Langsung ke konten utama

Siput Dan Rusa




Pada zaman yang lampau, konon ceritanya terjadi peristiwa yang agak ajaib yaitu bersahabatlah dua jenis binatang yang berlainan tempat tinggalnya. Binatang yang hidup di air dan binatang yang hidup di darat, yaitu Siput dan Rusa.

Pada awalnya mereka sangat intim bersahabat. Tetapi pada suatu saat terjadilah perselisihan paham,  dimana di antara keduanya saling mengejek dan memaki. Tidak ada di antara keduanya yang mau mengalah. Keduanya saling membanggakan kehebatan diri masing - masing.

“Akulah yang paling hebat dibanding kamu”. Kata Rusa memuji dirinya.
“Oh. Walaupun aku lebih kecil darimu”. Tetapi jelas akulah yang paling hebat kata siput membanggakan dirinya. “Hei.....Apa sih kehebatanmu?. Siput bertanya sinis.

“Akulah di antara seluruh binatang yang ada di dunia ini yang paling cepat larinya”, kata Rusa menepuk dada.

“Ahai” Kata Siput. ”Aku pernah adu lari dengan harimau, dengan anjing, dengan kuncing, dan ternyata akulah yang menang”, kata Siput sambil terseyum sinis.

“Kalau kau benar - benar hebat maka kau harus membuktikannya. Kau harus adu lari denganku”, kata Rusa menantang. “Dan kau tidak akan menang. Tidak akan menang. Karena kau tidak punya kaki”, kata Rusa agak mengejek.

“Hm....Kau menantangku?”. Tanya Siput. “Meskipun aku tidak punya kaki, dan tubuhku kecil aku tidak akan surut. Aku menerima tantanganmu untuk adu lari”, kata siput mantap.

Sejenak keduanya terdiam. Dalam benaknya Rusa berpikir bagaimana mungkin Siput yang tidak berkaki dan badannya kecil itu akan mampu berlari kencang atau melompat. Sedangkan dirinya dapat melompat sejauh tiga sampai lima meter. Demikian pula Siput, berpikir bagaimana sebaliknya Rusa dapat dikalahkan.

Akhirnya Siput melanjutkan pembicaraan. “Baiklah, daripada kita bertengkar terus memang sebaliknya kita buktikan saja”, lanjut Siput menerima tangangan Rusa. Kita adu lari !. Hanya permintaanku kau berlari lewat jalan darat mengikuti pinggir selokan, dan aku berlari di dalam selokan yang berair”, kata Siput mengajukan persyaratan. Rupanya Rusa setuju dengan persyaratan tersebut. ”Masih satu lagi persyaratannya. Pertandingan lari ini dilakukan pada malam hari”, kata Siput.

“Kapan saja boleh. Malam maupun siang bagiku tidak ada masalah”, kata Rusa penuh keyakinan. “Dan untuk mengetahui siapa yang paling cepat pada saat berlari nanti aku akan memanggilmu”. Kata Rusa kepada Siput. “Kalau suara sahutanmu di belakangku maka berarti kau kalah. Dan kalau sahutanmu di depanku berarti kau menang”, kata Rusa. Selanjutnya sambil menunggu saatnya pertandingan masing-masing mempersiapkan diri dengan sebaik - baiknya. Rusa berusaha untuk tampil sekuat mungkin dan larinya secepat mungkin. Karena itu Rusa segera menuju ke tempat tinggalnya untuk makan sebanyak – banyaknya makanan bergizi. Demikian pula Siput berusaha mengatur siasat bersama - sama temannya yang ribuan jumlahnya. Siput menyadari bahwa untuk mengalahkan Rusa harus dengan siasat. Dan siasat itu sudah terpikir oleh Siput dan teman-temanya.

Tibalah saat yang ditunggu - tunggu, yaitu saat perlombaan Binatang - binatang lainnyapun ramai untuk ambil bagian sebagai penonton. Selesai shalat Isyak, keduanya menuju garis star. Rusa mengambil star di daratan pinggir kali. Dan Siput mengambil star di dalam kali sejajar dengan Rusa. Keduanya tidak saling melihat tetapi dapat saling memanggil. Untuk adilnya maka para binatang lainnya diminta untuk menjadi saksi dan memberikan aba - aba pada saat star. Binatang lainnya menyetujui dengan syarat setelah selesai perlombaan, siapapun yang menang atau kalah tidak boleh ada lagi permusuhan antara Rusa dan Siput.

