Langsung ke konten utama

Pembelajaran Kelas Rangkap, Solusi Peningkatan Kualitas Pendidikan Wilayah Sulit Akses




SDN Karya Baru terletak di wilayah selatan Kabupaten Sumbawa tepatnya di Kecamatan Orong Telu, termasuk salah satu kecamatan sulit akses. Terletak diwilayah pegunungan yang berbatasan dengan hutan lindung pegunungan Batulanteh sebagai wilayah penghasil kopi Sumbawa, sehingga beberapa tempat di wilayah ini memiliki tingkat kesulitan akses yang cukup menantang.

Topologi wilayah dan persebaran penduduk yang tidak merata, menyebabkan beberapa sekolah hanya memiliki jumlah siswa yang sedikit. Memang tidak mudah untuk dapat sampai di sekolah ini, ada 2 alternatif jalur, jika melewati jalur antar desa bisa dilalui roda dua dan roda empat dengan waktu tempuh untuk menuju ke sekolah bisa 1,5 sampai 2 jam lamanya, sedangkan jalur alternatif kedua melewati hutan hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dan berjalan kaki dengan waktu tempu 30-60 menit. Hal itulah yang menyebabkan sekolah ini hanya memiliki murid sebanyak 16 orang dari kelas satu (1) sampai kelas enam (6), sedangkan kelas empat (IV) tidak ada siswa (0). 

Sekolah ini memiliki guru PNS sebanyak 2 orang, belum PNS 1 orang dan GTT 2 orang.
“1 orang guru PNS di sekolah saya diperbantukan di kantor KUPT Dikbud sebagai operator. Jadi, yang maksimal mengajar hanya 2 orang guru, mereka merangkap mengajar lebih dari satu kelas, terbatasnya sarana/prasarana dan media pembelajaran, tidak ada listrik yang dapat menunjang proses pembelajaran, serta sulit menerapkan metode pembelajaran yang variatif menjadi tantangan dalam pembelajaran di sekolahnya” kata Taufik Andita, S.Pd SD Kepala Sekolah SDN Karya Baru.

Ketika melihat flyer konten pembelajaran kelas rangkap (multi grade) di both INOVASI, Opick akrab disapa tertarik dan ingin menerapkan konten tersebut disekolahnya. Disebutkan, konten pendidikan kelas rangkap dapat menjadi solusi dengan keterbatasan guru dan jumlah murid yang sedikit.   Sebagai kepala sekolah di SDN terpencil, opick sangat mengharapkan program INOVASI dapat dirasakan oleh sekolah-sekolah yang berada di daerah sulit akses seperti di kecamatan Orong Telu, Batu Lanteh, Ropang, Tarano, Pulau Moyo, Pulau Medang dan yang lainnya dengan berbagai keterbatan/kendala dalam proses pembelajaran.

“Kalau bisa, saya mengusulkan agar Pemda dalam hal ini Dikbud dapat mengirimkan fasilitator/pemateri untuk mengisi kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus kami” katanya.
Selama ini, menurut Opick kegiatan KKG digugus belum terlaksana secara efektif, dan pada awal tahun pelajaran 2019 ini KKG belum berjalan sama sekali, namun melihat manfaat yang dirasakan sekolah-sekolah mitra INOVASI melalui KKG, sebagai kepala sekolah dirinya siap menggerakan dan memotivasi para guru untuk mulai aktif dan Opick optimis bahwa KKG akan dimulai pada minggu kedua bulan September tahun ini juga.

Kordinator Provinsi INOVASI di Sumbawa Muhtar Ahmad MS ED menyampaikan dukungan untuk membantu memberikan pelatihan dalam bentuk workshop kepada kepala sekolah, guru, KUPT dan pengawas. Model pembelajaran kelas rangkap adalah ketika guru mengajar lebih dari satu tingkatan kelas pada saat yang sama di kelas yang sama, pendekatan seperti ini sangat penting, terutama di daerah-daerah terpencil dengan populasi penduduk yang sedikit, dan di sekolah-sekolah yang kekurangan guru atau ruang kelas.
“Saya sudah melakukan kordinasi dengan Provincial Education Advisor Sri Widuri Karna dalam rangka mendukung dan siap menjadi pemateri untuk memberikan pelatihan kepada gugus daerah sulit akses tersebut yang bentuknya nanti bisa satu hari pelatihan” kata Muhtar Ahmad.

