Pulau Bungin adalah salah satu tempat eksotis di Nusa Tenggara Barat tepatnya di Pulau Sumbawa. Pantai yang indah, keanekaragaman hayati begitu melimpah, kekayaan dan keunikan adat istiadat masyarakatnya, serta menu hits kuliner nan enak. Bahkan, di buku Tere Liye yang best seller dengan judul Tentang Kamu juga mengambil settingan pertama di pulau ini. Hayo ... siapa yang sudah pernah meyantap kepiting, udang, ikan krapu, tiram, bandeng di Resto Apung Pulau Bungin?
Namun, akhir-akhir ini wajah Bungin tidak indah lagi. Sejauh mata memandang
setiap sudut Bungin di penuhi oleh
sampah plastik. Uniknya, kambing disini memakan sampah plastik. Habitat Ikan dan terumbu karang di sekitar laut nya besar kemungkinan sudah tercemar.
Sebagai desa yang berada di wilayah Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa, tentu kami berharap pemerintah bisa mengambil kebijakan yang tepat.
Sebagai desa yang berada di wilayah Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa, tentu kami berharap pemerintah bisa mengambil kebijakan yang tepat.
Pada perayaan Ulang tahun Kabupaten Sumbawa 22 Januari 2020 lalu, dengan tag line gita roro
kokat (lihat sampah ambil) berani bersih hebat namun kampanye ini sepertinya belum sampai
hingga ke pelosok desa. Menurut hemat penulis, yang melakukan kegiatan lihat
sampah ambil hanya pegawai (PNS) lingkup sekretariat daerah (Setda) saja.
Padahal, Pemerintah NTB melalui program zero waste telah
sangat gencar melakukan himbauan agar masyarakat mengurangi penggunaan
bahan-bahan plastik dan jangan membuang sampah sembarangan apalagi ke laut. Nah, apakah kebijakan itu sudah diketahui oleh masyarakat di pulau Bungin?
Mengubah pola pikir (kebiasaan) masyarakat dari buang sampah sembarangan menjadi buang sampah ditempat sampah tentu tidaklah mudah. Namun, bukan berarti tidak mungkin. Masyarakat di sekitar pulau Bungin juga diharapkan sadar akan betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Jangan lagi membuang sampah plastik sembarangan. Hal itu demi keselamatan dan keberlanjutan hidup manusia sehingga pulau indah ini bisa di nikmati oleh anak cucu kita ke depan.
Mengubah pola pikir (kebiasaan) masyarakat dari buang sampah sembarangan menjadi buang sampah ditempat sampah tentu tidaklah mudah. Namun, bukan berarti tidak mungkin. Masyarakat di sekitar pulau Bungin juga diharapkan sadar akan betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Jangan lagi membuang sampah plastik sembarangan. Hal itu demi keselamatan dan keberlanjutan hidup manusia sehingga pulau indah ini bisa di nikmati oleh anak cucu kita ke depan.
Diharapkan juga ada CSR (Cooperate Social Responsibility) atau tanggung jawab sosial perusahaan berupa kucuran dana segar yang diharapkan dapat membantu menyelesaikan persoalan sampah. CSR tersebut bisa juga berupa bantuan sarana dan prasarana bank sampah sehingga masyarakat dan pemerintah bisa bekerjasama untuk mengurangi volume sampah di pulau Bungin.
Kehadiran Bank Sampah di Pulau Bungin akan sangat besar manfaatnya. Pelan namun pasti, masyarakat akan terbiasa membuang sampah ditempatnya. Masyarakat dapat belajar mengolah, memisahkan antara sampah organik dan anorganik dan menggunakan kembali sampah yang berhasil didaur ulang. Dengan itu, masyarakat kedepannya bisa mendapat income (pendapatan) dari sampah tersebut.
Ini bukan sesuatu yang mustahil, kita pasti bisa melakukannya ansalkan pemuda pemuda di Bungin bersatu dan mengajak orangtua dan sanak family untuk mengolah sampah.
Ini bukan sesuatu yang mustahil, kita pasti bisa melakukannya ansalkan pemuda pemuda di Bungin bersatu dan mengajak orangtua dan sanak family untuk mengolah sampah.
Kita tentu tidak ingin, pulau Bungin 5-10 tahun kedepan
hanya sekedar nama saja. Mari
bersama-sama sayangi dan cintai lingkungan dengan membuang sampah pada
tempatnya.
Ingat: Dengan satu sampah plastik saja, kita sudah bisa menyelamatkan bumi dari bahaya pemanasan global.
Susi Gustiana
Komentar
Posting Komentar