Sekarang tibalah saat pertandingan. Binatang lainnya memberikan aba - aba tanda perlombaan segera dimulai Satuuu......Duaa......Tiga........Yaa!. Begitu aba - aba selesai dikumandangkan maka Rusa melesat bagaikan anak panah lepas dari busurnya. Lompatan pertama sejauh lima meter. Selanjutnya semakin cepat Binatang lain yang ikut menyaksikan pertandingan itu bersorak sorai gembira. Mereka sangat kagum terhadap kecepatan Rusa berlari. Rusa terus berlari dengan kekuatan penuh. Pikirnya pastilah Siput sudah tertinggal jauh di belakang. Dan kalau dipanggil pastilah tidak akan ada sahutan. Setelah seperempat bagian jarak yang ditempuh, sang Rusa mencoba mengetahui dimana posisi sang Siput berada.

“Hai Siput. Sudah sampai dimana kau berlari?” tanya Rusa. Dalam benaknya pastilah tidak akan ada jawaban. Tetapi di luar dugaan teryata Siput menjawab.

“Hai Rusa. Aku di sini di depanmu”, kata Siput menjawab panggilan Rusa. Sang Rusa kaget karena tidak disangkanya Siput akan secepat itu berada di di depannya tak ampun lagi Rusa menambah kecepatan larinya. Dia berlari sekuat tenaga dan karena cepatnya nyaris tak terlihat dalam pandangan mata pada seperdua jarak tempuh, kembali Rusa memanggil Siput.

“Hai Siput, kau dibelakangku bukan?”. Kata Rusa memanggil.

“Haa Ha Ha. Aku berada empat meter di depanmu. Aku lebih cepat”, kata Siput menjawab dengan tenang.

Sang Rusa terus berlari berusaha menambah kecepatannya meskipun nafasnya sudah terengah - engah. Untung saja Sang Rusa sudah terbiasa berolaraga berlari setiap harinya. Kalau tidak tentunya Rusa akan jatuh terkulai. Tetapi sang Rusa dengan semangat juang yang tinggi terus berlari. Sekarang Rusa akan memasuki tiga perempat jarak tempuh. Sang Rusa siap - siap untuk memanggil sang Siput.

“Hai Sipuuut !. aku sudah mencapai tiga perempat jarak tempuh!” Kata Rusa terengah – engah.

“Aku di sini. Enam meter di depanmu”. Kata Siput mantap. Sang Rusa semakin keheranan. Sungguh tak masuk akal. Bagaimana mungkin dirinya yang sudah berpengalaman berlari cepat akan terkalahkan oleh sang Siput yang kecil dan tidak berkaki itu. “Huh. Sungguh memalukan” pikir Rusa dalam benaknya. Tetapi Rusa terus saja berlari. Dia masih punya kekuatan dan merasa yakin akan memenangkan perlombaan lari ini. Setelah sekian lama berlari maka sebentar lagi Rusa akan mencapai finist. Semakin dekat, semakin dekat ke finist. Pada jarak lima belas meter dari finist dalam kecepatan tinggi Rusa mencoba memanggil sang Siput.

“Hai Sipuut ! Aku akan segera sampai ke finis”. Kata sang Rusa penuh kayakinan. Tetapi segera setelah itu sang Siput menyahut.

“Hai Rusa. Aku telah sampai ke finis”, jawab Siput dengan suara lantang yang pada saat itu telah berada di finis. Berarti Siputlah yang menang dalam perlombaan itu. Rusa merasa sangat malu. Karena selama ini dianggapnya Siput tidak akan mampu menandinginya. Dan Rusa tetap tak percaya bahwa ternyata siput yang lemah itu telah mengalahkanya. Sesuai dengan perjanjian segera setelah perlombaan selesai, para binatang lainnya menyuruh sang Rusa dan sang Siput bersalam - salaman tanda persahabatan.

