Langsung ke konten utama

Saatnya Mahasiswa Bergerak Membantu Guru Mengajar Dari Rumah




COVID 19 membuat semua hal berubah, termasuk kebijakan dibidang pendidikan.  Sekolah maupun  kampus diliburkan, dan belajar dari rumah sehingga banyak mahasiswa yang pulang kampung. Bagaimana mengisi waktu dirumah aja bagi mahasiswa agar tidak berkutat hanya kuliah online atau mengerjakan tugas-tugas saja?

Sementara itu, guru sekolah dasar kesulitan memberikan tugas kepada anak didiknya karena tidak ada jaringan internet. Korelasinya apa dengan mahasiswa? simak sampai akhir ya.

Karena tidak ada akses internet, Sebagian guru akhirnya harus datang dari rumah ke rumah. Namun, praktik seperti itu akan sangat sulit jika murid dalam satu kelas cukup banyak. Sekarang banyak siswa yang mulai lupa belajar dan bosan belajar yang itu-itu saja. Bagaimana orangtua bisa menjadi tutor jika kemampuan mereka terbatas, bahkan ada yang tidak tamat SD.

Realitanya di NTB, masih banyak orangtua/wali yang tidak punya akses ke Internet (baik karena faktor teknis jangkauan jaringan, maupun faktor ekonomi).

Sederhana saja, bila anak tidak bisa mengikuti pembelajaran secara online, berikan mereka buku pelajaran dan buku bacaan yang lain seperti buku -buku cerita. Memang dalam kondisi seperti ini materi pembelajaran tidak bisa maksimal dikuasai anak. Akan tetapi dengan memberikan tugas anak membaca akan menjadikan mereka memiliki kebiasaan membaca , sehingga budaya baca dapat ditingkatkan.
Melaksanakan pembelajaran daring, selain sarana juga ada biaya pulsa , baik guru maupun siswa. Memang dalam juknis BoS sekolah , bisa di gunakan untuk membel  pulsa  guru dan peserta didik, apakah bisa dilaksanakan semua?

Strateginya untuk guru, bisa mengantarkan buku - buku bacaan kepada muridnya. Bisa dipinjam di perpustakaan sekolah. Untuk mengevaluasi apakah anak membaca buku dirumah, bisa di berikan tugas meringkas isi bacaan. Dan dikumpulkan dalam waktu seminggu , kemudian di ganti dengan buku lainnya.

Untuk membantu guru mengajar,  maka saatnya mahasiswa dikampung bisa menjadi tutor dan membantu siswa sekolah dasar belajar di rumah. Selain bisa mengisi waktu luang yang jadwal ngajarnya bisa ditentukan oleh mahasiswa itu sendiri.

Manfaatnya, adalah mahasiswa bisa berlatih bagaimana cara mengajar yang asyik dan menyenangkan, selain itu juga dapat bonus pahala tentunya. Kegiatan kecil tersebut bisa juga sebagai bentuk implementasi tri darma pendidikan tinggi bukan, so saatnya mahasiswa mewujudkan pengabdian kepada masyarakat dimasa tanggap darurat bencana non alam COVID 19 sekarang ini, jangan menunggu bergerak ketika kuliah kerja lapangan saja, mulailah dan nikmati prosesnya.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kompetisi Vs Pandemi

Mengikuti kompetisi sudah menjadi kebiasaanku sejak SD hingga sekarang. Meski jarang menang, tetapi sudah ikut berpartisipasi saja rasanya bahagia sekali. Ketika pandemi Covid 19 terjadi pada bulan Maret tahun 2020, hikmahnya kita lebih gampang mengikuti lomba seperti menulis Esai,  artikel, opini, KTI, cerpen, puisi, seminar, lomba desain, photografi, pelatihan, fellowship, nulis buku, beasiswa dan lain-lain. Jika dihitung, jumlah project menulis kala pandemi yang aku ikuti sekitar 30 lebih dari non Fiksi hingga Fiksi tapi yang menang bisa dihitung jari. Namun dari effort tersebut, banyak yang kita dapatkan yaitu kiriman buku gratis dari funding internasional dan nasional,  teman baru, relasi, wawasan, update teknologi aplikasi, hadiah menarik dan lain-lain serta jangan lupakan hadiah uang dan pulsa🤭😉. Selanjutnya, tahun 2021 bersiap untuk kompetisi lagi. Jika ada yang termotivasi dengan tulisan ini, maka tetap semangat, optimis, jangan pernah insecure, iri hati, dengki dan...

Lalu Dia Lala Jinis Kisah Romeo Juliet Alas-Sateluk

Resensi By: Susi Gustiana Betapa bahagia  mencium aroma buku , pikiranku menari 'seolah menemukan harta karun'.    Buku Lalu Dia dan Lala Jinis  adalah cerita rakyat Sumbawa yang di tulis oleh bapak Dinullah Rayes. Nama Rayes merupakan marga dari keturunan kedatuan Alas. Cerita ini bersemi dihati penduduk terutama dari bagian barat tepatnya di kecamatan Alas. Kisah kasih diantara dua pasang anak muda romeo dan Juliet Sumbawa ini diriwayatkan oleh orang tua dengan menggunakan bahasa yang puitik melalui lawas. Lawas samawa merupakan puisi lisan tradisional pada umumnya tiap bait terdiri dari 3 baris. Dipengantar awal buku penulis menyebutkan bahwa kisah ini ditembangkan oleh orangtua yang   mahir balawas (menembangkan syair) dengan suara merdu menawan dan mempesona bagi siapapun yang mendengar. Tradisi di Sumbawa bagi orang yang bisa mendongeng atau bercerita itu disebut Badia. Tau Badia (orang/seniman yang menyampaikan cerita) sering diund...

Tugu Simpang 5 Aceh!!!! Begitu ‘Sempurna’

Kalian tahu tidak lagu sempurna dari Andra and The Backbone mungkin itu tepat untuk menggambarkan monument ini. “Belum ke Aceh namanya jika belum mengunjungi salah satu tugu atau monumen yang sangat ikonik dan keren ini” kata Pak Marzuki guide kami selama di Aceh. Yupz…..Namanya tugu simpang 5, oleh ibu-ibu rombongan dari Sumbawa yang antusias untuk mengambil gambar berselfia ria bahwa   di monumen ini. Menurut mereka tugu simpang 5 juga disebut tugu selamat datang. Karena lokasinya berada di pusat kota dan punya nilai filosofi yang sangat mendalam. Dalam catatan sejarah, tugu ini berada di lima persimpangan jalan protokol yang selalu padat, yaitu jalan Tgk. H. M. Daud Beureuh, T. Panglima Polem, Sri Ratu Safiatuddin, Pangeran Diponegoro, dan jalan Teungku Angkasa Bendahara. Di lihat dari desainnya, ada 4 eksplorasi konsep dari  tugu Simpang Lima Aceh  ini, yaitu axis-oriented (sumbu), urban oase, multi-purposes building, dan landmark kota Banda Aceh. T...