Ibnu Sa'ad pada kitab
Thabaqat menghitung sekitar 700 perawi Muslimah yang pernah ada. Dan berada di
rangking pertama, tersebutlah nama Aisyah binti Abubakar.
Dialah
istri dari manusia paling mulia, Rasulullah SAW, sekaligus putri sahabat
beliau, Abu Bakar ash-Shiddiq.
Aisyah
juga dikenal sebagai sosok yang cerdas, seperti dalam periwayatan hadis tadi,
dia menjadi yang diperhitungkan, baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya.
Dari
mana muasalnya keunggulan Aisyah ini? Seperti diuraikan Muhammad Ibrahim Salim
dalam buku Perempuan-perempuan Mulia di Sekitar Rasulullah , adalah
kebersamaan yang cukup lama dengan Rasulullah menjadi faktor dominan di balik
kefakihan serta keluasan ilmu yang dimiliki Aisyah.
Memang,
wanita mulia ini telah dinikahi Rasulullah sejak berusia sembilan tahun, atau
sepeninggal Sayyida Khadijah binti Khuwailid ra. Sekitar 10 tahun Aisyah
mendampingi Nabi SAW, dan selama itu pula dia banyak menyerap keluasan ilmu
Rasulullah.
Bukan
tanpa sebab Nabi memilih Aisyah sebagai pendamping, karena hal itu merupakan
wahyu dari Allah SWT melalui mimpi beliau. Ini lantas diceritakan Nabi kepada
Aisyah.
''Aku
melihatmu dalam mimpiku selama tiga malam, ketika itu datang bersamamu malaikat
yang berkata, ''Ini adalah istrimu''. Kemudian aku singkap tirai yang
menyembunyikan wajahmu, lalu aku berkata sesungguhnya hal itu telah ditetapkan
di sisi Allah,'' demikian sabda Nabi.
Hari-harinya
lantas dilalui dengan siraman ilmu dari Rasulullah SAW. Aisyah tinggal di kamar
yang berdampingan dengan Masjid Nabawi.
Di
kamar itulah, wahyu banyak diturunkan. Dari sinilah, dia memiliki wawasan dan
keluasan ilmu, terutama dalam masalah-masalah keagamaan, baik yang dikaji dari
Alquran, hadis, maupun ilmu-ilmu fikih.
Abdul
Bar mengungkapkan, selain pakar dalam bidang ilmu tafsir, hadis dan fikih,
Aisyah juga menguasai ilmu kedokteran, syair dan ilmu genealogi (ilmu
keturunan). Seiring itu, kepeduliannya terhadap ilmu pengetahuan semakin
tertanam.
Dia
giat berlatih membaca (qira'ah), pengajarnya adalah asy Syifa binti Abdullah
bin Syam al-Qursyiah.
Dengan
kecerdasannya, dalam berbagai kesempatan Aisyah kerap datang dengan ide-ide
cemerlang juga tutur katanya yang santun, dan ini sangat membantu dalam
meringankan tugas dakwah Rasulullah.
Aisyah
Tempat Bertanya
Ilmu
yang dimiliki lantas diabdikan pula di tengah masyarakat Muslim, terutama bagi
para Muslimah. Dia
misalnya langsung mengajari untuk mengenakan tabir sebagaimana diwajibkan atas
istri-istri Rasulullah.
Sebaliknya,
Aisyah sangat membenci kaumnya yang melanggar hukum Islam, yang pernah dia
sampaikan saat menerima rombongan wanita 'Himsha'. Kata Aisyah, ''Jangan-jangan
kalian termasuk golongan wanita yang sering memasuki kamar mandi terbuka
(kolam).''
Aisyah
tidak pernah mempermudah hukum kecuali jika sudah jelas dalilnya dari Alquran
dan sunnah. Pasalnya, Aisyah memiliki kesempatan untuk bertanya langsung kepada
Rasulullah jika menemukan sesuatu yang belum dia pahami tentang suatu
ayat.
Selain
itu, Aisyah banyak menghafalkan hadis-hadis Nabi SAW, sehingga para ahli hadis
menempatkan dirinya pada deretan para penghafal hadis terkemuka seperti Abu
Hurairah, Ibnu Umar, dan Anas bin Malik. Secara keseluruhan, Aisyah telah
meriwayatkan sebanyak 2.210 hadis, 174 di antara berderajat
muttafaq'alaih .
Alhasil,
dia menjadi tempat bertanya. Jika para sahabat berselisih pendapat tentang
suatu masalah, tidak segan-segan mereka meminta penyelesaian dari Aisyah.
Dalam
perkembangannya, Aisyah dikenal sebagai perawi hadis yang meng-istinbath hukum
sendiri ketika kejelasan hukumnya tidak ditemukan dalam Alquran dan hadis
lain.
Kepakaran
Aisyah kian menemukan urgensinya sepeninggal Rasulullah. Dia menghabiskan waktu
untuk berdakwah dan berfatwa. Aisyah wafat pada usia 66 tahun, bertepatan
dengan bulan Ramadhan, tahun ke-58 Hijriah, dan dimakamkan di Baqi.
Perawi
Hadis Terkemuka:
1.
Abu Hurairah: 5.394 hadis
2.
Umar ibnu Khaththab: 2.637 hadis
3.
Aisyah binti Abu Bakar: 2.210 hadis
4.
Ibnu Abbas: 1.504 hadis
5.
Abu Sa'id al Khudri: 1.170 hadis
Sumber: Hidayatullah
dari Buku
Perempuan-perempuan Mulia di Sekitar Rasulullah

Komentar
Posting Komentar