Pelatihan yang akan diberikan nanti akan membantu guru dalam mengelola kelas dengan tingkat kemampuan siswa yang berbeda misalnya kelas 1, 2 dan 3 digabung dalam satu kelas dan kelas 4, 5 dan 6 digabung dalam satu kelas, selanjutnya bisa diberikan pelatihan literasi kelas awal serta bisa juga memberdayakan orangtua untuk membentuk paguyuban kelas agar orangtua siswa dapat terlibat aktif membantu proses pembelajaran di kelas apabila di sekolah tersebut kekurangan guru.
Sekolah dengan kelas rangkap ini tambahnya, mempunyai kelas yang muridnya terdiri atas siswa-siswi dengan tingkat kelas, usia, dan kemampuan yang berbeda dalam satu kelas. Kelas yang digabungkan disesuaikan dengan tema yang memang bisa digabungkan. Sebelum melaksanakan multigrade/kelas rangkap, guru dan kepala sekolah dapat melakukan bedah kurikulum untuk menentukan tema yang bisa digabungkan dalam satu kelas, tetapi dengan beban materi yang berbeda.
Muhtar Ahmad menjelaskan, contoh konkretnya adalah sebagai berikut: gugus dengan jumlah peserta didik kurang dari 30 anak per sekolah akan menerapkan kelas rangkap. Caranya, dengan menggabungkan dua kelas atau lebih yang berurutan menjadi satu kelas, misalnya kelas 1,2 dan kelas 3. Setelah bergabung dalam kelas yang sama, mereka akan mendapat pembelajaran tematik. Meskipun tema yang diberikan sama, misalnya lingkungan, namun masing-masing tugas kelompok siswa akan mendapatkan kegiatan yang berbeda sesuai dengan tingkatan kelasnya, seperti kelas 1 berbeda tugasnya, kelas 2 juga berbeda tugasnya begitu seterusnya. Dengan cara ini, hasil atau sasaran pembelajaran yang didapatkan oleh siswa tetap sesuai dengan tingkatan kompetensinya masing-masing.

Supaya kedepan gugus didaerah terpencil bisa mandiri pasca diberikan pelatihan sambung Muhtar Ahmad, maka yang dilatih adalah kepala sekolah, guru dan pengawas yang berasal dari daerah tersebut sehingga mereka nanti bisa melakukan pengimbasan konten kepada guru-guru yang lainnya dalam kegiatan kelompok kerja guru (KKG) secara mandiri.
“Guru dan Kepala Sekolah yang sudah dilatih itu harus berkomitmen aktif dalam proses kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus mereka kedepannya sehingga bisa dimonitoring dan evaluasi sejauhmana perkembangan guru didaerah tersebut” tegas Muhtar Ahmad.
Namun, untuk bisa membentuk KKG mandiri seperti yang dilakukan oleh Fasda di Unter Iwes anggarannya didapatkan dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) tetapi didaerah itu muridnya sedikit sehingga dana BOS pasti jumlah sedikit sehingga perlu didiskusikan bersama Dikbud untuk keberlanjutan kegiatan KKG kedepannya.    
Kabid Pembinaan Ketenagaan M Ali HK SPd MPd pada Dinas Pendidikan dan kebudayaan kabupaten Sumbawa menyambut baik komitmen INOVASI untuk memberikan pelatihan konten pembelajaran multi grade/kelas rangkap pada daerah-daerah kecamatan sulit akses di Sumbawa.
“Kami dari pihak dinas akan memanggil KUPT, kepala sekolah, pengawas dan guru dari daerah sulit tersebut untuk diberikan bimbingan sebelum penyelenggaraan workshop/pelatihan tentang pembelajaran kelas rangkap, minggu depan akan kami panggil dan kami sampaikan dulu teknis pelatihannya seperti apa baru setelah semuanya paham maka akan diberikan pelatihan” ucap M Ali.  
M Ali mengakui bahwa dibeberapa kecamatan di Sumbawa masih mengalami kekurangan guru, solusinya selama ini adalah guru mengajar lebih dari satu kelas. Dibeberapa sekolah yang masih kekurangan rombel maka guru menyatukan pembelajaran antara kelas 1,2 dan 3 dalam satu ruangan kelas. Namun, konten pelatihan pembelajaran kelas rangkap seperti yang dilakukan INOVASI di Jawa Timur sangat diharapkan dapat diberikan oleh INOVASI pada guru-guru wilayah selatan di Sumbawa.
“Semoga dengan pelatihan konten pembelajaran kelas rangkap dapat membantu kami dalam mengatasi masalah kekurangan guru dan dapat meningkatkan pemerataan kualitas pendidikan di wilayah-wilayah sulit akses tersebut demi peningkatan mutu pendidikan di Sumbawa” harap M Ali.

