Langsung ke konten utama

Strategi Alternatif Pemanfaatan Taman Kota Sebagai Sarana Komunitas Remaja Ceria

RINGKASAN
Taman Kota yaitu ruang didalam kota yang ditata untuk menciptakan keindahan, kenyamanan dan kesehatan bagi penggunanya (Master Plan RTH Kota Samawa.2012). Sedangkan Taman yang baik merupakan cerminan kota dengan manusia (masyarakat) yang baik. Namun, dalam tataran implementasi kita melihat bahwa terjadi disorientasi antara fungsi taman kota  sebagai sarana rekreasi dengan pergaulan remaja kekinian. Keberadaan taman kota di kelurahan bugis Kecamatan Sumbawa selama ini membawa dampak positif maupun negatif bagi pergaulan remaja di kota Sumbawa.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan strategi pemanfaatan taman kota sebagai wahana komunitas  remaja CERIA (Cerdas, Terampil dan Aplikatif) di Taman Bugis Kelurahan Bugis Kecamatan Sumbawa. Melalui wahana komunitas ini nantinya remaja-remaja di kota Sumbawa difokuskan pada pengembangan pendidikan anak muda, baik melalui program-program bersifat intelektual, emosional hingga sosial untuk mengembangkan minat dan bakat para remaja dibidangnya masing-masing. Perkembangan komunitas yang terlepas dari campur tangan pemerintah ini, merupakan suatu potensi positif yang bisa dikembangkan.
Secara Keseluruhan proses analisis dalam penelitian ini menggunakan Pendekatan Kualitatif Deskriptif dengan teknik pengumpulan data telaah dokumen, wawancara mendalam dan observasi / pengamatan lapangan secara langsung. Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan untuk memahami fenomena  diwilayah studi secara menyeluruh dan mendalam sehingga temuan –temuan dalam penelitian –kualitatif adalah unik dan nyata serta kesimpulan yang dihasilkan tidak dimaksudkan untuk digeneralisasikan pada populasi yang lebih besar dengan situasi yang berbeda. 

