Dialah
ibunda Nabi Isa AS. Seorang wanita yang menghibahkan dirinya untuk beribadah
kepada Allah. Dialah wanita mulia yang mendapatkan kehormatan ditiupkan ruh ke
dalam rahimnya. Kemuliaan yang sekaligus ujian baginya. Mengandung bayi tanpa
disentuh seorang laki-lakipun. Dialah wanita yang tegar menghadapi cercaan dan
tuduhan kaumnya. Dialah wanita yang melahirkan tokoh besar Nabi Isa AS.
Al-Qur’an Al-Karim
menyebutkan kisah Maryam yang perawan dan putranya, Isa, lebih dari sekali,
tetapi kisahnya secara terperinci dipaparkan sempurna pada dua lokasi utama;
yang pertama pada surat Maryam, dan yang kedua pada surat Ali ‘Imran,
berdasarkan urutan turunnya.
Maryam adalah sebuah nama
dalam bahasa Aram, yang asalnya Mary Ama. Mary artinya
Tuhan. Ama semakna
dengan amatun (dalam bahasa Arab) artinya hamba perempuan. Nama Mary
Ama memiliki arti hamba (perempuan) Tuhan.
Maryam menjalani kehidupan
masa kecilnya bersama ibundanya dalam sebuah keluarga yang mulia, hingga dia
berusia lima tahun, lantas sang ibu membawanya dan menyerahkannya ke haikal
(rumah Allah) di mana Maryam sudah di nadzarkan akan menjadi pelayan yang berkhidmat
melayani keperluan di rumah Allah (Ali ‘Imran: 37). Ini adalah untuk pertama
kalinya sekaligus menjadi yang terakhir kalinya seorang wanita menjadi pelayan
yang berkhidmat di haikal. Dikarenakan ayah Maryam sudah meninggal sehingga
harus ada orang yang mengurusinya selama di haikal, maka dilakukan pengundian
dan keluarlah nama Zakariyya, suami kakak Maryam, Elizabeth.
Maryam tumbuh dewasa dan
usianya kini telah mencapai enam belas tahun. Dia selalu tinggal di mihrab
tempat ibadah itu. Dia beribadah kepada Allah, senantiasa melakukan i’tikaf di
sana, dan nyaris tidak pernah keluar dari tempat itu. Zakariyya senantiasa
memeriksa keadaanya dan mengunjunginya di mihrab, lalu Zakariyya mendapati
seseuatu yang aneh di sana, setiap kali iya berkunjung, selalu iya dapati
makanan di dekat Maryam saat ditanya jawaban Maryam begitu mengguncangkan hati
Zakariyya, Maryam menjawab, “makanan itu berasal dari hadapan
Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya
tanpa hisab” (Ali ‘Imran: 37). Seketika Zakariyya berdoa
kepada Rabbnya agar dikaruniai seorang anak walaupun kondisi istrinya yang
mandul namun ia yakin tiada yang dapat mewujudkan segala harapan dan cita-cta
kecuali Allah semata. Dan Allah mengabulkan doa Zakariyya, istrinya mengandung
nabi Allah, Yahya bin Zakariyya.
Allah mengutus malaikat
kepada Maryam untuk menyampaikan terpilihnya dia sebanyak dua kali (Ali ‘Imran:
42). Pemilihan pertama adalah diterimanya Maryam untuk berkhidmat kepada Allah
di haikal padahal dia adalah seorang perempuan. Dia menjadi perempuan pertama
yang berkhidmat dan ini tidak diberikan kepada seorang wanita pun selain dia.
Pemilihan kedua adalah penyucian dirinya. Orang-orang Yahudi terus-menerus
menuduh Maryam yang masih gadis itu telah melakukan zina, karena mereka
mendapati Maryam bersama bayi dari pria yang meminangnya. Perkara ini terus
berlangsung dan orang-orang Kristen tidak mendapati dalam kitab mereka dalil
yang membebaskan Isa atau Al-Masih kecuali bahwa dia merupakan anak angkat
Yusuf si tukang kayu dan bahwa dia adalah anak sulung Maryam dari Yusuf, karena
keduanya menikah sesudah itu keduanya mendapatkan anugerah berupa empat orang
anak, yang menjadi saudara Isa sebagaimana yang dituturkan di dalam injil.
