Langsung ke konten utama

Anak Susah Fokus, Lakukan Kegiatan Ini


Sebuah riset neurologi membuktikan, kini makin banyak anak-anak muda generasi digital yang sulit membangun konsentrasi panjang (misal membaca buku 50 halaman, atau menekuni sebuah pekerjaan yang menuntut deep thinking). Dengan kondisi demikian, maka tugas seorang guru agar peserta didiknya memiliki kemampuan fokus menjadi sangat penting.
Seorang psikolog ternama, Daniel Goleman, dua dekade yang lalu memberikan kejutan dengan emotional intelligence-nya. Kini, buku terbarunya yang berjudul Focus menjadi sangat penting bagi kebutuhan perkembangan dunia saat ini. Menurutnya, di era yang penuh gangguan ini kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan “fokus” menjadi lebih besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Para orangtua dan guru sering mengeluhkan bahwa anaknya susah berkonsentrasi dan tidak bisa fokus. Sayangnya, kondisi ini sering mengarahkan orang dewasa untuk memberikan label “susah fokus” kepada anaknya. Lebih sayang lagi, jika kita memberikan label tersebut berdasarkan penilaian dan ukuran fokus orang dewasa. (baca juga: Cara Agar Guru Dan Orangtua Saling Menguatkan)
Secara psikologis, durasi kemampuan fokus seseorang tidak jauh dari usianya. Anak yang berusia 10 tahun, maka rata-rata ketahanan fokusnya sekitar 10 menit. Jika durasi belajar anak adalah 70 menit, maka seorang guru sepantasnya memberikan jeda setiap 10 menit.
Di kelas, kita bisa melakukannya dengan sangat beragam. Bisa sekadar main tepuk tangan, bernyanyi, atau tebak-tebakan. Berilah jeda, dan lihat perbedaan yang terjadi!
Manfaatnya:
Anak-anak yang terlatih fokus akan lebih menikmati “pengalaman” mencapai sesuatu (proses), ketimbang sesuatu itu sendiri. Anak-anak yang terlatih fokus akan mampu membedakan antara capek fisik (berhenti sesaat dan kemudian melanjutkan lagi) dengan menyerah. Sehingga, mereka tidak berhenti sekolah sebelum selesai, dan dalam kata-kata Prof. Rhenald Kasali, tidak berhenti mendaki sebelum mencapai puncak gunung yang indah. (baca juga: 5 Hal Yang Akan Membunuh Motivasi Siswa)
Melatih anak-anak fokus adalah melatih diri agar terbiasa hidup dalam aturan yang disepakati, fokus pada kesepakatan, mengabaikan hal-hal yang tidak penting, dan tak pulang sebelum selesai.
Dan, setidaknya, saat mereka dewasa, ketika menyetir mobil, mereka bisa fokus ke jalan dan bukannya ke layar televisi, SMS, sosial media, atau menjawab telepon.
Latihan fokus bisa dengan hal-hal sederhana. Berikut ini adalah 3 kegiatan sederhana yang bisa melatih kemampuan fokus pada anak.
  1. Instruksi
Salah satu yang dibutuhkan untuk bisa fokus adalah kemampuan mendengar. Maka, latihlah anak-anak permainan sederhana ini. Kegiatan ini bisa dilakukan di awal pembelajaran atau di sela-sela kegiatan belajar.
Instruksikan kepada peserta didik, jika kalian mendengar kata “kuda” maka kalian harus duduk dan kalian hanya duduk jika mendengar kata “kuda”.
Atau
Jika kalian mendengarkan kata “banggakan”, maka kalian harus menjawab dengan kata “Yes I’am”.
Berceritalah, kemudian munculkan kata yang mirip sebagai pancingan sebelum kata “kuda” muncul.
Lakukan beberapa kali dan kemudian amatilah siswa. Maka, akan kita temukan berbagai kemampuan fokus anak.
Bagian penting dari kegiatan ini adalah melakukan Tanya jawab singkat terhadap kegiatan ini. Hal ini sangat penting agar apa yang mereka lakukan benar-benar berguna.
Kata apa yang mengecoh kalian? Apa yang bisa membantu kita untuk duduk pada saat yang tepat? Bagaimana cara agar kita berhasil melakukannya sesuai instruksi? Dst.
  1. Permainan deadline
Kegiatan ini sangat sederhana. Aktivitas yang dilakukan juga bisa sangat bermacam-macam. Pada intinya, melakukan sesuatu dengan batasan waktu tertentu.
Misalnya, carilah sebanyak-banyaknya dalam waktu satu menit, kata yang huruf terakhirnya adalah huruf “A”.
Carilah sebanyak-banyaknya nama negara yang mengandung huruf “L” dalam waktu dua menit.
Kerjakan lima soal ini dalam waktu lima menit.
Kegiatan ini, bagi anak, sangat menyenangkan. Dari kegiatan ini, kita bisa memantau kondisi fokus anak, kemauan, rasa ingin tahu, dan dalam proses pembelajaran, anak akan menjadi lebih disiplin, lebih fokus tanpa menunda-nunda.
  1. Mencari kata atau huruf dalam bacaan
Caranya: Sediakan dua sampai lima paragraf, kemudian mintalah anak untuk menemukan kata yang diawali dengan huruf “S”.
Sediakan bacaan panjang, kemudian mintalah anak untuk menemukan nama-nama hewan dan memberinya garis bawah.
Sediakan satu paragraf, kemudian mintalah anak untuk menghitung berapa jumlah huruf “H” dalam paragraf tersebut.
Dan lain-lain.
Kegiatan ini juga sangat baik jika dikombinasikan dengan permainan deadline. Yaitu, menemukan kata atau huruf dengan batasan waktu tertentu.

