Nenek Bundiyah merupakan
korban selamat dari amukan tsunami Aceh 2004 silam.
Beliau menceritakan tentang kejadian yang ia alami mulai saat gempa hingga gelombang tsunami menerjang Gampong Lampulo yang berada dekat dengan bibir pantai.
Kala itu warga yang awalnya berada di luar rumah selepas gempa, berlarian mencari tempat tinggi saat mendengar teriakan air laut naik dari ujung jalan. Salah satu tempat untuk menyelamatkan diri adalah rumah Ibu Abasiah dan bapak Misbah yang memiliki dua lantai.
Beliau menceritakan tentang kejadian yang ia alami mulai saat gempa hingga gelombang tsunami menerjang Gampong Lampulo yang berada dekat dengan bibir pantai.
Kala itu warga yang awalnya berada di luar rumah selepas gempa, berlarian mencari tempat tinggi saat mendengar teriakan air laut naik dari ujung jalan. Salah satu tempat untuk menyelamatkan diri adalah rumah Ibu Abasiah dan bapak Misbah yang memiliki dua lantai.
Namun, ternyata air terus
meninggi hingga mencapai dagu orang dewasa di lantai dua. Warga pun terjebak,
mereka terus berusaha bertahan hidup dengan mencoba menghancurkan plafon rumah
untuk naik kea tap rumah. Air terus
meninggi, warga yang terjebak mulai berdoa kepada yang Maha Kuasa agar tetap
selamat. Di tengah kepasrahan itulah datang pertolongan Tuhan. Tiba-tiba saja
datang sebuah kapal yang merapat ke rumah ibu Abasiah. Warga pun menyelamatkan
diri ke dalam kapal tersebut. Ada 59 warga yang selamat berkat kapal ini.
Mereka menunggu hingga 7 jam lamanya menunggu air laut surut.
Kapal
dengan panjang 25 meter dan lebar 5,5 meter ini terbuat dari kayu. Bagian bawah
kapal dicat warna hitam, sedangkan badan kapal tampak telah dicat kembali
dengan cat minyak berwarna perak. Beberapa bagian di dinding kapal terlihat
mulai lapuk dimakan usia. Bagi para pengunjung keberadaan kapal ini tentu
saja akan mengingatkan pada kekuasaan Sang Pencipta.
Di bawah kita akan menemukan
sebuah plakat dalam tiga bahasa; Aceh, Indonesia dan Inggris. Plakat ini
dirancang oleh tim Bustanussalatin dan bantuan recovery Aceh-Nias Trust Fund
BRR. Di atas plakat ada tulisan “Kapal ini dihempas oleh gelombang tsunami pada
tanggal 26 Desember 2004 hingga tersangkut di rumah ini. Kapal ini menjadi
bukti penting betapa dahsyatnya musibah tsunami tersebut. Berkat kapal ini 59
orang terselamatkan pada kejadian itu” kata nenek Bundiyah
Untuk mencapai objek wisata ini tidaklah sulit, letaknya berdekatan
dengan kantor Puskesmas Lampulo, persis di belakang sekolah dasar (SD) 65 Coca
Cola Banda Aceh. Akses ke sana juga mudah, bisa menggunakan sepeda motor atau
naik becak dengan tarif tiga ribu rupiah per kilometernya.







Komentar
Posting Komentar