Begitulah… tuduhan zina itu terus melekat kepada Maryam dari orang-orang
Yahudi, sedangkan orang-orang Kristen tidak mampu mempertahankan sesuatu yang
mereka Imani, yakni terbebasnya Maryam dari kesalahan sampai datangnya
Al-Qur’an. Al-Qur’an menyatakan bahwa Maryam itu suci dan bahwa dia adalah
wanita yang menjaga kehormatannya. Allah menyebutkannya sebagai contoh bagi
wanita shalihah (At-Tahrim: 12). Kemudian Allah menempatkannya pada kedudukan
orang-orang yang benar lagi jujur (Al-Ma’idah: 75). Akhirnya, Allah
mendeskripsikan sifat Bani Israil dengan kekafiran karena tuduhan keji mereka
terhadap Maryam (An- Nisa: 156).
Mukjizat yang tak berulang
dan takkan pernah berulang sampai kapanpun adalah kehamilan Maryam dan
mengandung dengan kalimat Allah tanpa disetubuhi oleh seorang pria pun. Sesungguhnya
ini adalah keterpilihan atas semua wanita sekalian alam dengan keutamaan dan
kebaikan; oleh sebab itulah Ibnu Katsir mengumpulkan hadits-hadits tentang
wanita yang sempurna, sebaik-baiknya wanita penghuni surga, dan sebaik-baik
wanita seluruh alam, yang berjumlah empat orang. Dengan mengkaji hadits-hadits
yang ada sampailah kita pada pemahaman bahwa wanita terbaik secara mutlak
adalah Maryam binti Imran, lalu diikuti oleh Khadijah binti Khuwailid, kemudian
Fathimah putri Muhammad SAW, kemudian Asiyah istri Fir’aun (Al-Bidayah wa
an-Nihayah). Sesungguhnya ini adalah tugas yang mengangkat Maryam menuju
tingkatan orang-orang yang benar dan menjadikannya sebagai sebaik-baik wanita
seluruh alam. Tugasnya adalah mengandung kalimat Allah dan melahirkannya,
selanjutnya memelihara sang Nabi yang masih kanak-kanak pada masa kecilnya,
menjaganya, serta mendidiknya untuk melaksanakan tugas yang dibebankan atas
dirinya. Hal tersulit lainnya ketiak Maryam harus menyaksikan peristiwa
penyaliban atas orang yang disangka anaknya juga setelah Maryam melihat dengan
mata kepalanya sendiri berbagai siksaan yang mengerikan yang dialami anaknya,
baik anaknya yang sebenarnya (Isa) sebelum menyerahkan kayu salib atau orang
yang diserupakan dengan Isa. Akhirnya Maryam menjalani sisa kehidupannya,
setelah hatinya tenang dengan terselamatkannya putranya, baik dia mengetahui
melalui mimpi ataupun wahyu dari langit. Maryam hidup selama kurun waktu
tertentu bersama Yohanes –salah seorang murid Isa- bersama empat orang anaknya
yang merupakan saudara-saudara Isa, hingga Allah tetapkan kematian terhadapnya,
lantas dia meninggal dunia, dan Allah menerima ruhnya bersama orang-orang yang
benar.
Sungguh Maryam mengajarkan
kita tentang menjadi wanita special, hanya dia yang Allah pilih akan karunia
tersebut. Selain itu, bagaimana perjuangan menjaga kesucian serta ketabahannya
dalam menjalani segala cobaan sudah semestinya membawa kita pada keyakinan
setiap wanita yang beriman pasti akan dapat menjalaninya. Karena sesungguhnya
begitu banyak kisah tauladan dan contoh dari shahabiyah yang dapat kita jadikan
acuan serta panduan dalam mengarungi kehidupan di dunia. Begitu banyak kita
mengetahui jumlah wanita terbaik dan paling sempurna di dunia, beberapa riwayat
hadits menyebutkan bahwa jumlahnya ada dua, tiga, dan adapula yang menyebutkan
empat. Akan tetapi semua hadits itu di dalamnya terdapat penyebutan nama
Maryam, bahkan penyebutan namanya diurutan pertama.
Referensi:
Ridha, Arkam. 2003. The 4 Greatest Women in Islamic History. Pustaka Arafah: Solo.
Ridha, Arkam. 2003. The 4 Greatest Women in Islamic History. Pustaka Arafah: Solo.
Komentar
Posting Komentar