Sebagimana
dulu Ki Hadjar Dewantara menggunakan istilah “Taman” sebagai konsep
pendidikannya. Taman berarti sebuah tempat bermain. Teduh, tenang, dan
tentunya menyenangkan. Anak-anak senantiasa gembira berada di taman. Mereka
dengan senang hati menghabiskan waktu di taman. Ki Hadjar ingin konsep
pendidikan seperti sebuah taman. Pendidikan haruslah menyenangkan, belajar
adalah proses kegembiraan.
Ketika lonceng sekolah berbunyi semestinya sebuah tanda dimulainya kegembiraan. Lalu ketika lonceng pulang berbunyi anak-anak akan enggan untuk pulang karena ia tak ingin kesenangannya berhenti.
Ikhtiar untuk mendorong pendidikan
sebagai sebuah kegembiraan itu terus kita dorong bersama. Menteri pendidikan akrab
disapa mas Nadiem mengeluarkan kebijakan merdeka belajar sebagai jawaban atas gebrakan
yang ingin ia lakukan. Kebijakan merdeka belajar sebagai jawaban atas keresahan
yang selama ini dirasakan oleh para stake holders pendidikan dilapangan. 4 hal
pokok kebijakan yaitu menghapus ujian nasional, ujian sekolah berstandar
nasional diganti dengan asesmen yang dilakukan hanya oleh sekolah, guru bebas
membuat, menggunakan dan mengatur format RPP tanpa perlu mekanisme administrasi
yang rumit, penerimaan peserta didik baru (PPDB) lebih fleksibel.
Salah
satu masalah yang timbul selama ini adalah pendidikan terasa seperti sebuah
penderitaan. Ketika menemui guru dan murid mereka mengeluhkan beberapa hal yang
tentunya ingin kita bereskan bersama-sama.
Lebih
dari itu kita menginginkan ikhtiar perubahan ini tidak hanya berfungsi untuk
meningkatkan kualitas pendidikan tapi mengutip Ki Hadjar, menjadikan sekolah
dan pendidikan sebagai sebuah taman.
Pendidikan
yang bisa menghadirkan sebuah kegembiraan bagi para pelakunya. Sehingga kelak
ketika bel sekolah berbunyi anak-anak kita akan hadir dengan senyum lebar
menghiasi wajahnya.
Komentar
Posting Komentar