Langsung ke konten utama

Jangan Berputus Asa, Pelajaran Dari Nabi Yunus dan Kaumnya



Nama Nabi Yunus ‘alaihi as-salam disebut dalam Alquran 4 kali, masing-masing pada Surat An-Nisa’ 163, Al-An’am 86, Yunus 98 dan Ash-Shaffaat 139, 3 Surah Makkiyah dan 1 Surat Madaniyah yaitu An-Nisa’.  Dalam Mushaf nama Yunus pertama kali disebut dalam Surah An-Nisa’ ayat 163. Allah SWT berfirman:
۞إِنَّآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ كَمَآ أَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ نُوحٖ وَٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ مِنۢ بَعۡدِهِۦۚ وَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰٓ إِبۡرَٰهِيمَ وَإِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوبَ وَٱلۡأَسۡبَاطِ وَعِيسَىٰ وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَٰرُونَ وَسُلَيۡمَٰنَۚ وَءَاتَيۡنَا دَاوُۥدَ زَبُورٗا ١٦٣  
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada Daud.” (Q. S. An-Nisa’ 4:163)
Dalam ayat di atas, Allah SWT menyebut nama Nabi Yunus setelah Ayyub sebelum Harun, dalam deretan nabi-nabi yang mendapat wahyu dari Allah SWT. Dalam Surah ash-Shaffat ayat 139 ditegaskan bahwa Yunus adalah seorang rasul. Allah SWT berfirman:
وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ١٣٩
“Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, “ Q.S. Ash-Shaffat 37:139)
Yunus ibn Mata Nabi diutus di negeri Nainawa, berada di wilayah Moshul Iraq. Pada abad modern ini Moshul dikenal sebagai wilayah penghasil minyak yang sangat besar.
Seperti Nabi dan Rasul lain sebelumnya, Yunus menyeru mereka untuk hanya menyembah Allah SWT semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Tetapi mereka menolak dan menentang Nabi Yunus.
Setelah kaumnya tidak mau mendengar seruan Nabi Yunus, beliau kecewa dan sedih, lalu pergi meninggalkan Nainawa menuju Halab (Aleppo) di Suriah, dan terus menuju Yafa Palestina menuju pantai laut tengah, berencana berlayar menuju Tarsyisy di Tunis. Sebelum pergi, Yunus mengancam kaumnya, kalau mereka tetap saja durhaka, tidak lama setelah dia pergi nanti akan turun azab menimpa mereka sehingga mereka akan binasa.
Sepeninggal Nabi Yunus, penduduk Nainawa mulai menyadari kesalahan mereka. Mereka mulai khawatir akan turunnya azab dari Allah SWT seperti yang diancamkan oleh Yunus.  Akhirnya mereka bertobat dan mau mengikuti seruan Nabi Yunus, tetapi Yunus sudah terlalunjur meninggalkan mereka. Karena mereka sudah beriman, Allah SWT tidak jadi menurunkan azab kepada mereka. Iman telah menyelamatkan mereka dari azab Allah SWT. Allah SWT berfirman:
فَلَوۡلَا كَانَتۡ قَرۡيَةٌ ءَامَنَتۡ فَنَفَعَهَآ إِيمَٰنُهَآ إِلَّا قَوۡمَ يُونُسَ لَمَّآ ءَامَنُواْ كَشَفۡنَا عَنۡهُمۡ عَذَابَ ٱلۡخِزۡيِ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَمَتَّعۡنَٰهُمۡ إِلَىٰ حِينٖ ٩٨
“Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (Q. S. Yunus 10: 98)
Berbeda dengan kaum durhaka sebelumnya, seperti kaum Nabi Nuh, kaum Hud, kaum Nabi Shaleh, sampai kepada Fir’aun dan balatentaranya, semua dibinasakan oleh Allah SWT, kaum Nabi Yunus tidak jadi dijatuhi azab karena mereka segera sadar dan bertobat kepada Allah SWT. Sekiranya penduduk negeri-negeri mau beriman dan mengikuti ajakan Rasul yang diutus kepada mereka, tentu iman itu bisa menyelamatkan mereka dari azab Allah SWT seperti halnya yang dialami oleh kaum Nabi Yunus.
