Kopi, pahitmu selalu jujur apa adanya, I love it.
Kecamatan Batulanteh memiliki sejuta cerita tentang keindahan dan budaya masyarakatnya. Punik, adalah salah satu dusun yang memiliki kekayaan alam seperti kopi, kemiri, alfukat, durian dan manggis. Dusun Punik masuk wilayah administrasi Desa Batu Dulang.
Semalam dikampung ini, rasanya belum cukup untuk mengeksplore namun aku beruntung bisa merasakannya.
Punik disebut terminal pertama, tempat pemberhentian jika kita melakukan perjalanan menuju desa-desa lain di atas pegunungan Batulanteh-Sumbawa-NTB. Karena menyadari lokasi kampung ini strategis sebagai peluang usaha dan meningkatkan ekonomi keluarga, masyarakat disini banyak yang membuka warung kopi, warung makan, bengkel, toko klontong, dan ada juga yang menjajakan oleh-oleh jagung rebus. Untuk kedepan, masyarakat bisa berinovasi dengan berjualan es Alfukat kocok pasti akan laris manis, mengingat disini alfukat tumbuh subur, selain itu juga bisa berjualan jus jambu dan jeruk, kulihat disamping rumah penduduk banyak jambu dan jeruk, atau membuat rujak bisa laku keras.
Biasanya, sebelum melanjutkan perjalanan, pak supir Hartop berhenti makan atau sekedar menghisap rokoknya disini. Ketika supir berhenti otomatis pula penumpangnya ikut. Setelah dusun punik, infrastruktur jalan selanjutnya akan jelek, hanya dilakukan pengerasan dibagian tertentu, kita akan memasuki wilayah hutan lindung yang luas, kubangan lumpur, batu besar, menyebrangi sungai, hal itu membuat perjalanan kita mengalami ranjau darat alias goyang ke kiri, ke kiri, ke kiri dan ke kanan asyikk seperti judul lagu. hahahah tapi tetap menyenangkan kok, that is true adventure.
Saat melakukan perjalanan ke Tepal, aku sempat mampir makan, dan dikasih gratis oleh ibu Mandiara, si ibu yang punya warung sungguh baik sekali. Begitu juga saat pulang dari Tepal, kami memutuskan untuk bermalam di Punik.
Hujan deras membuat baju dan tasku basah, sedangkan saat itu mau menghadiri acara syukuran paman Majid berangkat umroh. Untungnya, saya dipinjamkan baju oleh bibi (istrinya paman majid).
Dingin sekali, menyantap kue dan kopi pahit rasanya nikmat luar biasa. Aku juga cobain kue khas Punik tapi aku lupa namanya. Selain itu, aku juga makan sayur blunak (asfaragus) yang dicampur dengan gulai ayam, hemmm.... soal rasa tidak perlu ragu wweeeennnnnaaaakkk banget, ada pula sayur blunak plus daging sapi.
Keesokan harinya, aku baru sadar kalau desa ini belum terjamah oleh PLN, lampu yang tadi malam menyala ternyata hahaha katanya tahun ini baru PLN akan masuk ke dusun Punik. Aku berjalan-jalan keliling kampung ada banyak buahan, kami dikasih percuma jambu, durian, alfukat, kemiri, rasanya bahagia sekali bisa datang dan bermalam di Punik.
Eitzzz....di sini juga ada destinasi air terjun, depan jalan raya, airnya dingin. Suasana khas dataran tinggi membuat hati dan pikiran tenang. Kalau kalian bosan dengan suasana kota Sumbawa, coba deh traveling ke sini, setelah Batu Dulang langsung ada dusun lagi yaitu Punik namanya. Tenang saja, jalan sudah hotmik jadi kalian akan sampai disini dengan mudah.














Komentar
Posting Komentar