sumber: sejutaguru.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kompetisi Vs Pandemi

Mengikuti kompetisi sudah menjadi kebiasaanku sejak SD hingga sekarang. Meski jarang menang, tetapi sudah ikut berpartisipasi saja rasanya bahagia sekali. Ketika pandemi Covid 19 terjadi pada bulan Maret tahun 2020, hikmahnya kita lebih gampang mengikuti lomba seperti menulis Esai,  artikel, opini, KTI, cerpen, puisi, seminar, lomba desain, photografi, pelatihan, fellowship, nulis buku, beasiswa dan lain-lain. Jika dihitung, jumlah project menulis kala pandemi yang aku ikuti sekitar 30 lebih dari non Fiksi hingga Fiksi tapi yang menang bisa dihitung jari. Namun dari effort tersebut, banyak yang kita dapatkan yaitu kiriman buku gratis dari funding internasional dan nasional,  teman baru, relasi, wawasan, update teknologi aplikasi, hadiah menarik dan lain-lain serta jangan lupakan hadiah uang dan pulsa🤭😉. Selanjutnya, tahun 2021 bersiap untuk kompetisi lagi. Jika ada yang termotivasi dengan tulisan ini, maka tetap semangat, optimis, jangan pernah insecure, iri hati, dengki dan...

Lalu Dia Lala Jinis Kisah Romeo Juliet Alas-Sateluk

Resensi By: Susi Gustiana Betapa bahagia  mencium aroma buku , pikiranku menari 'seolah menemukan harta karun'.    Buku Lalu Dia dan Lala Jinis  adalah cerita rakyat Sumbawa yang di tulis oleh bapak Dinullah Rayes. Nama Rayes merupakan marga dari keturunan kedatuan Alas. Cerita ini bersemi dihati penduduk terutama dari bagian barat tepatnya di kecamatan Alas. Kisah kasih diantara dua pasang anak muda romeo dan Juliet Sumbawa ini diriwayatkan oleh orang tua dengan menggunakan bahasa yang puitik melalui lawas. Lawas samawa merupakan puisi lisan tradisional pada umumnya tiap bait terdiri dari 3 baris. Dipengantar awal buku penulis menyebutkan bahwa kisah ini ditembangkan oleh orangtua yang   mahir balawas (menembangkan syair) dengan suara merdu menawan dan mempesona bagi siapapun yang mendengar. Tradisi di Sumbawa bagi orang yang bisa mendongeng atau bercerita itu disebut Badia. Tau Badia (orang/seniman yang menyampaikan cerita) sering diund...

Tugu Simpang 5 Aceh!!!! Begitu ‘Sempurna’

Kalian tahu tidak lagu sempurna dari Andra and The Backbone mungkin itu tepat untuk menggambarkan monument ini. “Belum ke Aceh namanya jika belum mengunjungi salah satu tugu atau monumen yang sangat ikonik dan keren ini” kata Pak Marzuki guide kami selama di Aceh. Yupz…..Namanya tugu simpang 5, oleh ibu-ibu rombongan dari Sumbawa yang antusias untuk mengambil gambar berselfia ria bahwa   di monumen ini. Menurut mereka tugu simpang 5 juga disebut tugu selamat datang. Karena lokasinya berada di pusat kota dan punya nilai filosofi yang sangat mendalam. Dalam catatan sejarah, tugu ini berada di lima persimpangan jalan protokol yang selalu padat, yaitu jalan Tgk. H. M. Daud Beureuh, T. Panglima Polem, Sri Ratu Safiatuddin, Pangeran Diponegoro, dan jalan Teungku Angkasa Bendahara. Di lihat dari desainnya, ada 4 eksplorasi konsep dari  tugu Simpang Lima Aceh  ini, yaitu axis-oriented (sumbu), urban oase, multi-purposes building, dan landmark kota Banda Aceh. T...