Langsung ke konten utama

Pelajaran Dari Guru Inspiratif Ted Talk Show


TED Talks adalah sebuah platform untuk berbagi ide, gagasan, juga pengalaman dalam bentuk ceramah langsung dari para ahli maupun praktisi di bidangnya masing-masing. Berikut ini adalah tiga TED talks yang sangat menggugah dan penting untuk ditonton oleh semua pendidik:
Rita Pierson, seorang guru yang sudah mengajar selama 40 tahun suatu ketika pernah mendengar temannya sesama guru mengatakan “they don’t pay me to like the kids, they pay me to teach a lesson”. Hal itu kemudian dijawab Rita, “Kids don’t learn from people they don’t like”. Ini mungkin juga relevan dengan apa yang terjadi di kalangan guru yang mengajar hanya sekedar mengajar saja. Sedangkan Rita di sini menekankan pada pentingnya membangun koneksi dengan anak dalam level yang dalam dan manusiawi. Anak-anak yang menyukai guru dan senang dengan apa yang guru sampaikan membuat pelajaran yang disampaikan menjadi lebih bermakna. Hal ini karena menurutnya anak-anak tidak akan bisa mempelajari sesuatu dari orang yang dia tidak sukai. Rita juga menekankan pada hal sederhana seperti meminta maaf kepada anak-anak. Kebanyakan orang dewasa termasuk guru seringkali enggan untuk menurunkan ego dan mengakui kesalahan di depan anak-anak karena merasa superioritasnya akan hilang. Padahal dengan meminta maaf ketika melakukan kesalahan, koneksi akan semakin terbangun dan anak-anak akan belajar bahwa melakukan kesalahan itu tidak apa-apa asalkan bertanggung jawab dan mengakuinya. “teaching and learning should bring joy”, tandasnya pada akhir ceramah.
Linda ditugaskan menjadi kepala sekolah untuk Stawberry Mansion, sekolah yang berisi anak-anak yang berada dalam kemiskinan sehingga sekolah tersebut tidak memiliki reputasi yang baik. Di sana terdapat banyak kasus kekerasan berupa bullying. Hal pertama yang dilakukan oleh Linda sebagai kepala sekolah adalah dengan terlebih dahulu mengubah lingkungan atau ekosistem sekolah yang awalanya bahkan tidak menyerupai sekolah. Sekolah itu begitu gelap, kotor dan sangat kaku. Bersama-sama dengan timnya, Linda menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan dengan mendekorasi ulang sekolahnya menggunakan warna-warna cerah. Hal selanjutnya yang dilakukan oleh Linda adalah mengevaluasi bagaimana cara guru mengajar. “If you ask me how I keep Strawberry Mansion moving forward, I would have to say that I love my students and I believe at their possibilities” Mencintai dengan tulus dan percaya pada potensi setiap anak menjadi hal yang membuatnya terus berupaya menjadikan Stawberry Mansion lebih baik. Linda juga bercerita bahwa dia rutin mengadakan monthly hall meeting untuk berdialog dengan siswa, untuk mendengar apa yang menjadi keresahan mereka. Apa yang dilakukan oleh Linda serupa dengan konsep dan semangat GSM yang berusaha untuk menciptakan lingkungan positif, mengubah paradigma guru sebagai pengajar dan juga melibatkan dan mendengarkan siswa karena mereka adalah subjek, bukan sekedar objek dari pendidikan.
Suatu ketika Tyler sebagai seorang guru sains bertanya pada murid-muridnya tentang materi yang akan dibahas hari itu yaitu mengenai virus dan bagaimana penyebarannya. Tidak ada satu anakpun yang berani menjawab, salah satu siswa akhirnya berkata “the reading sucked”. Siswa-siswa itu sudah membaca materinya dalam textbook, tapi permasalahannya adalah, mereka tidak memahami apapun dari apa yang sudah mereka baca tersebut. Karena itulah Tyler mengubah metode pengajarannya menjadi lebih menyenangkan dan memudahkan siswa untuk memahami tentang sains. Strategi yang dipilih adalah dengan menjelaskan sains dengan menggunakan media dongeng. Menurutnya, sudah saatnya para guru sains berhenti terobsesi dengan “seriousness” dalam mengkomunikasikan dan membahasakan sains.
Tyler di sini berusaha untuk membuat ilmu pengetahuan menjadi lebih kontekstual, bahkan untuk pelajaran sains sekalipun. Dalam metode dongengnya, dia berusaha untuk mereduksi istilah-istilah sains yang sulit dan menggantinya dengan kata yang lebih mudah untuk dipahami anak-anak. Bukan untuk merendahkan dan menihilkan pentingnya detail sains yang akurat, namun untuk membangun koneksi antara ilmu pengetahuan dan anak-anak karena apa yang mereka dengar adalah sesuatu yang akrab dengan mereka.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kompetisi Vs Pandemi