Lalu apa yang terjadi pada Yunus setelah dia naik kapal di Yafa? Cuaca buruk, penumpang berlebih, maka Kapten kapal menyatakan penumpang harus dikurangi, kalau tidak kapal akan tenggelam. Akhirnya diadakanlah undian siapa yang akan dilemparkan ke laut. Undian jatuh kepada Yunus, akhirnya dilemparkanlah beliau ke dalam lautan, lalu ditelan oleh ikan Paus. Allah SWT berfirman:
وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ١٣٩  إِذۡ أَبَقَ إِلَى ٱلۡفُلۡكِ ٱلۡمَشۡحُونِ ١٤٠ فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ ٱلۡمُدۡحَضِينَ ١٤١ فَٱلۡتَقَمَهُ ٱلۡحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٞ ١٤٢  
“Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul. (ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan. Kemudian ia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela.” (Q. S. Ash-Shaffat 37: 139-142)
Dalam ayat disebutkan bahwa Yunus tercela karena meninggalkan kewajibannya. Harusnya dia tetap berada di tengah-tengah kaumnya, membimbing dan mengingatkan mereka dengan sabar, tidak langsung kecewa dan marah sehingga pergi meningglkan mereka.
Yunus tidak mati dalam perut ikan besar (ikan paus). Beliau bertahan hidup dan dalam keadaan gelap gulita di perut ikan itu beliau tidak henti-hentinya berzikir kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman:
وَذَا ٱلنُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَٰضِبٗا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقۡدِرَ عَلَيۡهِ فَنَادَىٰ فِي ٱلظُّلُمَٰتِ أَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ ٨٧ فَٱسۡتَجَبۡنَا لَهُۥ وَنَجَّيۡنَٰهُ مِنَ ٱلۡغَمِّۚ وَكَذَٰلِكَ نُ‍ۨجِي ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٨٨  
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya). Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (Q. S. Al-Anbiya’ 21:87-88)
Akhirnya Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang lagi Penerima Taubat menyelamatkan Yunus dan mengeluarkannya dari perut ikan tersebut. Allah SWT berfirman:
 فَلَوۡلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلۡمُسَبِّحِينَ ١٤٣ لَلَبِثَ فِي بَطۡنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوۡمِ يُبۡعَثُونَ ١٤٤  ۞فَنَبَذۡنَٰهُ بِٱلۡعَرَآءِ وَهُوَ سَقِيمٞ ١٤٥ وَأَنۢبَتۡنَا عَلَيۡهِ شَجَرَةٗ مِّن يَقۡطِينٖ ١٤٦ وَأَرۡسَلۡنَٰهُ إِلَىٰ مِاْئَةِ أَلۡفٍ أَوۡ يَزِيدُونَ ١٤٧  فَ‍َٔامَنُواْ فَمَتَّعۡنَٰهُمۡ إِلَىٰ حِينٖ ١٤٨
“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.  Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.” (Q. S. Ash-Shaffat 37: 143-148)
Zikir telah menyelamatkan Yunus. Kalau tidak, dia akan tetap berada dalam perut ikan sampai hari berbangkit. Setelah Yunus terlempar keluar dari perut ikan, terdampar di daerah yang tandus, dalam keadaan sakit lagi. Tetapi Allah SWT menolong Yunus dengan menumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Akhirnya setelah kuat, Yunus kembali menemui kaumnya yang sudah beriman, yang jumlahnya tidak kurang dari seratus ribu orang.
Kemudian Nabi Yunus AS dan kaumnya dapat hidup tenang penuh kenikmatan sampai waktu yang telah ditentukan. Sekian.
Sumber: Republika


