Langsung ke konten utama

Karena INOVASI, Siti Aisyah Lakukan Eksplorasi Media Pembelajaran Numerasi


Siti Aisyah, S. Pd SD, guru SDN 2 Lopok merasa beruntung menjadi bagian dalam program INOVASI untuk pendidikan anak Indonesia. Program kerjasama antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Australia ini merupakan kesempatan emas yang dimanfaatkan dengan baik oleh Siti Aisyah.



Menurutnya, menggali potensi dan menemukan solusi pembelajaran adalah motivasi terbesarnya dalam mengikuti kegiatan INOVASI. Hal itu diaplikasikan dengan aktif mengikuti pelatihan dan pendampingan rintisan program PERMATA (Peningkatan Kualitas Pembelajaran Numerasi Dasar di Kelas Awal) di gugus satu Kecamatan Lopok pada tahun 2018 hingga awal tahun 2019.
“Saya banyak mendapat ilmu tentang cara mengajar khususnya pelajaran Matematika. Bersama INOVASI, wawasan kita semakin bertambah,” kata Siti Aisyah, SPd SD.
Selama ini dalam mengajar numerasi terutama di kelas 3, masih ada siswa yang belum lancar membaca dan ada pula siswa yang belum paham makna kalimat, sehingga mereka kadang-kadang lama bisa memahami materi.
Siti Aisyah akhirnya berpikir bagaimana solusi untuk memecahkan tantangan tersebut. Dengan pendekatan solusi lokal untuk masalah lokal, dirinya membuat media kantong bilangan. Kantong Bilangan memudahkan Siti mengajarkan numerasi pada siswa yang masih belum lancar membaca maupun siswa yang belum mengerti makna kalimat. Kantong bilangan terbuat dari kertas manila bekas dihiasi tempelan kertas berbentuk kantong persegi empat yang tertulis Ribuan, Ratusan, Puluhan, dan Satuan. Pada tiap-tiap kantong diletakkan stik es krim. Pada Kantong seribuan letakan stik es krim sebanyak 4 buah lalu ikat dengan karet, 4 buah stik yang diikat menjadi satu tersebut disebut 1000, kemudian pada kantong seratusan, letakan 3 buah stik es krim lalu ikat dengan karet hingga menyatu dan disebut seratus. Selanjutnya, pada kantong puluhan letakan 2 buah stik es krim lalu ikat dengan karet hingga menyatu dan disebut puluhan, terakhir pada kantong satuan letakan satu buah stik dan dibaca satuan.
Siti Aisyah menjelaskan cara menggunakan kantong bilangan untuk menunjukan nilai tempat pada bilangan 4325, pada kantong ribuan diisi dengan 4 ikat stik artinya dalam satu ikat ada 4 buah stik yang diperlukan, sehingga untuk menunjukan bilangan 4000 maka terdapat 4 barisan/ikatan stik yang jumlahnya sebanyak 16 buah stik. Pada kantong ratusan memuat 3 ikat stik, sehingga untuk menunjukan bilangan 300 terdapat 3 ikatan/barisan stik yang jumlahnya 9 buah stik. Selanjutnya, pada kantong puluhan  terdapat 2 ikat stik yang artinya dibutuhkan 4 buah stik untuk menunjukan nilai puluhan, dan kantong satuan berisikan 5 buah stik.  Dengan kantong bilangan ini, siswa dapat memahami bahwa stik yang ada di dalam kantong tersebut menunjukan angka 4.325.
Lebih jauh sambung Siti Aisyah, stik yang diletakan pada kantong bilangan membuat siswa cepat memahami nilai tempat masing-masing bilangan. Setelah menggunakan media pembelajaran, semua siswa dapat aktif belajar. Siswa yang belum bisa membaca maupun belum mengerti makna kalimat dengan kantong bilangan dapat lebih mudah memahami dan menjawab soal dengan benar.
“Setiap hari tetap kita menggunakan media. Walaupun hanya dari kertas bekas, biji asam, kelereng dan lain-lain khususnya di pelajaran Matematika,” ucap Siti Aisyah.
Guna meningkatkan semangat dan motivasi belajar siswa, ruangan kelas dihias dan dipajang berbagai macam media pembelajaran. Ada kantong bilangan untuk mengajarkan nilai tempat, ada gambar pecahan untuk mengajarkan pecahan, ada gambar berbagai macam bangun datar untuk mengajarkan bangun datar, ada kartu transparan yang diberi arsiran untuk mengajarkan penggabungan pecahan dan pengambilan pecahan dan media lainnya khususnya yang digunakan saat pendampingan dari INOVASI.
“Siswa saya, alhamdulillah, mengalami perubahan. Mereka semakin gemar belajar matematika serta ada juga peningkatan nilai sebagai hasil dalam proses belajar mengajar,” ungkap Siti Aisyah.
Guru kelas 3 SDN 2 Lopok ini, lahir di Sumbawa pada tanggal 20 Desember tahun 1967. Menyadari orangtuanya tidak mampu untuk membiayai sekolahnya hingga ke bangku kuliah, Siti Aisyah terpikir saja ingin menjadi guru. Dahulu, untuk menjadi guru hanya masuk sekolah guru (SPG) yang cukup singkat dan tidak perlu kuliah. Seiring berjalannya waktu, begitu tamat SPG Siti Aisyah mengikuti tes CPNS sebagai guru dan lulus sebagai guru SD sejak tahun 1989.
Alhmdulillah, hingga sekarang saya mencintai profesi  saya sebagai guru, meski dahulu saya menjadi guru karena faktor ekonomi orangtua yang tidak mampu” tambah Siti Aisyah.
“Saya pertama kali mendapat SK mengajar Tahun 1989 sampai 1992 di SDN Simu, Kecamatan Plampang. Pada tahun 1992 sampai 1994 saya dimutasi ke SDN Lebin, Kecamatan Ropang. Pada tahun 1995 sampai 2000 saya dimutasi ke SDN Bagetango Kecamatan Lape Lopok. Pada tahun 2001 sampai sekarang saya mengajar di SDN 2 Lopok. Saya menikmati setiap prosesnya,” imbuh Siti Aisyah.
Hingga awal tahun 2000, pemerintah kemudian menerbitkan peraturan yang mewajibkan guru meningkatkan pendidikan. Hingga, pada tahun 2003 Siti Aisyah menempuh pendidikan Diploma II di bangku kuliah Universitas Terbuka. Selanjutnya, pada tahun 2009 Siti Aisyah kembali melanjutkan pendidikan untuk mengambil gelar Sarjana (SPd SD ) di Universitas Terbuka.
“Harapan saya pribadi agar kegiatan INOVASI ini dapat berlanjut agar semua teman-teman guru sampai kelas atas dapat mengikuti program. Kemampuan SDM guru dapat terus meningkat apalagi sekarang ini memasuki era industri 4,0,” demikian pungkas Siti Aisyah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kompetisi Vs Pandemi

