Langsung ke konten utama

Karena Numerasi 2, Guru di MI Semakin percaya diri


Guru MI Gunung Galesa AI Nunuk Semakin Percaya Diri Mengajar Numerasi



Saat ini, Gugus 2 Kecamatan Moyo Hilir secara aktif melaksanakan pelatihan pembelajaran numerasi melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus. Pelatihan ini merupakan bagian dari Program Rintisan Numerasi Kelas Awal Tahap 2, Program INOVASI, yang dilaksanakan selama periode Juli s.d. Desember 2019.
Sasaran dari pelatihan ini adalah guru-guru kelas 1, 2, dan 3 dari sekolah/madrasah di gugus tersebut. Sebelum mendapatkan pelatihan, para guru belum percaya diri mengeksplorasi media pembelajaran, bahkan guru masih sulit menanamkan konsep matematika kepada siswa. Setelah mendapatkan pelatihan, guru-guru peserta mendapatkan pendampingan dalam menerapkan pembelajaran numerasi di kelas masing-masing. Dengan demikian, guru-guru peserta tidak hanya meningkatkan pengetahuan terkait konsep pembelajaran numerasi, namun juga terampil menerapkannya dalam pembelajaran di kelas. Kini, guru-guru peserta merasa percaya diri dalam melaksanakan pembelajaran numerasi.
Indahyani, S.Pd., Guru Kelas 2 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Gunung Galesa Ai Nunuk yang menjadi mitra program rintisan ini mengungkapkan bahwa siswa-siswinya saat ini menjadi jauh lebih aktif dalam belajar numerasi. Menurutnya, salah satu faktor pendorong adalah kesempatan setiap siswa untuk mengakses media pembelajaran yang tepat dan beragam dalam mempelajari konsep matematika. Media pembelajaran yang dia sediakan bagi siswa-siswinya adalah dari benda yang mudah didapat seperti stik es krim, tutup botol, biji asam, biji jagung.
Indah menyebutkan setelah mengikuti pelatihan dan pendampingan dari INOVASI, ia menjadi lebih percaya diri dan kreatif dalam merancang dan mengembangkan media pembelajaran. Contohnya seperti media papan penjumlahan. Media berbentuk persegi itu dibuat Indah menggunakan papan dari meja belajar bekas anak TK, kemudian ditempelkan kertas manila warna biru diatasnya. Bisa juga memakai kain flanel. Selanjutnya, ia mengggambar telapak tangan pada kertas buffalo kemudian ditempel dengan busa pet jilbab lalu ditempel diatas papan penjumlahan tadi.
Setiap ujung jari ditempel perekat, Tanda tambah (+), sama dengan (=) dan kurang (-) dibuat menggunakan stik es krim kemudian ditempel pada papan dengan lem. Angka 1-20 dibuat menggunakan kain flanel ditempelkan prekat. Tutup botol yang tersedia kemudian dilapisi dengan kain flanel yang sudah ditulisi angka 1-20.


Cara menggunakan media ini misalnya 4+5=…
Siswa akan berhitung pada telapak tangan yang ada pada papan dari angka 1,2,3,4. Kemudian guru akan meminta siswa mengambil angka 4 kemudian siswa akan meletakkannya diatas tutup botol penjumlahan. Siswa lalu menghitung pada telapak tangan dari angka 1-5 kemudian mengambil angka 5 dan meletakkannya diatas tutup botol penjumlahan. Jadilah kalimat penjumlahan 4+5=…., Kemudian siswa akan menghitung pada telapak tangan yang sudah dipilah angka 4 dan 5 tadi. Dimulai dengan perhitungan dari telapak tangan pada papan disebelah kanan ada 4 dan disebelah kiri ada 5. Dihitung hasilnya 4+5= 9.
Senada dengan apa yang dikatakan Indah, Harifah, S.Pd.I, Guru Kelas 1 di MI Ai Nunuk menambahkan bahwa setelah menggunakan media pembelajaran, dirinya  lebih mudah mengajarkan numerasi kepada siswa. Harifah merasa beruntung menjadi bagian dari guru yang mendapatkan pelatihan dari INOVASI, karena ia dapat menggali potensi dan menemukan solusi pembelajaran menjadi pemicu untuk mengajar dengan semangat. Setelah mendapatkan materi nilai tempat, Harifah membuat media pembelajaran tangga nilai tempat. Tangga nilai tempat digunakan untuk mengenalkan nilai tempat kepada siswa.



