Ilmu
yang baik adalah ilmu yang bermanfaat. Untuk dapat memperoleh ilmu yang
bermanfaat, ada adab-adab dalam menuntut ilmu yang sebaiknya kita lakukan,
yaitu :
o 1.Mengikhlaskan niat menuntut
ilmu karena Allah Ta’ala. Tidak boleh kita dalam menuntuk ilmu
berniat untuk tujuan yang tidak baik seperti untuk berbantahan dengan ulama,
untuk membantah orang-orang bodoh agar terlihat hebat atau perbuatan tidak baik
lainnya. Menurut Imam Ibnu Jama’ah rahimahullah, “Niat yang baik dalam menuntut
ilmu hendaklah ditujukan hanya untuk mengharap wajah Allah, beramal dengannya,
menghidupkan syariat, menerangi hatinya, menghiasi batinnya, dan mengharap
kedekatan dengan Allah pada hari kiamat, serta mencari segala apa yang Allah
sediakan untuk ahlinya (ahli ilmu) berupa keridhaan dan karuniaNya yang besar.”
o 2.Memohon ilmu yang bermanfaat.
Hendaknya setiap penuntuk ilmu senantiasa memohon ilmu yang bermanfaat kepada
Allah subhanahu wa Ta’ala dan memohon pertolongan
kepadaNya dalam mencari ilmu, serta selalu merasa butuh kepadaNya. Diantara doa
yang Rasulullah ucapkan adalah: “Ya Allah, aku memohon kepadaMu
ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amal yang diterima.” (HR.
Ahmad)
o 3.Bersungguh-sungguh
dalam menuntut ilmu. Rasulullah bersabda; “Sesungguhnya ilmu yang
diperoleh dengan (sungguh-sungguh) belajar, dan sikap sabar (penyantun)
diperoleh dengan membiasakan diri untuk sabar. Barangsiapa yang berusaha
(keras) mencari kebaikan maka ia akan memperoleh kebaikan dan barangsiapa yang
menjaga dirinya dari kejelekan (kejahatan) maka ia akan dilindungi Allah dari kejelekan
(kejahatan).” (Diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi dalam al’ilal mutanaahiyah dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu)
o 4.Menjauhkan diri dari dosa dan
maksiat. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan
dalam kitabnya ad-Daa’ wad Dawaa´ bahwa
seseorang tidak mendapat ilmu disebabkan dosa dan maksiat yang dilakukannya.
Dosa yang paling besar adalah syirik dan durhaka kepada orangtua. Serta
dosa-dosa besar lainnya, seperti makan harta orang lain, utang tidak dibayar,
muamalah riba, minum khamr, makan dan
minum dari usaha yang haram, membuka aurat di depan yang bukan mahramnya,
dusta, ghibah, dan memfitnah seorang muslim. Termasuk sulit untuk menahan gerak
lisannya.
o 5.Tidak boleh sombong dan malu. Lihatlah
bagaimana Nabi Musa meninggalkan dakwahnya untuk sementara waktu kemudian
menuntut ilmu kepada Nabi Khidir.
o 6.Diam dan mendengarkan baik-baik
pelajaran yang disampaikan. Allah berfirman: “(Yaitu) mereka yang mendengarkan
perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah
orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang
yang mempunyai akal sehat.” (QS. Az Zumar (39) ayat 18).
o 7.Berusaha memahami ilmu yang
disampaikan. Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud pernah berdoa: “Ya
Allah tambahkanlah kepada kami keimanan, keyakinan, dan pemahaman (yang
benar).” (Diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Imam Ahmad).
o 8.Mengikat ilmu dengan tulisan. Rasulullah
bersabda; “Ikatlah ilmu dengan tulisan.” (Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abdil Barr
dari Anas bin Malik)
o 9.Mengamalkan ilmu yang telah
dipelajari. Rasulullah telah mengingatkan agar kita mengamalkan
ilmu yang dipelajari, sebagaimana sabdanya; “Tidak akan beranjak kedua kaki
seorang hamba pada hari kiamat hinggat ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia
habiskan, tentang ilmunya, apa yang telah diamalkan, tentang hartanya darimana
ia peroleh dan kemana ia habiskan, tentang tubuhnya –capek dan letihnya- untuk
apa ia gunakan.” (HR. Ar Tirmidzi).
Dal
Dalam hal menuntut ilmu, suri teladan bagi muslimah adalah Ummul mukminin kita
Ibunda Aisyah. Beliau terkenal sebagai wanita yang pakar dalam bidang
periwayatan hadist –sumber hukum dan ajaran Islam yang kedua-, sejarah bangsa
Arab, dan ilmu kedokteran di zamannya. Para penuntut ilmu di zamannya
berbondong-bondong menimba ilmu darinya.
Sumber:Eramuslim
Komentar
Posting Komentar