A.             BAB I PENDAHULUAN
1.1              LATAR BELAKANG MASALAH
Remaja adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan kedepannya mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Pada umumnya, Remaja yang tinggal di perkotaan sering kali disibukkan oleh rutinitas belajar yang melelahkan baik secara formal maupun nonformal. Sehingga secara psikologis para remaja memerlukan tempat bermain untuk melepaskan stress dari segala rutinitas kota. Berbagai studi telah membuktikan bahwa volume taman serta lahan terbuka dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat suatu kota. Dari segi kesehatan, berdasarkan penelitian yang dilakukan U.S. Surgeon General pada tahun 1996, ditemukan bahwa masyarakat yang rutin melakukan aktifitas fisik dapat terhindar dari resiko kematian prematur; seperti penyakit jantung, hipertensi, kanker dan diabetes.
Pembangunan taman kota adalah solusi untuk menciptakan ruang terbuka publik yang dapat diakses oleh semua kalangan. Sedangakan yang dimaksud dengan Taman Kota dalam (Master Plan RTH Kab. Sumbawa. 2012) yaitu ruang didalam kota yang ditata untuk menciptakan keindahan, kenyamanan dan kesehatan bagi penggunanya. Oleh karena itu pemerintah kabupaten Sumbawa mengalih fungsikan terminal umum lama sebagai lokasi Taman Bugis Kelurahan Bugis Kecamatan Sumbawa sebagai ruang terbuka publik pada tahun 2000. Pembangunan taman Bugis bertujuan  untuk memprindah kota sekaligus menyediakan tempat rekreasi bagi masyarakat. Akan tetapi pemanfaatan  taman kota saat ini cenderung rnenyimpang dari fungsinya. Hal ini ditunjukan oleh adanya perubahan  aktifitas di dalam taman yang menunjukan kurangnya kesadaran masyarakat kota dalam memanfaatkan taman kota sebagai penyeimbang kehidupan kota.
Keberadaan taman kota di kelurahan bugis Kecamatan Sumbawa selama ini sering disalah gunakan oleh segelintir masyarakat khususnya para remaja . Penerangan Lampu yang tidak memadai pada malam hari ditambah lagi dengan sistem pengamanan yang kurang maksimal membuat para remaja sering melakukan prilaku menyimpang disekitar taman kota. Adapun contohnya  seperti nongkrong sambil merokok hingga larut malam ataupun trak-trakan di jalan samping taman serta sering dijadikan sebagai lokasi pesta miras oleh kalangan masyarakat baik anak muda maupun orang dewasa. Disamping itu taman ini juga menjadi  tempat bersembunyi para pelajar yang bolos sekolah serta menjadi tempat berkumpul kelompok anak punk atau anak jalanan. Hal ini kemudian berdampak pada rusaknya nilai estetika taman.
Namun keberadaan taman kota di kelurahan bugis kecamatan Sumbawa ternyata membawa implikasi positif  kepada sejumlah kalangan remaja yang sering memanfaatkan lokasi ini sebagai kawasan strategis untuk mengembangkan bakat dan kreativitas mereka. Sebut saja salah satunya yaitu The respektor Sumbawa yang sering menggunakan taman bugis sebagai tempat latihan vocal dan pementasan BeatBox, Komunitas anak Sumbawa sering menggunakan taman bugis sebagai tempat diskusi sedangkan Club skateboard menggunakan ruas jalan raya disekitar taman bugis sebagai arena latihan setiap sore harinya dan kegiatan-kegiatan lainnya yang dilakukan oleh para remaja di taman Bugis.
Berangkat dari berbagai permasalahan diatas penulis merasa penting untuk melakukan penelitian yang mendalam guna mencari Strategi Alternatif  Pemanfaatan Taman Kota Sebagai Sarana Komunitas Remaja Ceria (cerdas, terampil dan aplikatif) Studi Deskriptif Kualitatif pada Taman Bugis Kelurahan Bugis Kabupaten Sumbawa). Melalui wahana komunitas ini nantinya remaja-remaja di kota Sumbawa difokuskan pada pengembangan pendidikan anak muda, baik melalui program-program bersifat intelektual, emosional hingga sosial untuk mengembangkan minat dan bakat para remaja dibidangnya masing-masing. Perkembangan komunitas yang terlepas dari campur tangan pemerintah ini, merupakan suatu potensi positif yang bisa dikembangkan. Untuk itu, pemfungsian taman-taman kota sebagai “Park” yang bernilai sosial perlu lebih ditingkatkan.
Selain itu, Pembangunan komunitas-komunitas remaja ini secara tidak langsung juga dapat mengurangi beban pemerintah kota dalam hal penanganan tindakan-tindakan kriminalitas dan vandalisme yang kerap dilakukan para remaja. Setelah melakukan penelitian ini, harapan kami yaitu dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada Leading Sektor (pemerintah daerah Kabupaten Sumbawa) berupa rekomendasi kebijakan ataupun memberikan motivasi kepada semua pelajar di kota Sumbawa untuk terus berkarya dan berprestasi.
1.2              Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah:
Bagaimanakah strategi Pemanfaatan Taman Kota sebagai wahana komunitas remaja ceria (cerdas,terampil dan aplikatif)?
1.3           Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1.      Mengetahui dan mendeskripsikan strategi pemanfaatan taman kota sebagai wahana komunitas  remaja ceria