Keaktifan siswa di kelas 3 juga dirasakan oleh Tri Masjayanti, S. Pd, Guru Kelas 3 MI Ai Nunuk. siswanya berinisiatif membawa sendiri media kelereng dan anggur hijau untuk berhitung. Pulang sekolah betapa kagetnya ia melihat siswanya memillih anggur disamping jalan raya “Anak-anak kalian sedang apa? Para siswa saya tersebut bilang, Ibu besok anggur ini akan menjadi media kita saat belajar berhitung disekolah. saya sungguh sangat terharu” ucap Tri.
Sementara itu, Kepala sekolah MI Gunung Galesa Nurwahidah, S. Ag mengatakan  guru kelas awal semakin percaya diri dalam mengajar. Mereka dapat berkolaborasi membuat media. Sebelum ada program INOVASI guru jarang menggunakan media. Setelah mendapatkan pelatihan dengan pembelajaran numerasi yang kaya dengan berbagai media dan strategi pembelajaran yang variatif membuat semangat guru dalam mengajar sangat tinggi. Bahkan pulang sekolah sampai sore hari berdiskusi dengan guru kelas tinggi dalam pembuatan media. Guru kelas tinggi juga ingin mendapatkan kesempatan yang sama seperti pelatihan yang diikuti para guru kelas awal.
Semoga media-media pembelajaran di sekolah ini semakin berkembang dan dapat menumbuhkan semangat belajar siswa.

baca juga dibuletin Rabasa Bappeda Sumbawa edisi 4.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kompetisi Vs Pandemi

Mengikuti kompetisi sudah menjadi kebiasaanku sejak SD hingga sekarang. Meski jarang menang, tetapi sudah ikut berpartisipasi saja rasanya bahagia sekali. Ketika pandemi Covid 19 terjadi pada bulan Maret tahun 2020, hikmahnya kita lebih gampang mengikuti lomba seperti menulis Esai,  artikel, opini, KTI, cerpen, puisi, seminar, lomba desain, photografi, pelatihan, fellowship, nulis buku, beasiswa dan lain-lain. Jika dihitung, jumlah project menulis kala pandemi yang aku ikuti sekitar 30 lebih dari non Fiksi hingga Fiksi tapi yang menang bisa dihitung jari. Namun dari effort tersebut, banyak yang kita dapatkan yaitu kiriman buku gratis dari funding internasional dan nasional,  teman baru, relasi, wawasan, update teknologi aplikasi, hadiah menarik dan lain-lain serta jangan lupakan hadiah uang dan pulsa🤭😉. Selanjutnya, tahun 2021 bersiap untuk kompetisi lagi. Jika ada yang termotivasi dengan tulisan ini, maka tetap semangat, optimis, jangan pernah insecure, iri hati, dengki dan...

Lalu Dia Lala Jinis Kisah Romeo Juliet Alas-Sateluk

Resensi By: Susi Gustiana Betapa bahagia  mencium aroma buku , pikiranku menari 'seolah menemukan harta karun'.    Buku Lalu Dia dan Lala Jinis  adalah cerita rakyat Sumbawa yang di tulis oleh bapak Dinullah Rayes. Nama Rayes merupakan marga dari keturunan kedatuan Alas. Cerita ini bersemi dihati penduduk terutama dari bagian barat tepatnya di kecamatan Alas. Kisah kasih diantara dua pasang anak muda romeo dan Juliet Sumbawa ini diriwayatkan oleh orang tua dengan menggunakan bahasa yang puitik melalui lawas. Lawas samawa merupakan puisi lisan tradisional pada umumnya tiap bait terdiri dari 3 baris. Dipengantar awal buku penulis menyebutkan bahwa kisah ini ditembangkan oleh orangtua yang   mahir balawas (menembangkan syair) dengan suara merdu menawan dan mempesona bagi siapapun yang mendengar. Tradisi di Sumbawa bagi orang yang bisa mendongeng atau bercerita itu disebut Badia. Tau Badia (orang/seniman yang menyampaikan cerita) sering diund...

Tugu Simpang 5 Aceh!!!! Begitu ‘Sempurna’

Kalian tahu tidak lagu sempurna dari Andra and The Backbone mungkin itu tepat untuk menggambarkan monument ini. “Belum ke Aceh namanya jika belum mengunjungi salah satu tugu atau monumen yang sangat ikonik dan keren ini” kata Pak Marzuki guide kami selama di Aceh. Yupz…..Namanya tugu simpang 5, oleh ibu-ibu rombongan dari Sumbawa yang antusias untuk mengambil gambar berselfia ria bahwa   di monumen ini. Menurut mereka tugu simpang 5 juga disebut tugu selamat datang. Karena lokasinya berada di pusat kota dan punya nilai filosofi yang sangat mendalam. Dalam catatan sejarah, tugu ini berada di lima persimpangan jalan protokol yang selalu padat, yaitu jalan Tgk. H. M. Daud Beureuh, T. Panglima Polem, Sri Ratu Safiatuddin, Pangeran Diponegoro, dan jalan Teungku Angkasa Bendahara. Di lihat dari desainnya, ada 4 eksplorasi konsep dari  tugu Simpang Lima Aceh  ini, yaitu axis-oriented (sumbu), urban oase, multi-purposes building, dan landmark kota Banda Aceh. T...