Allah berfirman dalam surat Ali
Imran ayat 190 – 191 :
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ
﴿١٩٠﴾ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّـهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ
وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ
هَـٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ﴿١٩١﴾
Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal, (190) (yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka. (191)
Penjelasan:
Tujuan manusia Allah ciptakan untuk
tinggal di bumi adalah, bertauhid, maksudnya mempersembahkan penyembahan hanya
kepadaNya.
Di dalam surat Az-Dzariyat ayat 57
Allah menjelaskan tujuan mulia ini,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ
إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Tidaklah kami ciptakan jin dan
manusia kecuali untuk menyembahKu.
Maka, di saat tujuan penciptaan
manusia meninggali bumi ini untuk menyembah Allah, Allah tunjukkan kepada
mereka tanda-tanda keberadaan, kekuasaan, kebesaran dan kemulianNya. Agar
manusia menyembah Allah dengan kesadaran, keridhoan, cinta dan pengagungan. Bukan
karena paksaan, atau sekedar ikut-ikutan. Tapi menyembah Allah didasari tulus
ikhlas dan ilmu. Ini diantara wujud kasih sayang Allah.
Bumi yang begitu indah, langit yang
gagah, lautan yang luas, gunung yang tinggi menjulang, tetumbuhan yang
menyejukkan pandangan, hewan-hewan yang cerdik nan menyenangkan, siang malam
yang teratur silih berganti dan masih banyak lagi tanda-tanda kebesaran Allah
di sekitar kita, adalah isyarat bagi orang-orang yang berakal, untuk kembali
bersimpuh dengan penuh cinta kepadaNya.
Dalam ilmu akidah, tanda-tanda
seperti ini disebut tauhid rububiyyah (mengesakan Allah dalam hal
perbuatan-perbuatan Tuhan, seperti mencipta, mengatur semesta dll), yang
menjadi perantara untuk sampai pada inti tauhid, yaitu tauhid uluhiyyah
(mengesakan Allah dalam penyembahan atau ibadah).
Artinya, saat seorang sadar, bahwa
Allah satu-satunya pencipta semesta yang indah dan teratur ini, konsekwensi
dari kesadaran ini adalah, menyembahNya semata dan meninggalkan segala
sesembahan selainNya.
Namun, tak semua manusia peka
menangkap sinyal kebesaran Allah tersebut. Hanya orang-orang yang punya
karakter tertentu saja, sebuah karakter yang sangat mahal, pembeda antara
manusia makhluk yang paling bermartabat, dengan hewan.
Yaitu, berfikir!
Iya, hanya orang-orang yang berfikir
saja yang beruntung menemukan sinyal itu. Orang-orang yang menggunakan akalnya
untuk dekat dengan Tuhannya. Dialah yang bisa mengambil hikmah dari setiap
tanda kebesaran Allah di sekitarnya.
Oleh karenanya, diujung ayat Allah berfirman,
لآيات لأولي الألباب
Ada tanda-tanda bagi orang-orang
yang berakal
Ini menunjukkan bahwa :
·
Diantara
ibadah yang sangat besar pahalanya adalah, berfikir untuk merasakan kebesaran
dan kasih sayang Allah.
·
Seorang
tak akan sempurna menjadi hamba Allah, sampai dia menggunakan akal sehatnya.
·
Agama
ini, diperuntukkan bagi para pemikir sehat dan obyektif.
Kemudian pada ayat berikutnya, Allah
terangkan diantara sifat orang yang berakal itu adalah…
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّـهَ
قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَـٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ
فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Yaitu orang-orang yang berdzikir
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Inilah sifat mereka:
1. Gemar mengingat Allah.
Ini mencakup segala jenis dzikir,
yaitu mengingat Allah dengan hati, lisannya dan anggota badan.
Maka masuk juga dalam karakter ini,
orang yang sholat dengan berdiri saat mampu, duduk dan berbaring saat tidak
mampu.
2. Gemar menggunakan pikirannya
untuk menemukan kebesaran Allah.
Jika kita perhatikan dua sifat di
atas, keduanya mewakili dua poin penting dalam kehidupan manusia : gemar dzikir
adalah ekpresi ibadah. Kemudian gemar berfikir adalah ekpresi akal. Ini dalil
bahwa :
Untuk bisa beribadah kepada Allah
dengan professional, seorang harus membuka dan menggunakan pikirannya.
Seorang disebut benar berakal sehat, manakala ia taat beribadah kepada Allah. Dan ibadah yang paling utama adalah tauhid…
Seorang disebut benar berakal sehat, manakala ia taat beribadah kepada Allah. Dan ibadah yang paling utama adalah tauhid…
Wallahua’lam bis showab.
Ditulis oleh Ustadz Ahmad Anshori
(Alumni Universitas Islam Madinah, Pengajar di PP Hamalatul Qur’an Yogyakarta
(Alumni Universitas Islam Madinah, Pengajar di PP Hamalatul Qur’an Yogyakarta
Referensi tafsir:
Taisir Ar Kariim Ar Rahman fi Tafsir
Kalam Al Manan (tafsir As-Sa’di), karya Syekh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di
-rahimahullah-.
Anda bisa m
Komentar
Posting Komentar