Mengikuti kompetisi sudah menjadi kebiasaanku sejak SD hingga sekarang. Meski jarang menang, tetapi sudah ikut berpartisipasi saja rasanya bahagia sekali. Ketika pandemi Covid 19 terjadi pada bulan Maret tahun 2020, hikmahnya kita lebih gampang mengikuti lomba seperti menulis Esai,  artikel, opini, KTI, cerpen, puisi, seminar, lomba desain, photografi, pelatihan, fellowship, nulis buku, beasiswa dan lain-lain. Jika dihitung, jumlah project menulis kala pandemi yang aku ikuti sekitar 30 lebih dari non Fiksi hingga Fiksi tapi yang menang bisa dihitung jari. Namun dari effort tersebut, banyak yang kita dapatkan yaitu kiriman buku gratis dari funding internasional dan nasional,  teman baru, relasi, wawasan, update teknologi aplikasi, hadiah menarik dan lain-lain serta jangan lupakan hadiah uang dan pulsa🤭😉. Selanjutnya, tahun 2021 bersiap untuk kompetisi lagi. Jika ada yang termotivasi dengan tulisan ini, maka tetap semangat, optimis, jangan pernah insecure, iri hati, dengki dan...

Lalu Dia Lala Jinis Kisah Romeo Juliet Alas-Sateluk

Resensi By: Susi Gustiana Betapa bahagia  mencium aroma buku , pikiranku menari 'seolah menemukan harta karun'.    Buku Lalu Dia dan Lala Jinis  adalah cerita rakyat Sumbawa yang di tulis oleh bapak Dinullah Rayes. Nama Rayes merupakan marga dari keturunan kedatuan Alas. Cerita ini bersemi dihati penduduk terutama dari bagian barat tepatnya di kecamatan Alas. Kisah kasih diantara dua pasang anak muda romeo dan Juliet Sumbawa ini diriwayatkan oleh orang tua dengan menggunakan bahasa yang puitik melalui lawas. Lawas samawa merupakan puisi lisan tradisional pada umumnya tiap bait terdiri dari 3 baris. Dipengantar awal buku penulis menyebutkan bahwa kisah ini ditembangkan oleh orangtua yang   mahir balawas (menembangkan syair) dengan suara merdu menawan dan mempesona bagi siapapun yang mendengar. Tradisi di Sumbawa bagi orang yang bisa mendongeng atau bercerita itu disebut Badia. Tau Badia (orang/seniman yang menyampaikan cerita) sering diund...

Tugu Simpang 5 Aceh!!!! Begitu ‘Sempurna’

Kalian tahu tidak lagu sempurna dari Andra and The Backbone mungkin itu tepat untuk menggambarkan monument ini. “Belum ke Aceh namanya jika belum mengunjungi salah satu tugu atau monumen yang sangat ikonik dan keren ini” kata Pak Marzuki guide kami selama di Aceh. Yupz…..Namanya tugu simpang 5, oleh ibu-ibu rombongan dari Sumbawa yang antusias untuk mengambil gambar berselfia ria bahwa   di monumen ini. Menurut mereka tugu simpang 5 juga disebut tugu selamat datang. Karena lokasinya berada di pusat kota dan punya nilai filosofi yang sangat mendalam. Dalam catatan sejarah, tugu ini berada di lima persimpangan jalan protokol yang selalu padat, yaitu jalan Tgk. H. M. Daud Beureuh, T. Panglima Polem, Sri Ratu Safiatuddin, Pangeran Diponegoro, dan jalan Teungku Angkasa Bendahara. Di lihat dari desainnya, ada 4 eksplorasi konsep dari  tugu Simpang Lima Aceh  ini, yaitu axis-oriented (sumbu), urban oase, multi-purposes building, dan landmark kota Banda Aceh. T...