Langsung ke konten utama

Ayo Silaturrahmi dan Perpanjang Umur Kita



"Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim" (HR Bukhari-Muslim). Demikian sabda Nabi Muhammad SAW.



Beliau juga menasihati, "Ar-rahim itu tergantung di Arsy. Ia berkata, 'Barangsiapa yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya. Dan barangsiapa yang memutusku, maka Allah akan memutus hubungan dengannya" (Muttafaqun ‘alaih).
Ada beberapa cara untuk dalam memelihara silaturrahim.
Pertama, saling mengunjungi dan berkomunikasi. Ini dilakukan kepada orang yang dikenal maupun yang belum dikenal. Melalui kunjungan dan komunikasi, maka hubungan kasih sayang kian terawat. Antara mereka yang telah saling kenal, ini dapat menimbulkan kehangatan. Adapun bila belum saling mengenal, sapaan dapat menciptakan hubungan silaturahim baru. Minimal, menyapa dengan senyuman.
Kedua, memberikan hadiah secara tulus. Islam mendorong tiap Muslim untuk memberikan sesuatu yang terbaik dari miliknya kepada sesama. Ini sebagaimana hadis Nabi SAW, "Tidak beriman seorang Mukmin hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." Bukti cinta tersebut antara lain ialah memberikan sesuatu yang disayanginya kepada orang lain.
Ketiga, saling memaafkan. Sikap ini dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Beliau pernah diperlakukan kasar dan bahkan diusir dari kota kelahirannya oleh orang-orang musyrikin.  Namun, saat penaklukan Makkah, Rasul SAW memaafkan mereka yang pernah menyakitinya.
Sikap memaafkan sangat dianjurkan dalam Islam. Ingatlah firman Allah SWT dalam surah al-A'raf ayat 199. Artinya, "Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh."
Memelihara silaturrahim diwujudkan pula dengan mendoakan sesama Muslim agar diberikan Allah kebaikan dan keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Inilah cara memelihara silaturrahim yang diajarkan Islam kepada umatnya yang seyogianya kita praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber: Republika


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kompetisi Vs Pandemi

Mengikuti kompetisi sudah menjadi kebiasaanku sejak SD hingga sekarang. Meski jarang menang, tetapi sudah ikut berpartisipasi saja rasanya bahagia sekali. Ketika pandemi Covid 19 terjadi pada bulan Maret tahun 2020, hikmahnya kita lebih gampang mengikuti lomba seperti menulis Esai,  artikel, opini, KTI, cerpen, puisi, seminar, lomba desain, photografi, pelatihan, fellowship, nulis buku, beasiswa dan lain-lain. Jika dihitung, jumlah project menulis kala pandemi yang aku ikuti sekitar 30 lebih dari non Fiksi hingga Fiksi tapi yang menang bisa dihitung jari. Namun dari effort tersebut, banyak yang kita dapatkan yaitu kiriman buku gratis dari funding internasional dan nasional,  teman baru, relasi, wawasan, update teknologi aplikasi, hadiah menarik dan lain-lain serta jangan lupakan hadiah uang dan pulsa🤭😉. Selanjutnya, tahun 2021 bersiap untuk kompetisi lagi. Jika ada yang termotivasi dengan tulisan ini, maka tetap semangat, optimis, jangan pernah insecure, iri hati, dengki dan...

Lalu Dia Lala Jinis Kisah Romeo Juliet Alas-Sateluk

Resensi By: Susi Gustiana Betapa bahagia  mencium aroma buku , pikiranku menari 'seolah menemukan harta karun'.    Buku Lalu Dia dan Lala Jinis  adalah cerita rakyat Sumbawa yang di tulis oleh bapak Dinullah Rayes. Nama Rayes merupakan marga dari keturunan kedatuan Alas. Cerita ini bersemi dihati penduduk terutama dari bagian barat tepatnya di kecamatan Alas. Kisah kasih diantara dua pasang anak muda romeo dan Juliet Sumbawa ini diriwayatkan oleh orang tua dengan menggunakan bahasa yang puitik melalui lawas. Lawas samawa merupakan puisi lisan tradisional pada umumnya tiap bait terdiri dari 3 baris. Dipengantar awal buku penulis menyebutkan bahwa kisah ini ditembangkan oleh orangtua yang   mahir balawas (menembangkan syair) dengan suara merdu menawan dan mempesona bagi siapapun yang mendengar. Tradisi di Sumbawa bagi orang yang bisa mendongeng atau bercerita itu disebut Badia. Tau Badia (orang/seniman yang menyampaikan cerita) sering diund...

Tugu Simpang 5 Aceh!!!! Begitu ‘Sempurna’

Kalian tahu tidak lagu sempurna dari Andra and The Backbone mungkin itu tepat untuk menggambarkan monument ini. “Belum ke Aceh namanya jika belum mengunjungi salah satu tugu atau monumen yang sangat ikonik dan keren ini” kata Pak Marzuki guide kami selama di Aceh. Yupz…..Namanya tugu simpang 5, oleh ibu-ibu rombongan dari Sumbawa yang antusias untuk mengambil gambar berselfia ria bahwa   di monumen ini. Menurut mereka tugu simpang 5 juga disebut tugu selamat datang. Karena lokasinya berada di pusat kota dan punya nilai filosofi yang sangat mendalam. Dalam catatan sejarah, tugu ini berada di lima persimpangan jalan protokol yang selalu padat, yaitu jalan Tgk. H. M. Daud Beureuh, T. Panglima Polem, Sri Ratu Safiatuddin, Pangeran Diponegoro, dan jalan Teungku Angkasa Bendahara. Di lihat dari desainnya, ada 4 eksplorasi konsep dari  tugu Simpang Lima Aceh  ini, yaitu axis-oriented (sumbu), urban oase, multi-purposes building, dan landmark kota Banda Aceh. T...