Langsung ke konten utama

Tips Poto Kece Untuk Instagram Dari Para Pakar


Tak bisa dipungkiri, Instagram kini telah menjadi layanan media sosial yang sangat diminati di kalangan netizen. Bahkan, popularitasnya telah menggeser Twitter yang lebih dulu eksis. Padahal, Instagram hanya berbasis layanan berbagi foto dan video pendek. Ternyata, justru di sinilah keunggulannya. Karena secara naluri, kebanyakan orang lebih menyukai pesan yang berbentuk visual daripada sekadar teks.
Jelang 2016, Instagram pun masih dianggap sebagai aplikasi foto di mobile device yang paling populer. Nah, bagaimana agar hasil foto-foto yang Anda share di Instagram menjadi lebih bagus? Pada dasarnya sama dengan kaidah yang berlaku di fotografi. Namun, Anda bisa mencoba beberapa best practices yang sudah diterapkan oleh beberapa fotografer terkemuka yang dikenal ‘seleb’ karena memiliki follower banyak.
The Daily Oktagon merekomendasikan cara simpel ala fotografer terkenal untuk menghasilkan foto yang menarik. Ini tips dari pakar untuk membuat foto Instagram lebih fantastis.
Fokus pada Komposisi
Komposisi adalah hal mutlak bagi fotografer. Kunci untuk mendapatkan foto yang menyenangkan mata. Hal ini pula yang dipercaya oleh Dan Cole lewat akun Instagram @dankhole yang memiliki lebih dari 450 ribu followers.
Description: IG-_komposisi
“Saya menghargai komposisi, dan saran saya kepada semua adalah untuk memperhatikan rule of third atau aturan pertiga,” ujar Cole. Dia pun percaya sesuatu yang inheren itu menyenangkan bagi otak manusia, ketika elemen selaras dengan pertiga. Cole merekomendasikan untuk meluruskan foto, karena akan membantu pijakan elemen dan memperkuat hasil foto.
Self-Portrait, Bukan Selfie
Sebagai fotografer sekaligus videographer freelance, Martin Reisch yang fotonya bisa Anda lihat di akun @safesolvent selalu memanfaatkan pekerjaannya untuk traveling ke berbagai tempat dan melakukan eksplorasi. Ia secara konstan mencari lokasi baru untuk pemotretan pada berbagai proyek. Ternyata, ia mengandalkan iPhone sebagai perangkat pendukung pekerjaannya.
Description: IG_-_Self_Portrait
Alih-alih selfie seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang, Martin lebih memilih self-portrait. Ia mulai membingkai dan menyusun gambar. Menyetel timer 15 detik dan berjalan untuk berpose. Terkadang, dia bereksperimen dengan memotret dirinya sejauh mungkin dari kamera. Maka, yang dilakukan adalah dengan menyetel timer 30 detik pada aplikasi Camera+, kemudian berlari secepat mungkin hingga mencapai tanda yang telah ditentuian.
Untuk mendukung self-portrait, Martin paling suka membawa aksesori Gorillapod karena memungkinkan untuk memasangkan ponsel ke pohon, tepian, dan apa saja yang bisa ditempelkan. Foto self-portrait menurutnya lebih dari sekedar untuk ditunjukan sebagai ide kepada klien potensial, tetapi merupakan konsep tematik dari waktu ke waktu. Dan, menjadikan diri sendiri berada di dalamnya sebagai obyek self-portrait membuat foto menjadi terlihat unik.
Cari Simetris
Setiap fotografer memiliki kecenderungan yang berbeda-beda mengenai gaya berfoto. Pei Ketron, fotografer yang tinggal di San Francisco ini tertarik dengan segala yang simetris. Ketertarikannya bermula ketika membaca buku-buku seni milik ayahnya. Ia terpesona dengan konsep titik hilang dan menyadari dirinya senang untuk mencari garis-garis dan perspektif kemana pun pergi.
Description: IG_-_simetris
“Di setiap kota besar, Anda akan melihat sebagian besar garis yang hadir dalam arsitektur di sekeliling Anda. Setelah mengetahui sebuah garis, Andapun melihat semua simetri yang menyertainya. Sebuah gambar yang selaras dan simetris secara sempurna akan terasa seimbang dan tepat.”
Pemilik akun @pketron yang memiliki lebih dari 860 ribu follower ini mengungapkan cara untuk memotret foto dengan pemandangan simetris, yakni Anda harus memusatkan diri. Pastikan semua baris terlihat lurus dengan sempurna, terutama ketika mau di-crop menjadi kotak.
Belajar Melihat Sesuatu dengan Cara Berbeda
Cobalah melihat sekeliling lingkungan mungkin dari dalam bus, kereta, mobil, atau sambil berjalan. Segala sesuatunya seolah terlihat sama dan biasa saja. Padahal dengan eksperimen, Anda bisa mengolahnya sehingga terlihat berbeda. Contohnya seperti yang dilakukan oleh Paul Octavious, fotografer asal Chicago yang memiliki lebih dari 500 ribu pengikut.
Description: IG_-_melihat_dengan_berbeda
Ia sering melakukan eksperimen. Misalnya dengan mengambil foto dari obyek yang sama beberapa kali. “Bagi saya, memotret hal yang sama dari waktu ke waktu membantu saya berkembang sebagai fotografer. Karena membantu saya belajar dan mulai melihat hal-hal yang berbeda,” kata Paul. Karya menariknya bisa dijumpai di akun @pauloctavious.
Photo Walk
Philip Park lewat akun @komeda adalah fotografer yang tinggal di Korea dan kini memiliki lebih dari 342 ribu follower. Awal mula ketertarikannya pada dunia fotografi adalah saat dokter menyuruhnya untuk lebih banyak melakukan aktivitas olahraga. Ia melakukan ‘photo walk’, berjalan kaki sambil memotret sebagai pengganti waktu gym dan mendapatkan beberapa gambar menakjubkan di lingkungannya.
Description: IG---Photowalk
“Meski tidak memiliki banyak waktu secara khusus untuk hunting foto karena kesibukan, namun tiap hari saya berangkat di jalan tepi sungai, dan tempat kerja saya terletak di dekat tempat-tempat indah, seperti sungai, istana, taman kota, dan tempat-tempat lain,” ucap Park. Sebagian besar foto-foto dia ambil saat makan siang atau dalam perjalanan rumah, dan kadang-kadang saya melewatkan gym untuk photo walk.
Mengambil Foto Berkali-kali
Kelebihan kamera digital adalah Anda bisa mengambil foto berkali-kali tanpa takut untuk kehabisan film sebagaimana di kamera analog. Terlebih, jika memori internal dan eksternal yang dimiliki cukup lapang, maka bisa mengambil foto sebanyak-banyaknya saat sedang memotret. Anthony Danielle, pemilik akun @Takingyerphoto mengungkapkan bisa mengambil 30 sampai 50 foto dalam 90 menit saat sedang giat memotret terutama memotret candid.
Description: IG_-_candid
Setelah itu, tiba waktunya untuk menyeleksi. Dari sekian banyak foto, bisa jadi ada sekitar empat atau lima yang dianggap layak tayang dan bangga untuk dipamerkan di Instagram.
Foto candid memang sangat mengandalkan momen. Sehingga, memotret berkali-kali adalah pilihan. Namun jika sudah terbiasa, maka semakin lama akan mendapatkan style yang terbaik tanpa harus mengambil banyak gambar. Selamat mencoba!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lalu Dia Lala Jinis Kisah Romeo Juliet Alas-Sateluk

