"Ya Allah, kasihanilah dia karena shalat yang panjang
diselingi tangisan di tengah kedinginan malam yang sepi ketika orang-orang lain
sedang nyenyak dibuai mimpi. Ya Allah, kasihanilah dia yang sering menahan
lapar dan dahaga ketika bertugas jauh dari Madinah atau Makkah dalam menunaikan
ibadah puasa kepada-Mu. Ya Allah, aku menyerahkannya di bawah pemeliharaan-Mu,
aku rida dengan apa yang telah Engkau tetapkan bagiku dan baginya, serta
berilah kami pahala orang-orang yang sabar."
Itulah doa yang terucap dari lisan Asma' binti Abu Bakar as-Siddiq ketika putranya, Abdullah bin Zubair, gugur di medan perang fisabilillah. Saudara perempuan Aisyah, istri Rasulullah SAW ini, memang dikenal sebagai wanita sekaligus ibu yang istikamah. Bersama suaminya, Zubair bin Awwam, ia pun berjuang bersama Rasulullah. Sementara, putranya, sejak kecil, ia didik menjadi mujahid yang gigih mempertahankan kebenaran.
Asma' juga dikenal sebagai sosok yang dermawan. Saat Rasulullah SAW hijrah dari Makkah ke Madinah, ia tidak meninggalkan satu sen pun harta untuk keluarganya, tetapi dibelanjakan keseluruhannya untuk Allah SWT dan Rasulullah. Putranya, Abdullah, sangat kagum atas pengorbanan dan kedermawanan sang bunda.
Itulah doa yang terucap dari lisan Asma' binti Abu Bakar as-Siddiq ketika putranya, Abdullah bin Zubair, gugur di medan perang fisabilillah. Saudara perempuan Aisyah, istri Rasulullah SAW ini, memang dikenal sebagai wanita sekaligus ibu yang istikamah. Bersama suaminya, Zubair bin Awwam, ia pun berjuang bersama Rasulullah. Sementara, putranya, sejak kecil, ia didik menjadi mujahid yang gigih mempertahankan kebenaran.
Asma' juga dikenal sebagai sosok yang dermawan. Saat Rasulullah SAW hijrah dari Makkah ke Madinah, ia tidak meninggalkan satu sen pun harta untuk keluarganya, tetapi dibelanjakan keseluruhannya untuk Allah SWT dan Rasulullah. Putranya, Abdullah, sangat kagum atas pengorbanan dan kedermawanan sang bunda.
Sumber: Republika
Komentar
Posting Komentar