2.      Mengetahui dan mendeskripsikan aspirasi pengguna taman khususnya para remaja tentang manfaat  keberadaan taman Bugis Kelurahan Bugis Kecamatan Sumbawa.
1.4              Luaran Yang diharapkan
Luaran yang kami harapkan dalam penelitian ini yaitu berupa rekomendasi kebijakan baik dalam bentuk artikel ataupun jurnal ilmiah yang dipublikasikan melalui media cetak maupun elektronik sehingga masyarakat khususnya para pelajar dan mahasiswa dapat mengakses dengan mudah dan dengan biaya yang murah. Tujuannya adalah agar pelajar ataupun mahasiswa bisa terinspirasi dengan penelitian yang kami lakukan sehingga mereka dapat tertarik untuk membantu pemerintah dan masyarakat guna mencari solusi atas segala permasalahan-permasalahan yang ada disekitar kita.
1.5           Kegunaan Penelitian
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:
1.            Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah daerah Kabupaten Sumbawa  melalui Badan Penanaman modal dan lingkungan hidup sekaligus memberikan rekomendasi kepada pembuat dan pengelola taman Bugis yaitu pemerintah Kelurahan Bugis Kecamatan Sumbawa.
2.            Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan analisis Kebijakan publik melalui pengamatan realitas pelaksanaan program pembangunan dengan mengidentifikasi masalah,kondisi, dan aktor yang mendukung keberhasilan atau kegagalan kebijakan.
B.              BAB II Tinjauan Pustaka
Dalam Master Plan Rencana tata ruang dan wilayah kabupaten Sumbawa (2012:3) yang dimaksud dengan Taman Kota adalah  ruang didalam kota yang ditata untuk menciptakan keindahan, kenyamanan, keamanan dan kesehatan bagi penggunanya. Selain itu taman kota juga difungsikan sebagai paru-paru kota, pengendali iklim mikro, konservasi tanah dan air dan habitat flora dan fauna. Sedangkan menurut Muhammad Fathien Azmi dalam (Jurnal teknik arsitektur. 2012. Pemanfaatan fungsi taman ayam daya kota makasar di unduh pada 15/10/2013) yang dimaksud dengan taman kota adalah bagian dari ruang terbuka hijau yang mutlak diadakan disetiap sudut perkotaan.
Selanjutnya Taman yang baik merupakan cerminan kota dengan manusia (masyarakat) yang baik. Namun, dalam tataran implementasi kita melihat bahwa terjadi disorientasi antara fungsi taman kota  sebagai sarana rekreasi dengan pergaulan remaja kekinian. Para Remaja cenderung menyalagunakan fungsi taman kota, mereka menggunakan taman kota sebagai tempat pergaulan bebas. Pergaulan bebas semakin menunjukkan trend yang amat memprihatinkan. Berbagai macam pergaulan bebas yang mencolok saat ini, sepert ; tauran pelajar, penyalah gunaan narkoba, dan seks bebas yang semakin menjamur. Pelakunya bukan hanya anak SMA bahkan sudah merambat dikalangan SMP (Rini Fauziah dalam http;//RiniFauziahblogspot.com)
Masa remaja merupakan salah satu  periode dari  perkembangan manusia dimana Masa ini merupakan masa  dimana individu berkembang dari saat pertama kali menunjukan tanda-tanda sesual sekunder sampai saat ia mencapai kematangan seksual dalam (http://nevianyagastha.blogspot.com/2011/07/batasan-remaja-menurut-who.html ) sedangkan Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12-18 tahun. Segala persoalan remaja hari ini sebenarnya bisa dikorelasikan dengan keberadaan taman kota. Saat ini, taman-taman kota tidak lagi hanya dipandang sebagai kontributor bagi pemenuhan kualitas fisik dan estetika lingkungan saja. Berbagai penelitian telah dilakukan dan menyimpulkan bahwa taman kota memiliki aspek yang lebih luas terhadap pemenuhan tujuan-tujuan kebijakan publik lainya, seperti aspek ekonomi masyarakat, perkembangan anak muda perkotaan dan kesehatan public (Dini Tri Haryanti. 2008).
Berangkat dari hasil penelitian diatas sesungguhnya taman kota bisa difungsikan secara lebih luas serta  menjadi media utama bagi sarana edukasi para remaja. Selain sebagai tempat rekreasi taman kota juga bisa dimanfaatkan menjadi Balai Budaya Terbuka guna mendorong berbagai aktivitas kreatif generasi muda, dari berbagai sekolah bisa diarahkan terpusat di taman tersebut. Dengan demikian keberadaan seniman bisa terpusat ditaman tersebut selanjutnya diharapkan  seniman tersebut mampu memberikan transformasi pengetahuan dan wawasan seni budaya kepada generasi muda secara langsung di tempat itu (Syamsuri Bachman dalam http://www.nyananews.com/2013/07/13/fks-kj-rancang-taman-remaja-jadi-balai-budaya)
Di samping itu Taman-taman kota juga dapat berperan sebagai agen pembangunan komunitas remaja. Menjadikan setiap sisi kota sebagai lokasi yang nyaman untuk ditinggali, menyediakan lokasi rekreasi murah dan bersahabat bagi anak-anak muda, yang bisa diakses masyarakat dari berbagai strata (Rizky Wiryawan. 2012 di akses pada http://taman-taman bandung WordPress.com ). Melihat penelitian-penelitian terdahulu seperti yang sudah dikemukakan diatas nampaknya ada kesamaan objek penelitian seperti yang sudah dilakukan oleh para peneliti. Penelitian ini berawal dari ketertarikan kami untuk menemukan strategi alternatif Pemanfaatan Taman Kota sebagai wahana komunitas remaja.