Resensi By: Susi Gustiana Betapa bahagia  mencium aroma buku , pikiranku menari 'seolah menemukan harta karun'.    Buku Lalu Dia dan Lala Jinis  adalah cerita rakyat Sumbawa yang di tulis oleh bapak Dinullah Rayes. Nama Rayes merupakan marga dari keturunan kedatuan Alas. Cerita ini bersemi dihati penduduk terutama dari bagian barat tepatnya di kecamatan Alas. Kisah kasih diantara dua pasang anak muda romeo dan Juliet Sumbawa ini diriwayatkan oleh orang tua dengan menggunakan bahasa yang puitik melalui lawas. Lawas samawa merupakan puisi lisan tradisional pada umumnya tiap bait terdiri dari 3 baris. Dipengantar awal buku penulis menyebutkan bahwa kisah ini ditembangkan oleh orangtua yang   mahir balawas (menembangkan syair) dengan suara merdu menawan dan mempesona bagi siapapun yang mendengar. Tradisi di Sumbawa bagi orang yang bisa mendongeng atau bercerita itu disebut Badia. Tau Badia (orang/seniman yang menyampaikan cerita) sering diund...

Tugu Simpang 5 Aceh!!!! Begitu ‘Sempurna’

Kalian tahu tidak lagu sempurna dari Andra and The Backbone mungkin itu tepat untuk menggambarkan monument ini. “Belum ke Aceh namanya jika belum mengunjungi salah satu tugu atau monumen yang sangat ikonik dan keren ini” kata Pak Marzuki guide kami selama di Aceh. Yupz…..Namanya tugu simpang 5, oleh ibu-ibu rombongan dari Sumbawa yang antusias untuk mengambil gambar berselfia ria bahwa   di monumen ini. Menurut mereka tugu simpang 5 juga disebut tugu selamat datang. Karena lokasinya berada di pusat kota dan punya nilai filosofi yang sangat mendalam. Dalam catatan sejarah, tugu ini berada di lima persimpangan jalan protokol yang selalu padat, yaitu jalan Tgk. H. M. Daud Beureuh, T. Panglima Polem, Sri Ratu Safiatuddin, Pangeran Diponegoro, dan jalan Teungku Angkasa Bendahara. Di lihat dari desainnya, ada 4 eksplorasi konsep dari  tugu Simpang Lima Aceh  ini, yaitu axis-oriented (sumbu), urban oase, multi-purposes building, dan landmark kota Banda Aceh. T...

Kompetisi Vs Pandemi

Mengikuti kompetisi sudah menjadi kebiasaanku sejak SD hingga sekarang. Meski jarang menang, tetapi sudah ikut berpartisipasi saja rasanya bahagia sekali. Ketika pandemi Covid 19 terjadi pada bulan Maret tahun 2020, hikmahnya kita lebih gampang mengikuti lomba seperti menulis Esai,  artikel, opini, KTI, cerpen, puisi, seminar, lomba desain, photografi, pelatihan, fellowship, nulis buku, beasiswa dan lain-lain. Jika dihitung, jumlah project menulis kala pandemi yang aku ikuti sekitar 30 lebih dari non Fiksi hingga Fiksi tapi yang menang bisa dihitung jari. Namun dari effort tersebut, banyak yang kita dapatkan yaitu kiriman buku gratis dari funding internasional dan nasional,  teman baru, relasi, wawasan, update teknologi aplikasi, hadiah menarik dan lain-lain serta jangan lupakan hadiah uang dan pulsa🤭😉. Selanjutnya, tahun 2021 bersiap untuk kompetisi lagi. Jika ada yang termotivasi dengan tulisan ini, maka tetap semangat, optimis, jangan pernah insecure, iri hati, dengki dan...