Langsung ke konten utama

Tips Membangun Jejaring, Pertajam Liputan, Go Internasional


Terimakasih, Tips Nya Mbak Dian Lestari Ketua SEJUK KALBAR
Kalau Susi ingin dapat kesempatan seperti saya, ada beberapa hal yang mungkin bisa dilakukan:        1. Tentukan fokus isu.
Saya bilang ke teman di Swiss bahwa sebenarnya saya fokus ke isu keberagaman, saya koordinator Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk) Kalimantan Barat. Dari awal saya jujur katakan padanya bahwa saya bukan wartawan yang fokus pada isu lingkungan. Tapi saya mengikuti perkembangan isu lingkungan karna saya percaya ada hubungan antara konflik pengelolaan SDA dan isu keberagaman
Video singkat saya di youtube: school of drone Swandiri Institute. Video profil teman yang buat drone: Dayak dan Drone
2. Modal Pelatihan Nasional
Sudah berapa tahun jadi wartawan? Pelatihan nasional apa aja yang pernah diikuti?
Modal pelatihan nasional akan membuka perspektif dan jaringan kita.

3. Cari info sebanyak-banyaknya tentang seleksi pelatihan dan program jurnalis ke luar negeri. Saya dulu ikut pelatihan menulis Yayasan Pantau di Jakata. Dua minggu dan keluar biaya sendiri. Tapi dampaknya sangat besar. Setelah itu saya diberi kesempatan pelatihan jurnalis di Australia selama 5 pekan. Catatannya juga ada di fb saya Dian Lestari

4. Buatlah tulisan yang temanya cuma ada di daerahmu.
Seperti saya dulu pernah juara 2 menulis tentang gizi buruk, judulnya memakai bahasa lokal setempat. Bagaimana ibu anak penderita gizi buruk lebih percaya dukun anak ketimbang dokter dan perawat gizi anak. Sy juga pernah juara 1 tulisan tentang buta aksara, karena kebetulan dapat kisah yang menarik tentang warung Bu Ramlah. Saya pernah tautkan di catatan fb saya.

5. Perbanyak baca dan tonton liputan jurnalistik internasional yang menang lomba. Untuk liputan investigasi dengan gaya reportase gamifikasi, saya sarankan kamu search: Pirate Fishing liputan wartawan Al Jazeera.
Itu menurutku laporan yang keren, sangat layak diganjar banyak penghargaan
6. Pantang menyerah.
 Ikuti beragam seleksi pelatihan dalam dan luar negeri. Perbanyak jaringan. Kalau gagal seleksi, pelajari apa poin kekurangan. Seringlah diskusi dengan jurnalis-jurnalis yang sering menang lomba dan pelatihan ke luar negeri
Semoga berhasil.
7. Aktif Promosi Tulisan di Medsos
Oh iya, satu lagi tipsnya, aktiflah promosikan tulisanmu di media sosial. Bersihkan status fb dari hal-hal pribadi. Lebih baik tautkan hal-hal terkait jurnalisme dan kemanusiaan, supaya kalau orang tracking kamu jadi lebih gampang. Untuk jaringan jurnalis internasional, mereka pada umumnya otomatis akan tanya apa akun twitter n linkedin kita ketimbang fb. Tautkan berita-berita dan tulisanmu.
8. Buat Tulisan 2 Bahasa
Tulisanmu sebaiknya dibuat 2 bahasa. Pake aja google translate. Tapi cek juga hasilnya, kadang ada yang salah.
9. Belajar Bahasa Asing
Tingkatkan terus kemampuan bahasa asing.
Minimal tiap hari baca berita singkat berbahsa Inggris. Kalau kamu bisa bahasa Arab atau yang lain, cobalah buat jaringan dengan wartawan di Timur Tengah.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kompetisi Vs Pandemi

Mengikuti kompetisi sudah menjadi kebiasaanku sejak SD hingga sekarang. Meski jarang menang, tetapi sudah ikut berpartisipasi saja rasanya bahagia sekali. Ketika pandemi Covid 19 terjadi pada bulan Maret tahun 2020, hikmahnya kita lebih gampang mengikuti lomba seperti menulis Esai,  artikel, opini, KTI, cerpen, puisi, seminar, lomba desain, photografi, pelatihan, fellowship, nulis buku, beasiswa dan lain-lain. Jika dihitung, jumlah project menulis kala pandemi yang aku ikuti sekitar 30 lebih dari non Fiksi hingga Fiksi tapi yang menang bisa dihitung jari. Namun dari effort tersebut, banyak yang kita dapatkan yaitu kiriman buku gratis dari funding internasional dan nasional,  teman baru, relasi, wawasan, update teknologi aplikasi, hadiah menarik dan lain-lain serta jangan lupakan hadiah uang dan pulsa🤭😉. Selanjutnya, tahun 2021 bersiap untuk kompetisi lagi. Jika ada yang termotivasi dengan tulisan ini, maka tetap semangat, optimis, jangan pernah insecure, iri hati, dengki dan...

Lalu Dia Lala Jinis Kisah Romeo Juliet Alas-Sateluk

Resensi By: Susi Gustiana Betapa bahagia  mencium aroma buku , pikiranku menari 'seolah menemukan harta karun'.    Buku Lalu Dia dan Lala Jinis  adalah cerita rakyat Sumbawa yang di tulis oleh bapak Dinullah Rayes. Nama Rayes merupakan marga dari keturunan kedatuan Alas. Cerita ini bersemi dihati penduduk terutama dari bagian barat tepatnya di kecamatan Alas. Kisah kasih diantara dua pasang anak muda romeo dan Juliet Sumbawa ini diriwayatkan oleh orang tua dengan menggunakan bahasa yang puitik melalui lawas. Lawas samawa merupakan puisi lisan tradisional pada umumnya tiap bait terdiri dari 3 baris. Dipengantar awal buku penulis menyebutkan bahwa kisah ini ditembangkan oleh orangtua yang   mahir balawas (menembangkan syair) dengan suara merdu menawan dan mempesona bagi siapapun yang mendengar. Tradisi di Sumbawa bagi orang yang bisa mendongeng atau bercerita itu disebut Badia. Tau Badia (orang/seniman yang menyampaikan cerita) sering diund...

Tugu Simpang 5 Aceh!!!! Begitu ‘Sempurna’

Kalian tahu tidak lagu sempurna dari Andra and The Backbone mungkin itu tepat untuk menggambarkan monument ini. “Belum ke Aceh namanya jika belum mengunjungi salah satu tugu atau monumen yang sangat ikonik dan keren ini” kata Pak Marzuki guide kami selama di Aceh. Yupz…..Namanya tugu simpang 5, oleh ibu-ibu rombongan dari Sumbawa yang antusias untuk mengambil gambar berselfia ria bahwa   di monumen ini. Menurut mereka tugu simpang 5 juga disebut tugu selamat datang. Karena lokasinya berada di pusat kota dan punya nilai filosofi yang sangat mendalam. Dalam catatan sejarah, tugu ini berada di lima persimpangan jalan protokol yang selalu padat, yaitu jalan Tgk. H. M. Daud Beureuh, T. Panglima Polem, Sri Ratu Safiatuddin, Pangeran Diponegoro, dan jalan Teungku Angkasa Bendahara. Di lihat dari desainnya, ada 4 eksplorasi konsep dari  tugu Simpang Lima Aceh  ini, yaitu axis-oriented (sumbu), urban oase, multi-purposes building, dan landmark kota Banda Aceh. T...