C.             BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan dalam program ini diawali dengan pengumpulan data awal menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor dalam Meleong (2001:3-4) pendekatan kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan informasi deskriptif berupa kata-kata tertulis ataupun lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Teknik penentuan informan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik purposive sampling. Purposive samping atau sampel pertimbangan bertujuan merupakan teknik penentuan informan yang hanya sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel ini digunakan apabila jika dalam upaya memperoleh data tentang fenomena atau masalah yang diteliti memerlukan sumber data yang spesifik atau memiliki kualifikasi tertentu, dalam kaitannya dengan penelitian ini yaitu pengguna taman bugis kelurahan Bugis Kec. Sumbawa dengan berbagai latar belakang sehingga kami perlu membatasi informan dengan kriteria tertentu. Selain itu menurut pendapat Strauss (1987) bahwa penelitian kualitatif tidak dapat dipaksakan, tergesa-gesa, ataupun buru-buru (Denzim 2009:275). Oleh karena keterbatasan waktu dan dana dalam penelitian ini maka penulis memilih menggunakan metode purposive sampling.
Dalam penelitian kualitatif penentuan informan tidak dapat ditentukan diawal penelitian, tetapi kita dapat menghentikan penggalian informasi dari informan ketika dana sudah jenuh (sudah tidak ditemui variasi data lagi). Akan tetapi yang dapat ditentuka diawal penelitian adalah jenis informan yakni informan subjek (yakni semua orang yang mengalami secara langsung hal-hal yang diteliti, informan non subjek (semua orang yang tidak mengalami secara langsung hal-hal yang diteliti tetapi mengetahui banyak hal tentang berbagai hal yang diteliti) dan informan kunci (semua orang yang mengetahui banyak berkaitan dengan yang diteliti walaupuntidak selalu mengalami secara langsung tentang hal yang diteliti biasanya orang tersebut mengerti sejarah setting sosial atau realitas yang terjadi).
Adapun kriteria informan, yang kami jadikan sebagai informan subjek dalam penelitian ini yaitu
1)      Pengguna taman bugis khususnya para Remaja yang masih berusia 12-18  tahun (batasan usia remaja menurut WHO).
2)      Pemerintah Daerah selaku eksekutor Bugis yaitu BPMLH dan Pemerintah Kelurahan Bugis Kecamatan Sumbawa sebagai pengelola taman.
Tempat yang kami gunakan dalam penelitian ini yaitu disekitar lokasi taman Bugis Jl. Diponegoro Kelurahan Bugis Kabupaten Sumbawa. Jangka waktu yang kamigunakan dalam penelitian ini yaitu 5 bulan terhitung dari bulan Februari sampai Juni 2014. Sementara itu, teknik pengumpulan data yang kami lakukan yaitu:
a.       Wawancara mendalam
Merupakan proses pencarian data melalui percakapan antara dua orang atau lebih yang diarahkan pada suatu permasalahan tertentu, ini merupakan Tanya jawab lisan yang berhadap-hadapan secara fisik. Jadi fungsi wawancara mendalam disini sebagai pengumpul data primer.
b.      Pengamatan terlibat / observasi
Yaitu suatu pengamatan dengan melibatkan diri sebagai dan mengambil peran sosial tertentu secara langsung. Maksudnya peneliti tidak hanya memperoleh informasi dari hasil pengakuan informan saja akan tetapi peneliti ikut menyelami kehidupan pribadi informan dengan berusaha lebih dekat dengan informan dan mengikuti segala aktivitasnya.
Adapun analisis data dalam metode penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk mencari kecendrungan tentang realitas sosial yang diamati danjuga tidak dimaksudkan untuk memotret pola-pola umum dari realitas sosial yang diamati. Akan tetapi analisis kualitatif dimaksudkan untuk menginterprestasikan makna dibalik perkataan dan tingkah laku subjek penelitian untuk mencari pemahaman yang mendalam tentang realitas social yang diteliti sebagaiman realitas sosial tersebut dipahami oleh subjek penelitian.
Tahap pemeriksaan keabsahan informasi perlu dilakukan agar informasi yang diperoleh merupakan data yang memiliki tingkat keabsahan yang memadai dengan menggunakan teknik perpanjangan keikutsertaan dan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan sebagai pembanding terhadap data itu. Pengecekan data dilakukan melalui jalan 1) membandingkan hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, 2) membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, 3) membandingkan apa yang dikatakan dengan situasi peneliti dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, 4) membandingkan keadaan dengan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang, 5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Moleong, 2001:178).
Analisis data dilakukan dari awal hingga akhir penelitian. Komponen – komponen analisis data mencakup reduksi data (data reduction) dengan membuat abstraksi penelitian, penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan secara interaktif saling berhubungan selama dan sesudah pengumpulan data (Salim,2006:22-23). Setelah data dianalisis, selanjutnya akan ditarik kesimpulan dari fakta-fakta atau hal-hal yang bersifat khusus ke hal-hal  yang bersifat umum. Dari proses penarikan kesimpulan ini diharapkan dapat menjawab seluruh permasalahan dalam penelitian ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lalu Dia Lala Jinis Kisah Romeo Juliet Alas-Sateluk

