Rostiawati, S.
Pd, SD tidak pernah menyangka media pembelajaran Kartu Huruf miliknya mendapat
juara 2 pada Lomba INOVASI pembelajaran tingkat Provinsi NTB tahun 2018.
Awalnya, guru
kelahiran Utan 24 Agustus 1971 ini tidak percaya diri mengikuti lomba, apalagi
bersaing dengan guru-guru PNS. Namun, nasib memilih dirinya sebagai juara.
Menurut
Rostiawati, bermain kartu huruf dihajatkan untuk mempercepat pengenalan huruf,
hingga anak-anak bisa belajar membaca dengan metode yang menyenangkan.
Pada tahun 2016
sampai 2017 Rostiawati pernah mengikuti pelatihan melalui program rintisan Gema
Literasi, program yang diselenggarakan oleh INOVASI bekerjasama dengan Yayasan
Sayangi Tunas Cilik (Save The Children). Dari pelatihan tersebut dirinya mulai
berinovasi menghias kelas dan membuat media pembelajaran literasi kartu huruf.
“Bermain kartu
huruf, saya rancang dengan menempelkan berbagai gambar, tulisan, huruf, angka.
Memberi label pada setiap benda yang ada di dalam kelas, dan hasil karya siswa
yang berkaitan dengan pembelajaran, lalu saya susun dan aplikasikan di kertas
atau karton bekas. Media kartu huruf bertujuan untuk memudahkan anak belajar
membaca,” demikian pungkas Rostiawati.
Awal membuat
media kartu huruf saat menjadi wali kelas 1 SDN 5 Utan, Rostiawati adalah guru
penyabar. Bayangkan saja dirinya sudah mengabdi sebagai guru honorer selama 15
tahun.
“Saya tetap
sabar dan ikhlas walau gaji tidak seberapa. Saya berjuang demi anak bangsa
dalam keadaan serba kekurangan. Saya tetap bangga dan bersyukur meski terbatas
dana dan biaya, saya mampu berinovasi,” kata Rostiawati.
Saat sudah
berusia 33 tahun, Rostiawati baru memulai karirnya di dunia pendidikan.
Tertarik menjadi guru sebut Rostiawati karena tenaga guru sangat dibutuhkan
pada tahun-tahun mendatang.
“Saya mulai
mengabdi di SDN 5 Utan. Seiring berjalan waktu saya mendapat kabar bahwa yang
dibutuhkun sekolah itu guru sarjana maka saya kuliah lagi di Universitas
Terbuka tahun 2005 hingga lulus D3 tahun 2008. Saat itu syarat menjadi guru
harus lulus S1 maka saya melanjutkan ke jenjang S1 dan lulus pada tahun 2011. Tahun
2013 saya pernah mengikuti tes K2 tetapi Alhamdulillah tidak lulus. Walaupun
tidak lulus PNS dan masih saya bersyukur,” demikian jelas Rostiawati.
Baca juga di Buletin Rabasa Bappeda Sumbawa Edisi 1
Komentar
Posting Komentar