Langsung ke konten utama

Mau Diet?Ini Tips JSR dr Zaidul Akbar





1. Jangan kekenyangan

Tips jangan kekenyangan mengacu pada pengaturan isi piring. Makan harus sesuai kebutuhan bukan keinginan atau nafsu yang berisiko buruk bagi ibadah dan kesehatan tubuh.

"Ingat selalu komposisi perut 1/3 untuk makanan, 1/3 minuman, dan 1/3 udara. Segala yang buruk misal gula, garam, lemak harus diganti sayur, buah, dan asupan sehat lain dalam porsi secukupnya," kata dr Zaidul.

2. Puasa sunah

Rajin puasa menjadi langkah selanjutnya bagi yang ingin menerapkan JSR. Menurut dr Zaidul, puasa sunah membantu mengatur asupan tiap hari asal tidak menjadi ajang balas dendam saat berbuka. Puasa sunah juga membersihkan hati sehingga lebih mudah menerima hal-hal baik.

"Puasa ini membersihkan diri supaya segala hal yang kotor bisa hilang. Sekian lama menzolimi badan akhirnya bisa distop dengan pengaturan pola makan dan puasa. Kalau bisa dilakukan, badan bisa terasa enak banget karena sudah mendapat asupan yang sesuai porsi dan kebutuhannya. Nggak butuh waktu lama," kata dr Zaidul.

3. Belajar dan konsumsi rimpang

Belajar dan mulai mengonsumsi rimpang yang kaya nutrisi menjadi tahap ketiga JSR. Menurut dr Zaidul, hal ini disebabkan masyarakat umumnya tak terbiasa lagi mengonsumsi herbal atau makanan kaya nutrisi lain. Makan lebih mengutamakan rasa sehingga kerap mengonsumsi gula, garam, dan lemak berlebih. Hal ini akhirnya berdampak pada kenaikan tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula.

"Analoginya, mobil dibuat dengan sparepart masa manusia nggak? Sparepart manusia ada di rempah yang manfaatnya belum diketahui semua. Sayangnya manusia sudah tidak terbiasa makan rempah. Komposisi dan jenis rempah yang dikonsumsi bisa dikreasikan sendiri bergantung dari yang ada di lingkungan sekitar. Dengan tubuh dan pencernaan yang baik maka tubuh dan hati makin sehat," kata 
dr Zaidul Akbar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kompetisi Vs Pandemi

Mengikuti kompetisi sudah menjadi kebiasaanku sejak SD hingga sekarang. Meski jarang menang, tetapi sudah ikut berpartisipasi saja rasanya bahagia sekali. Ketika pandemi Covid 19 terjadi pada bulan Maret tahun 2020, hikmahnya kita lebih gampang mengikuti lomba seperti menulis Esai,  artikel, opini, KTI, cerpen, puisi, seminar, lomba desain, photografi, pelatihan, fellowship, nulis buku, beasiswa dan lain-lain. Jika dihitung, jumlah project menulis kala pandemi yang aku ikuti sekitar 30 lebih dari non Fiksi hingga Fiksi tapi yang menang bisa dihitung jari. Namun dari effort tersebut, banyak yang kita dapatkan yaitu kiriman buku gratis dari funding internasional dan nasional,  teman baru, relasi, wawasan, update teknologi aplikasi, hadiah menarik dan lain-lain serta jangan lupakan hadiah uang dan pulsa🤭😉. Selanjutnya, tahun 2021 bersiap untuk kompetisi lagi. Jika ada yang termotivasi dengan tulisan ini, maka tetap semangat, optimis, jangan pernah insecure, iri hati, dengki dan...

Lalu Dia Lala Jinis Kisah Romeo Juliet Alas-Sateluk

Resensi By: Susi Gustiana Betapa bahagia  mencium aroma buku , pikiranku menari 'seolah menemukan harta karun'.    Buku Lalu Dia dan Lala Jinis  adalah cerita rakyat Sumbawa yang di tulis oleh bapak Dinullah Rayes. Nama Rayes merupakan marga dari keturunan kedatuan Alas. Cerita ini bersemi dihati penduduk terutama dari bagian barat tepatnya di kecamatan Alas. Kisah kasih diantara dua pasang anak muda romeo dan Juliet Sumbawa ini diriwayatkan oleh orang tua dengan menggunakan bahasa yang puitik melalui lawas. Lawas samawa merupakan puisi lisan tradisional pada umumnya tiap bait terdiri dari 3 baris. Dipengantar awal buku penulis menyebutkan bahwa kisah ini ditembangkan oleh orangtua yang   mahir balawas (menembangkan syair) dengan suara merdu menawan dan mempesona bagi siapapun yang mendengar. Tradisi di Sumbawa bagi orang yang bisa mendongeng atau bercerita itu disebut Badia. Tau Badia (orang/seniman yang menyampaikan cerita) sering diund...

Tugu Simpang 5 Aceh!!!! Begitu ‘Sempurna’

Kalian tahu tidak lagu sempurna dari Andra and The Backbone mungkin itu tepat untuk menggambarkan monument ini. “Belum ke Aceh namanya jika belum mengunjungi salah satu tugu atau monumen yang sangat ikonik dan keren ini” kata Pak Marzuki guide kami selama di Aceh. Yupz…..Namanya tugu simpang 5, oleh ibu-ibu rombongan dari Sumbawa yang antusias untuk mengambil gambar berselfia ria bahwa   di monumen ini. Menurut mereka tugu simpang 5 juga disebut tugu selamat datang. Karena lokasinya berada di pusat kota dan punya nilai filosofi yang sangat mendalam. Dalam catatan sejarah, tugu ini berada di lima persimpangan jalan protokol yang selalu padat, yaitu jalan Tgk. H. M. Daud Beureuh, T. Panglima Polem, Sri Ratu Safiatuddin, Pangeran Diponegoro, dan jalan Teungku Angkasa Bendahara. Di lihat dari desainnya, ada 4 eksplorasi konsep dari  tugu Simpang Lima Aceh  ini, yaitu axis-oriented (sumbu), urban oase, multi-purposes building, dan landmark kota Banda Aceh. T...