswa untuk kembali menggunakan benda lokal sebagai alat mengangkut air.
Hadiatollah,
S.Pd SD kepala sekolah SDN 1 Hijrah dan SMP Satap Lape mengatakan bahwa kemarau
panjang dampaknya juga dirasakan di sekolahnya.
Disebutkan,
air sumur mengering sehingga hanya bisa dipakai oleh anak-anak untuk buang air
sedangkan untuk menyiram tanaman di sekolah tidak ada air lagi.
Oleh karena
itu, kepala sekolah energik ini yang dilantik 1 bulan yang lalu meminta kepada
para siswanya membawa air dari rumah menggunakan
latuk dan bokar.
Begitupun
dengan orangtua siswa, mereka merasa senang membuat bentuk bokar dan latuk ini
semenarik mungkin agar anak-anaknya senang membawa air ke sekolah.
“Anak-anak
kami jadi mencintai tanaman, setiap pagi mereka datang ke sekolah mereka
langsung menuangkan air ke tanaman-tanaman yang ada di taman sekolah, secara
tidak langsung kegiatan membawa air ke sekolah ini menumbuhkan rasa cinta
lingkungan kepada anak didik kami” katanya.
Kondisi alam
menyebabkan sekolah yang terletak di kaki gunung Labaong ini melahirkan inovasi
yang sangat menginspirasi. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG) NTB bahwa Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Sumbawa
menyebabkan sebagian kecamatan mengalami kekeringan cukup parah. Salah satu
daerah yang mengalami hal itu adalah wilayah kecamatan Lape.
Komentar
Posting Komentar