Sang Rusa adalah binatang yang suka bangga diri dan suka menganggap enteng yang lemah. Tetapi Rusa juga punya semangat juang yang sangat kuat untuk memenangkan perlombaan. Sedangkan sang Siput yang lemah sesungguhnya menyadari diri bahwa tak mungkin Sang Rusa dapat dikalahkannya. Tetapi sang Siput mempunyai akal yang cerdik. Tak apa memberi pelajaran kepada Sang Rusa sahabatnya itu. Nah. Bagaimana rahasia kemenangan sang Siput ?. Diantara para binatang yang melihat perlombaan itu tidak ada yang tahu tentang rahasia kemenangan sang Siput. Tetapi mungkin pembaca mengetahuinya. Pikirkanlah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kompetisi Vs Pandemi

Mengikuti kompetisi sudah menjadi kebiasaanku sejak SD hingga sekarang. Meski jarang menang, tetapi sudah ikut berpartisipasi saja rasanya bahagia sekali. Ketika pandemi Covid 19 terjadi pada bulan Maret tahun 2020, hikmahnya kita lebih gampang mengikuti lomba seperti menulis Esai,  artikel, opini, KTI, cerpen, puisi, seminar, lomba desain, photografi, pelatihan, fellowship, nulis buku, beasiswa dan lain-lain. Jika dihitung, jumlah project menulis kala pandemi yang aku ikuti sekitar 30 lebih dari non Fiksi hingga Fiksi tapi yang menang bisa dihitung jari. Namun dari effort tersebut, banyak yang kita dapatkan yaitu kiriman buku gratis dari funding internasional dan nasional,  teman baru, relasi, wawasan, update teknologi aplikasi, hadiah menarik dan lain-lain serta jangan lupakan hadiah uang dan pulsa🤭😉. Selanjutnya, tahun 2021 bersiap untuk kompetisi lagi. Jika ada yang termotivasi dengan tulisan ini, maka tetap semangat, optimis, jangan pernah insecure, iri hati, dengki dan...

Lalu Dia Lala Jinis Kisah Romeo Juliet Alas-Sateluk

Resensi By: Susi Gustiana Betapa bahagia  mencium aroma buku , pikiranku menari 'seolah menemukan harta karun'.    Buku Lalu Dia dan Lala Jinis  adalah cerita rakyat Sumbawa yang di tulis oleh bapak Dinullah Rayes. Nama Rayes merupakan marga dari keturunan kedatuan Alas. Cerita ini bersemi dihati penduduk terutama dari bagian barat tepatnya di kecamatan Alas. Kisah kasih diantara dua pasang anak muda romeo dan Juliet Sumbawa ini diriwayatkan oleh orang tua dengan menggunakan bahasa yang puitik melalui lawas. Lawas samawa merupakan puisi lisan tradisional pada umumnya tiap bait terdiri dari 3 baris. Dipengantar awal buku penulis menyebutkan bahwa kisah ini ditembangkan oleh orangtua yang   mahir balawas (menembangkan syair) dengan suara merdu menawan dan mempesona bagi siapapun yang mendengar. Tradisi di Sumbawa bagi orang yang bisa mendongeng atau bercerita itu disebut Badia. Tau Badia (orang/seniman yang menyampaikan cerita) sering diund...

Tugu Simpang 5 Aceh!!!! Begitu ‘Sempurna’

Kalian tahu tidak lagu sempurna dari Andra and The Backbone mungkin itu tepat untuk menggambarkan monument ini. “Belum ke Aceh namanya jika belum mengunjungi salah satu tugu atau monumen yang sangat ikonik dan keren ini” kata Pak Marzuki guide kami selama di Aceh. Yupz…..Namanya tugu simpang 5, oleh ibu-ibu rombongan dari Sumbawa yang antusias untuk mengambil gambar berselfia ria bahwa   di monumen ini. Menurut mereka tugu simpang 5 juga disebut tugu selamat datang. Karena lokasinya berada di pusat kota dan punya nilai filosofi yang sangat mendalam. Dalam catatan sejarah, tugu ini berada di lima persimpangan jalan protokol yang selalu padat, yaitu jalan Tgk. H. M. Daud Beureuh, T. Panglima Polem, Sri Ratu Safiatuddin, Pangeran Diponegoro, dan jalan Teungku Angkasa Bendahara. Di lihat dari desainnya, ada 4 eksplorasi konsep dari  tugu Simpang Lima Aceh  ini, yaitu axis-oriented (sumbu), urban oase, multi-purposes building, dan landmark kota Banda Aceh. T...