Mewabahnya virus
corona di China dan
sejumlah negara membuat para pemangku kepentingan di Indonesia mengimbau
masyarakat agar senantiasa menjaga hidup bersih. Salah satunya adalah dengan sering
mencuci tangan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit, termasuk virus
corona.
Namun,
sejatinya soal menjaga kebersihan, Islam telah mengajarkan umatnya untuk selalu
menjaga kebersihan. Misalnya, dengan melakukan wudhu yang
jumlahnya minimal lima kali dalam sehari. Dan, wudhu ini juga sebagai salah
satu bentuk menjaga kebersihan untuk mencegah penularan penyakit.
Menurut Wakil
Direktur Medik dan Keperawatan RS Islam Banjarmasin, dr H Meldy Muzada Elfa,
Sp.PD, aktivitas cuci tangan dengan sabun merupakan salah satu Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Di mana, salah satu tujuannya adalah menghindari
kontak kuman atau infeksi dari tangan masuk ke dalam tubuh manusia
Seiring dengan berkembangnya
ilmu pengetahun, wudhu kemudian diyakini mampu menyembuhkan berbagai macam
penyakit. Hal tersebut karena hampir 500 titik energi akupuntur akan terkena
air saat berwudhu, sehingga dapat memperbaiki sel-sel saraf tubuh.
"Wudhu bisa
mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan saraf-saraf,
otot menjadi lebih rileks, mengurangi kecepatan detak jantung dan nyeri-nyeri
otot, serta menghilangkan kecemasan dan insomnia, kata anggota Ikatan Dokter
Kerajaan Arab Saudi, Ahmad Syauqy Ibrahim.
Masyarakat
akan menyadari bahwa berwudhu itu menyehatkan dan dapat menghilangkan berbagai
macam penyakit, seperti penyakit kanker, flu, pilek, asam urat, reumatik, sakit
kepala, telinga, pegal, linu, sakit mata, sakit gigi, dan lain sebagainya. Cara
melakukan wudhu yang benar juga
dijelaskan secara rinci dalam buku ini.
Sesungguhnya,
cara berwudhu yang baik adalah dimulai dengan membasuh tangan, lalu
berkumur-kumur, lalu mengam bil air dan menghirupnya ke dalam hidung, kemudian
mengeluarkannya. Langkah ini hendaknya dilakukan sebanyak tiga kali secara
bergantian, kata Muhammad Salim dalam penelitiannya tentang manfaat wudhu untuk kesehatan.
Dalam
penelitiannya itu, Muhammad Salim juga menganalisis masalah kesesehatan ratusan
hidung orang-orang sehat yang tidak berwudhu dan membandingkannya dengan
ratusan orang yang teratur dalam berwudhu selama lima kali dalam sehari dan
melaksanakan shalat.
Salim
mengambil zat dalam hidung pada selaput lendir dan mengamati beberapa jenis
kumannya. Pekerjaan ini ia lakukan selama berbulan-bulan. Berdasarkan
analisisnya, orang-orang yang tidak berwudhu memiliki warna hidung memudar dan berminyak,
juga terdapat kotor an dan debu pada bagian dalam hidung. Selain itu, rongga
hidung orang yang tidak berwudhu itu juga memiliki per mukaan yang lengket dan
berwarna gelap.
Kebanyakan
umat Islam akan melakukan wudhu sebanyak lima kali dalam sehari, yakni saat
akan melaksanakan ibadah shalat lima waktu. Karena, hadis Nabi yang
diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah mengajarkan,
Allah tidak akan menerima shalat seseorang apabila ia berhadas hingga dia
berwudhu.
Buku
Sehat dengan Wudhu ini juga mengurai berbagai hikmah dari wudhu. Di antaranya,
orang yang sering berwudhu wajahnya akan bercahaya pada hari kiamat nanti,
sehingga Rasulullah dapat mengenali umatnya yang sering berwudhu.
Sesungguhnya,
umatku kelak tidak akan datang pada hari kiamat dalam keadaa n (muka dan kedua
tangannya) bercahaya karena bekas wudhu. Karenanya, siapa saja dari kalian yang
mampu memperpanjang atau memperbanyak kemilau cahayanya, hendaklah dia
melakukannya (dengan memperlebar basuhan wudhunya), (HR Bukhari Muslim).
Selain
itu, dengan berwudhu, kesalahan-kesalahan yang diperbuat oleh organ tubuh akan
terhapuskan. Seperti halnya, saat berkumur-kumur, kesalahan-kesalahan yang
dilakukan mulutnya akan dihapuskan. Begitu juga saat memasukkan air wudhu ke hidung,
kesalahan-kesalahan yang dilakukan hidung akan dihapuskan.
Untuk
menyempurnakan buku ini, Syahruddin sempat melakukan penelitian kecil-kecilan
guna membuktikan bahwa ada kekuatan kata-kata. Karena itu, saat berwudhu, umat
Islam juga diperintahkan untuk membaca doa-doa. Kata-kata yang baik akan meng
hasilkan sesuatu yang baik dan positif. Sebaliknya, dengan kata-kata yang
negatif dan buruk, akan menghasilkan sesuatu yang buruk juga. Hal ini sudah
dibuktikan dalam sebuah eksperimen yang dilakukan Dr Masaro Emoto.
Peneliti
Jepang tersebut mengung kapkan kemukjizatan air. Air yang diberikan dengan
ungkapan kata-kata baik (doa), ternyata mampu membentuk kristal yang positif.
Sebaliknya, ketika yang disediakan dibacakan kata-kata yang tidak baik, air
membentuk butiran-butiran yang menyeramkan dan rusak.
Begitu
juga dengan air wudhu yang diba cakan doa, akan dapat memberikan dam pak
positif. Umat Islam sendiri telah mempraktikkan hal itu selama berabadabad
lamanya. Allah telah mensyariatkan wudhu sejak 14 abad silam.
Sumber : Republika
Komentar
Posting Komentar