Resensi By: Susi Gustiana Betapa bahagia  mencium aroma buku , pikiranku menari 'seolah menemukan harta karun'.    Buku Lalu Dia dan Lala Jinis  adalah cerita rakyat Sumbawa yang di tulis oleh bapak Dinullah Rayes. Nama Rayes merupakan marga dari keturunan kedatuan Alas. Cerita ini bersemi dihati penduduk terutama dari bagian barat tepatnya di kecamatan Alas. Kisah kasih diantara dua pasang anak muda romeo dan Juliet Sumbawa ini diriwayatkan oleh orang tua dengan menggunakan bahasa yang puitik melalui lawas. Lawas samawa merupakan puisi lisan tradisional pada umumnya tiap bait terdiri dari 3 baris. Dipengantar awal buku penulis menyebutkan bahwa kisah ini ditembangkan oleh orangtua yang   mahir balawas (menembangkan syair) dengan suara merdu menawan dan mempesona bagi siapapun yang mendengar. Tradisi di Sumbawa bagi orang yang bisa mendongeng atau bercerita itu disebut Badia. Tau Badia (orang/seniman yang menyampaikan cerita) sering diund...

Tugu Simpang 5 Aceh!!!! Begitu ‘Sempurna’

Kalian tahu tidak lagu sempurna dari Andra and The Backbone mungkin itu tepat untuk menggambarkan monument ini. “Belum ke Aceh namanya jika belum mengunjungi salah satu tugu atau monumen yang sangat ikonik dan keren ini” kata Pak Marzuki guide kami selama di Aceh. Yupz…..Namanya tugu simpang 5, oleh ibu-ibu rombongan dari Sumbawa yang antusias untuk mengambil gambar berselfia ria bahwa   di monumen ini. Menurut mereka tugu simpang 5 juga disebut tugu selamat datang. Karena lokasinya berada di pusat kota dan punya nilai filosofi yang sangat mendalam. Dalam catatan sejarah, tugu ini berada di lima persimpangan jalan protokol yang selalu padat, yaitu jalan Tgk. H. M. Daud Beureuh, T. Panglima Polem, Sri Ratu Safiatuddin, Pangeran Diponegoro, dan jalan Teungku Angkasa Bendahara. Di lihat dari desainnya, ada 4 eksplorasi konsep dari  tugu Simpang Lima Aceh  ini, yaitu axis-oriented (sumbu), urban oase, multi-purposes building, dan landmark kota Banda Aceh. T...

Kompetisi Vs Pandemi

Mengikuti kompetisi sudah menjadi kebiasaanku sejak SD hingga sekarang. Meski jarang menang, tetapi sudah ikut berpartisipasi saja rasanya bahagia sekali. Ketika pandemi Covid 19 terjadi pada bulan Maret tahun 2020, hikmahnya kita lebih gampang mengikuti lomba seperti menulis Esai,  artikel, opini, KTI, cerpen, puisi, seminar, lomba desain, photografi, pelatihan, fellowship, nulis buku, beasiswa dan lain-lain. Jika dihitung, jumlah project menulis kala pandemi yang aku ikuti sekitar 30 lebih dari non Fiksi hingga Fiksi tapi yang menang bisa dihitung jari. Namun dari effort tersebut, banyak yang kita dapatkan yaitu kiriman buku gratis dari funding internasional dan nasional,  teman baru, relasi, wawasan, update teknologi aplikasi, hadiah menarik dan lain-lain serta jangan lupakan hadiah uang dan pulsa🤭😉. Selanjutnya, tahun 2021 bersiap untuk kompetisi lagi. Jika ada yang termotivasi dengan tulisan ini, maka tetap semangat, optimis, jangan pernah insecure, iri hati, dengki dan...