Langsung ke konten utama

Mungkin, Jika Kau Merindukanku




Jika suatu waktu kamu mungkin merindukanku, pejamkan saja matamu, dan bayangkan ada aku sedang memelukmu.

Jika masih  suatu waktu kau merindukanku, datanglah ke tempat-tempat yang biasa kita datangi, dan bayangkan aku sedang duduk di sampingmu.

Jika masih tetap kamu merindukanku, datanglah ke perpustakaan. Tempat yang pernah kita habiskan waktu  membaca buku berdua. 

Namun, jika masih kau merindukanku, datanglah ke masjid, tempat favorit yang biasa kamu habiskan jika kau ingin menenangkan pikiran.

Apabila  kamu lagi-lagi mungkin merindukanku, lihatlah matahari dan bulan karena aku juga sedang melihat keduanya ditempat lain.

Jika masih terus rasa rindu itu untukku, duduklah di taman, tempat biasa kamu melihatku menangis, karena aku pasti akan ke sana dan menangis sendiri sambil makan makanan kesukaanku.

Mungkin jika masih bisa kau merindukanku, lewatlah ke depan rumahku untuk sekedar memastikan aku ada di dalamnya.

Tetapi jika mungkin tetap saja kau merindukanku, makanlah es krim dan ingatlah kamu pernah membuang es krim ke sungai karena marah kepadaku, dan kita pernah  makan es krim dengan tergesa-gesa dibawah rintik hujan.

Mungkin jika kau sudah membuang semua barang pemberianku, jika kamu masih saja rindu, maka minumlah kopi yang kau buat, anggap saja saat kau minum ada aku sedang menemanimu.

Jika belum bisa juga kamu melupakanku dan rindu masih ada untuk ku, berdoalah karena doa-doa yang kita ucapkan dengan ikhlas sesungguhnya dikabulkan tuhan meski kita tidak tahu waktunya kapan.

Jika masih ada ingatan tentangku, tetaplah rindu karena aku juga masih gila merindukanmu. 

Susi Gustiana




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lalu Dia Lala Jinis Kisah Romeo Juliet Alas-Sateluk

Resensi By: Susi Gustiana Betapa bahagia  mencium aroma buku , pikiranku menari 'seolah menemukan harta karun'.    Buku Lalu Dia dan Lala Jinis  adalah cerita rakyat Sumbawa yang di tulis oleh bapak Dinullah Rayes. Nama Rayes merupakan marga dari keturunan kedatuan Alas. Cerita ini bersemi dihati penduduk terutama dari bagian barat tepatnya di kecamatan Alas. Kisah kasih diantara dua pasang anak muda romeo dan Juliet Sumbawa ini diriwayatkan oleh orang tua dengan menggunakan bahasa yang puitik melalui lawas. Lawas samawa merupakan puisi lisan tradisional pada umumnya tiap bait terdiri dari 3 baris. Dipengantar awal buku penulis menyebutkan bahwa kisah ini ditembangkan oleh orangtua yang   mahir balawas (menembangkan syair) dengan suara merdu menawan dan mempesona bagi siapapun yang mendengar. Tradisi di Sumbawa bagi orang yang bisa mendongeng atau bercerita itu disebut Badia. Tau Badia (orang/seniman yang menyampaikan cerita) sering diund...

Kompetisi Vs Pandemi

Mengikuti kompetisi sudah menjadi kebiasaanku sejak SD hingga sekarang. Meski jarang menang, tetapi sudah ikut berpartisipasi saja rasanya bahagia sekali. Ketika pandemi Covid 19 terjadi pada bulan Maret tahun 2020, hikmahnya kita lebih gampang mengikuti lomba seperti menulis Esai,  artikel, opini, KTI, cerpen, puisi, seminar, lomba desain, photografi, pelatihan, fellowship, nulis buku, beasiswa dan lain-lain. Jika dihitung, jumlah project menulis kala pandemi yang aku ikuti sekitar 30 lebih dari non Fiksi hingga Fiksi tapi yang menang bisa dihitung jari. Namun dari effort tersebut, banyak yang kita dapatkan yaitu kiriman buku gratis dari funding internasional dan nasional,  teman baru, relasi, wawasan, update teknologi aplikasi, hadiah menarik dan lain-lain serta jangan lupakan hadiah uang dan pulsa🤭😉. Selanjutnya, tahun 2021 bersiap untuk kompetisi lagi. Jika ada yang termotivasi dengan tulisan ini, maka tetap semangat, optimis, jangan pernah insecure, iri hati, dengki dan...

Kisah Cinta Datu Musing Dan Mipa Deapati

Kisah cinta nan mengharukan antara Datu Museng dan Maipa Deapati ini berangkat dari cerita rakyat yang sangat populer dikalangan masyarakat Makassar, yang dituturkan oleh orang-orang tua kepada anak cucu mereka, agar mereka dapat memetik hikmah dari pendidikan, perjuangan dan kesetiaan. Begitu hebatnya cerita antara Datu Museng putra bangsawan kerajaan Gowa dan Maipa Deapati Putri bangsawan Kerajaan Sumbawa ini tertanam di dalam benak orang-orang makasar, sehingga kemudian nama dari kedua tokoh legendaris ini diabadikan sebagai nama jalan di Kota Makassar. Nama jalan itu seakan sengaja dibuat berdampingan saling berdekatan seakan-akan Pemerintah Kota Makassar turut merestui hubungan percintaan abadi mereka berdua. Jalan Maipa berada di sisi kanan Hotel Imperial Aryaduta Makassar.Pada ujung barat jalan Datu Museng, terdapat situs makam dengan dua nisan kayu yang bersanding kukuh, yang konon katanya itulah makam kedua pasangan cinta ini dimakamkam, Datu Museng dan kekasihnya Ma...