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lalu Dia Lala Jinis Kisah Romeo Juliet Alas-Sateluk

Resensi By: Susi Gustiana Betapa bahagia  mencium aroma buku , pikiranku menari 'seolah menemukan harta karun'.    Buku Lalu Dia dan Lala Jinis  adalah cerita rakyat Sumbawa yang di tulis oleh bapak Dinullah Rayes. Nama Rayes merupakan marga dari keturunan kedatuan Alas. Cerita ini bersemi dihati penduduk terutama dari bagian barat tepatnya di kecamatan Alas. Kisah kasih diantara dua pasang anak muda romeo dan Juliet Sumbawa ini diriwayatkan oleh orang tua dengan menggunakan bahasa yang puitik melalui lawas. Lawas samawa merupakan puisi lisan tradisional pada umumnya tiap bait terdiri dari 3 baris. Dipengantar awal buku penulis menyebutkan bahwa kisah ini ditembangkan oleh orangtua yang   mahir balawas (menembangkan syair) dengan suara merdu menawan dan mempesona bagi siapapun yang mendengar. Tradisi di Sumbawa bagi orang yang bisa mendongeng atau bercerita itu disebut Badia. Tau Badia (orang/seniman yang menyampaikan cerita) sering diund...

Tugu Simpang 5 Aceh!!!! Begitu ‘Sempurna’

Kalian tahu tidak lagu sempurna dari Andra and The Backbone mungkin itu tepat untuk menggambarkan monument ini. “Belum ke Aceh namanya jika belum mengunjungi salah satu tugu atau monumen yang sangat ikonik dan keren ini” kata Pak Marzuki guide kami selama di Aceh. Yupz…..Namanya tugu simpang 5, oleh ibu-ibu rombongan dari Sumbawa yang antusias untuk mengambil gambar berselfia ria bahwa   di monumen ini. Menurut mereka tugu simpang 5 juga disebut tugu selamat datang. Karena lokasinya berada di pusat kota dan punya nilai filosofi yang sangat mendalam. Dalam catatan sejarah, tugu ini berada di lima persimpangan jalan protokol yang selalu padat, yaitu jalan Tgk. H. M. Daud Beureuh, T. Panglima Polem, Sri Ratu Safiatuddin, Pangeran Diponegoro, dan jalan Teungku Angkasa Bendahara. Di lihat dari desainnya, ada 4 eksplorasi konsep dari  tugu Simpang Lima Aceh  ini, yaitu axis-oriented (sumbu), urban oase, multi-purposes building, dan landmark kota Banda Aceh. T...

Kompetisi Vs Pandemi

Mengikuti kompetisi sudah menjadi kebiasaanku sejak SD hingga sekarang. Meski jarang menang, tetapi sudah ikut berpartisipasi saja rasanya bahagia sekali. Ketika pandemi Covid 19 terjadi pada bulan Maret tahun 2020, hikmahnya kita lebih gampang mengikuti lomba seperti menulis Esai,  artikel, opini, KTI, cerpen, puisi, seminar, lomba desain, photografi, pelatihan, fellowship, nulis buku, beasiswa dan lain-lain. Jika dihitung, jumlah project menulis kala pandemi yang aku ikuti sekitar 30 lebih dari non Fiksi hingga Fiksi tapi yang menang bisa dihitung jari. Namun dari effort tersebut, banyak yang kita dapatkan yaitu kiriman buku gratis dari funding internasional dan nasional,  teman baru, relasi, wawasan, update teknologi aplikasi, hadiah menarik dan lain-lain serta jangan lupakan hadiah uang dan pulsa🤭😉. Selanjutnya, tahun 2021 bersiap untuk kompetisi lagi. Jika ada yang termotivasi dengan tulisan ini, maka tetap semangat, optimis, jangan pernah insecure, iri hati, dengki dan...