Mengikuti kompetisi sudah menjadi kebiasaanku sejak SD hingga sekarang. Meski jarang menang, tetapi sudah ikut berpartisipasi saja rasanya bahagia sekali. Ketika pandemi Covid 19 terjadi pada bulan Maret tahun 2020, hikmahnya kita lebih gampang mengikuti lomba seperti menulis Esai,  artikel, opini, KTI, cerpen, puisi, seminar, lomba desain, photografi, pelatihan, fellowship, nulis buku, beasiswa dan lain-lain. Jika dihitung, jumlah project menulis kala pandemi yang aku ikuti sekitar 30 lebih dari non Fiksi hingga Fiksi tapi yang menang bisa dihitung jari. Namun dari effort tersebut, banyak yang kita dapatkan yaitu kiriman buku gratis dari funding internasional dan nasional,  teman baru, relasi, wawasan, update teknologi aplikasi, hadiah menarik dan lain-lain serta jangan lupakan hadiah uang dan pulsa🤭😉. Selanjutnya, tahun 2021 bersiap untuk kompetisi lagi. Jika ada yang termotivasi dengan tulisan ini, maka tetap semangat, optimis, jangan pernah insecure, iri hati, dengki dan...

Lalu Dia Lala Jinis Kisah Romeo Juliet Alas-Sateluk

Resensi By: Susi Gustiana Betapa bahagia  mencium aroma buku , pikiranku menari 'seolah menemukan harta karun'.    Buku Lalu Dia dan Lala Jinis  adalah cerita rakyat Sumbawa yang di tulis oleh bapak Dinullah Rayes. Nama Rayes merupakan marga dari keturunan kedatuan Alas. Cerita ini bersemi dihati penduduk terutama dari bagian barat tepatnya di kecamatan Alas. Kisah kasih diantara dua pasang anak muda romeo dan Juliet Sumbawa ini diriwayatkan oleh orang tua dengan menggunakan bahasa yang puitik melalui lawas. Lawas samawa merupakan puisi lisan tradisional pada umumnya tiap bait terdiri dari 3 baris. Dipengantar awal buku penulis menyebutkan bahwa kisah ini ditembangkan oleh orangtua yang   mahir balawas (menembangkan syair) dengan suara merdu menawan dan mempesona bagi siapapun yang mendengar. Tradisi di Sumbawa bagi orang yang bisa mendongeng atau bercerita itu disebut Badia. Tau Badia (orang/seniman yang menyampaikan cerita) sering diund...

Tugu Simpang 5 Aceh!!!! Begitu ‘Sempurna’

Kalian tahu tidak lagu sempurna dari Andra and The Backbone mungkin itu tepat untuk menggambarkan monument ini. “Belum ke Aceh namanya jika belum mengunjungi salah satu tugu atau monumen yang sangat ikonik dan keren ini” kata Pak Marzuki guide kami selama di Aceh. Yupz…..Namanya tugu simpang 5, oleh ibu-ibu rombongan dari Sumbawa yang antusias untuk mengambil gambar berselfia ria bahwa   di monumen ini. Menurut mereka tugu simpang 5 juga disebut tugu selamat datang. Karena lokasinya berada di pusat kota dan punya nilai filosofi yang sangat mendalam. Dalam catatan sejarah, tugu ini berada di lima persimpangan jalan protokol yang selalu padat, yaitu jalan Tgk. H. M. Daud Beureuh, T. Panglima Polem, Sri Ratu Safiatuddin, Pangeran Diponegoro, dan jalan Teungku Angkasa Bendahara. Di lihat dari desainnya, ada 4 eksplorasi konsep dari  tugu Simpang Lima Aceh  ini, yaitu axis-oriented (sumbu), urban oase, multi-purposes building, dan landmark kota Banda Aceh. T...