Baca juga di Buletin Bappeda 'Rabasa' Edisi 3    


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kompetisi Vs Pandemi

Mengikuti kompetisi sudah menjadi kebiasaanku sejak SD hingga sekarang. Meski jarang menang, tetapi sudah ikut berpartisipasi saja rasanya bahagia sekali. Ketika pandemi Covid 19 terjadi pada bulan Maret tahun 2020, hikmahnya kita lebih gampang mengikuti lomba seperti menulis Esai,  artikel, opini, KTI, cerpen, puisi, seminar, lomba desain, photografi, pelatihan, fellowship, nulis buku, beasiswa dan lain-lain. Jika dihitung, jumlah project menulis kala pandemi yang aku ikuti sekitar 30 lebih dari non Fiksi hingga Fiksi tapi yang menang bisa dihitung jari. Namun dari effort tersebut, banyak yang kita dapatkan yaitu kiriman buku gratis dari funding internasional dan nasional,  teman baru, relasi, wawasan, update teknologi aplikasi, hadiah menarik dan lain-lain serta jangan lupakan hadiah uang dan pulsa🤭😉. Selanjutnya, tahun 2021 bersiap untuk kompetisi lagi. Jika ada yang termotivasi dengan tulisan ini, maka tetap semangat, optimis, jangan pernah insecure, iri hati, dengki dan...

Lalu Dia Lala Jinis Kisah Romeo Juliet Alas-Sateluk

Resensi By: Susi Gustiana Betapa bahagia  mencium aroma buku , pikiranku menari 'seolah menemukan harta karun'.    Buku Lalu Dia dan Lala Jinis  adalah cerita rakyat Sumbawa yang di tulis oleh bapak Dinullah Rayes. Nama Rayes merupakan marga dari keturunan kedatuan Alas. Cerita ini bersemi dihati penduduk terutama dari bagian barat tepatnya di kecamatan Alas. Kisah kasih diantara dua pasang anak muda romeo dan Juliet Sumbawa ini diriwayatkan oleh orang tua dengan menggunakan bahasa yang puitik melalui lawas. Lawas samawa merupakan puisi lisan tradisional pada umumnya tiap bait terdiri dari 3 baris. Dipengantar awal buku penulis menyebutkan bahwa kisah ini ditembangkan oleh orangtua yang   mahir balawas (menembangkan syair) dengan suara merdu menawan dan mempesona bagi siapapun yang mendengar. Tradisi di Sumbawa bagi orang yang bisa mendongeng atau bercerita itu disebut Badia. Tau Badia (orang/seniman yang menyampaikan cerita) sering diund...

Tugu Simpang 5 Aceh!!!! Begitu ‘Sempurna’

Kalian tahu tidak lagu sempurna dari Andra and The Backbone mungkin itu tepat untuk menggambarkan monument ini. “Belum ke Aceh namanya jika belum mengunjungi salah satu tugu atau monumen yang sangat ikonik dan keren ini” kata Pak Marzuki guide kami selama di Aceh. Yupz…..Namanya tugu simpang 5, oleh ibu-ibu rombongan dari Sumbawa yang antusias untuk mengambil gambar berselfia ria bahwa   di monumen ini. Menurut mereka tugu simpang 5 juga disebut tugu selamat datang. Karena lokasinya berada di pusat kota dan punya nilai filosofi yang sangat mendalam. Dalam catatan sejarah, tugu ini berada di lima persimpangan jalan protokol yang selalu padat, yaitu jalan Tgk. H. M. Daud Beureuh, T. Panglima Polem, Sri Ratu Safiatuddin, Pangeran Diponegoro, dan jalan Teungku Angkasa Bendahara. Di lihat dari desainnya, ada 4 eksplorasi konsep dari  tugu Simpang Lima Aceh  ini, yaitu axis-oriented (sumbu), urban oase, multi-purposes building, dan landmark kota Banda Aceh. T...