Langsung ke konten utama

Doa Agar Allah Angkat Wabah Penyakit




Ditulis oleh al ustadz Abu Utsman Kharisman Dalam Shahih al-Bukhari, al-Imam al-Bukhari menuliskan judul sebuah Bab: باب مَنْ دَعَا بِرَفْعِ الْوَبَاءِ وَالْحُمَّى Bab Orang yang Berdoa untuk Terangkatnya Wabah dan Penyakit Demam (Shahih al-Bukhari) Itu adalah Bab terakhir dalam Kitab al-Mardho (tentang Orang-orang yang Sakit) dalam Shahih al-Bukhari. Dalam hadits Aisyah pada bab itu dikisahkan bahwasanya saat awal mula tiba di Madinah, Abu Bakr dan Bilal mengalami demam yang sangat. Kemudian Aisyah menceritakan kepada Nabi bagaimana ayahnya, Abu Bakr dan Sahabat Bilal radhiyallaahu anhum mengalami sakit saat baru tiba di Madinah. Kemudian Rasulullah shollallahu alaihi wasallam berdoa: اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ وَصَحِّحْهَا وَبَارِكْ لَنَا فِى صَاعِهَا وَمُدِّهَا وَانْقُلْ حُمَّاهَا فَاجْعَلْهَا بِالْجُحْفَةِ Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagai cinta kami kepada Makkah atau lebih dari itu, dan sehatkan Madinah (dari penyakit). Berkahilah kami dalam (takaran) sho’ dan mud kami. Pindahkanlah penyakit demam di Madinah ini ke al-Juhfah (H.R al-Bukhari) Al-Khoththobiy rahimahullah menyatakan: “Penduduk al-Juhfah pada waktu itu adalah Yahudi yang merupakan musuh Islam dan kaum muslimin” (al-Minhaaj syarh Shahih Muslim bin al-Hajjaaj (9/150)). Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan hadits tersebut: “Di dalam hadits ini (terdapat pelajaran berharga) bahwasanya tidak mengapa seseorang berdoa dan meminta kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk mengangkat bala’ dan wabah dari negerinya dan dari negeri-negeri kaum muslimin. Bahkan, justru semestinya itulah yang dilakukan. Karena hal ini adalah bentuk menghilangkan kemudaratan. Pendapat yang benar adalah bahwa itu juga berlaku untuk (wabah) Tho’un. Hendaknya anda meminta kepada Allah Azza Wa Jalla untuk mengangkat (menghilangkan) wabah itu dari negeri-negeri. Walaupun terdapat hadits (yang shahih) dari Nabi shollallahu alaihi wasallam bahwasanya barangsiapa yang meninggal karena Tho’un ia mati syahid. Namun bisa dikatakan: Meskipun demikian, kita (semestinya) meminta keselamatan kepada Allah darinya. Dan seandainya (wabah) itu menimpa kita dengan takdir Allah, kita akan mendapatkan balasan kebaikan (syahid) itu” (Syarh Shahih al-Bukhari (7/351)). Adapun sekarang kawasan al-Juhfah masuk bagian negeri muslimin, bahkan Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam telah menjadikan kawasan itu sebagai batas miqot (mulai berihram) bagi jamaah haji ataupun umroh dari arah negeri Iraq dan Syam. Demikian juga penduduk non muslim yang tidak memusuhi Islam dan kaum muslimin tentu tidak masuk dalam sasaran doa ini.

Sumber Artikel: https://salafy.or.id/berdoa-agar-allah-mengangkat-wabah-penyakit/ | Salafy.or.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kompetisi Vs Pandemi

Mengikuti kompetisi sudah menjadi kebiasaanku sejak SD hingga sekarang. Meski jarang menang, tetapi sudah ikut berpartisipasi saja rasanya bahagia sekali. Ketika pandemi Covid 19 terjadi pada bulan Maret tahun 2020, hikmahnya kita lebih gampang mengikuti lomba seperti menulis Esai,  artikel, opini, KTI, cerpen, puisi, seminar, lomba desain, photografi, pelatihan, fellowship, nulis buku, beasiswa dan lain-lain. Jika dihitung, jumlah project menulis kala pandemi yang aku ikuti sekitar 30 lebih dari non Fiksi hingga Fiksi tapi yang menang bisa dihitung jari. Namun dari effort tersebut, banyak yang kita dapatkan yaitu kiriman buku gratis dari funding internasional dan nasional,  teman baru, relasi, wawasan, update teknologi aplikasi, hadiah menarik dan lain-lain serta jangan lupakan hadiah uang dan pulsa🤭😉. Selanjutnya, tahun 2021 bersiap untuk kompetisi lagi. Jika ada yang termotivasi dengan tulisan ini, maka tetap semangat, optimis, jangan pernah insecure, iri hati, dengki dan...

Lalu Dia Lala Jinis Kisah Romeo Juliet Alas-Sateluk

Resensi By: Susi Gustiana Betapa bahagia  mencium aroma buku , pikiranku menari 'seolah menemukan harta karun'.    Buku Lalu Dia dan Lala Jinis  adalah cerita rakyat Sumbawa yang di tulis oleh bapak Dinullah Rayes. Nama Rayes merupakan marga dari keturunan kedatuan Alas. Cerita ini bersemi dihati penduduk terutama dari bagian barat tepatnya di kecamatan Alas. Kisah kasih diantara dua pasang anak muda romeo dan Juliet Sumbawa ini diriwayatkan oleh orang tua dengan menggunakan bahasa yang puitik melalui lawas. Lawas samawa merupakan puisi lisan tradisional pada umumnya tiap bait terdiri dari 3 baris. Dipengantar awal buku penulis menyebutkan bahwa kisah ini ditembangkan oleh orangtua yang   mahir balawas (menembangkan syair) dengan suara merdu menawan dan mempesona bagi siapapun yang mendengar. Tradisi di Sumbawa bagi orang yang bisa mendongeng atau bercerita itu disebut Badia. Tau Badia (orang/seniman yang menyampaikan cerita) sering diund...

Tugu Simpang 5 Aceh!!!! Begitu ‘Sempurna’

Kalian tahu tidak lagu sempurna dari Andra and The Backbone mungkin itu tepat untuk menggambarkan monument ini. “Belum ke Aceh namanya jika belum mengunjungi salah satu tugu atau monumen yang sangat ikonik dan keren ini” kata Pak Marzuki guide kami selama di Aceh. Yupz…..Namanya tugu simpang 5, oleh ibu-ibu rombongan dari Sumbawa yang antusias untuk mengambil gambar berselfia ria bahwa   di monumen ini. Menurut mereka tugu simpang 5 juga disebut tugu selamat datang. Karena lokasinya berada di pusat kota dan punya nilai filosofi yang sangat mendalam. Dalam catatan sejarah, tugu ini berada di lima persimpangan jalan protokol yang selalu padat, yaitu jalan Tgk. H. M. Daud Beureuh, T. Panglima Polem, Sri Ratu Safiatuddin, Pangeran Diponegoro, dan jalan Teungku Angkasa Bendahara. Di lihat dari desainnya, ada 4 eksplorasi konsep dari  tugu Simpang Lima Aceh  ini, yaitu axis-oriented (sumbu), urban oase, multi-purposes building, dan landmark kota Banda Aceh. T...