Kemarin pagi, aku mendapat telpon
dari kepala jurusan tempat adik-adikku menempuh pendidikan menengah kejuruan.
Ternyata mereka tidak mengerjakan tugas selama belajar daring. Setiap kali
ditanya, apakah ada tugas dari sekolah? mereka selalu mengatakan sudah selesai
mengerjakan tugas.
Karena banyak siswa yang tidak
mengerjakan tugas sehingga tidak mungkin dikunjungi semuanya, sebagian
komunikasi dilakukan guru via telpon dan sms. Selain itu, guru juga melakukan
home visit ke rumah siswa untuk yang tinggal di dalam kota Sumbawa. Padahal 1
Minggu lagi tanggal 8 akan diadakan ujian semester secara daring sehingga
kebijakan sekolah diberi kesempatan kerjakan tugas sebelum ujian. Belajar dari
rumah dimasa pandemi covid 19 ini memang menjadi tantangan tersendiri bagi guru
maupun siswa. Alasan yang kerap kali disampaikan siswa adalah
1. Tidak
ada paket internet atau jaringan lelet
Kemampuan ekonomi orangtua siswa
beda-beda apalagi kondisi dimasa pandemi. Ini justru menjadi tantang tersendiri
bagi guru, siswa maupun orangtua siswa. Sekolah juga tidak bisa menganggarkan
kebutuhan pembelian paket internet karena keterbatasan dana BOS (bantuan
operasional sekolah).
2. Tidak
mengerti dengan tugas yang diberikan guru karena terlalu rumit
Sejumlah siswa
mengeluh beratnya penugasan dari guru yang harus dikerjakan dengan tenggat yang
sempit, di sisi lain masih banyak tugas dari guru yang lain. Siswa harus mandiri mencari
sumber belajar agar bisa mengerti dengan materi yang diberikan. Banyak aduan yang disampaikan para siswa melalui
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). KPAI mengatakan per Kamis lalu sudah
menerima 51 pengaduan dari berbagai wilayah, termasuk Jakarta, Bekasi, Cirebon,
Tegal, sampai Pontianak.
Baca selengkapnya di artikel "Segudang Masalah Belajar dari Rumah karena Corona COVID-19", https://tirto.id/eGqQ
Baca selengkapnya di artikel "Segudang Masalah Belajar dari Rumah karena Corona COVID-19", https://tirto.id/eGqQ
3. Orangtua
sibuk kerja hingga tak ada waktu mengawasi dan menemani anak belajar
Pandemi ini menyadarkan para
orangtua bahwa tidak mudah menjadi seorang guru. Guru tidak hanya bertugas
menjelaskan materi tetapi bertanggung jawab juga apakah siswa sudah mengerti
atau belum dengan materi pelajaran yang diberikan.
4. Anak
keasyikan main Game Online
Ada paket internet buka digunakan
untuk mengerjakan tugas malah dipakai untuk bermain game online. Dibutuhkan
peran orangtua dalam memberikan penyadaran kepada anak bahwa tujuannya saat ini
adalah menuntut ilmu bukan sekedar main-main saja.
5. Kelamaan
Libur jadi lupa tugas sekolah
Liburan memang menyenangkan apalagi
jika waktunya panjang seperti ini. Hal itu membuat siswa jenuh dan tidak focus
belajar.
hingga diperlukan komunikasi
berjenjang dan bimbingan dari guru dan orangtua agar anak kembali fokus
belajar.
6. Masalah lain yang perlu diperhatikan adalah, para
siswa juga akan mengalami kesulitan untuk melakukan konsultasi dengan guru
terutama untuk pelajaran yang dianggap membutuhkan penjelasan dan pemahaman
yang lebih mendalam, misalnya matematika.
Susi Gustiana
Komentar
Posting Komentar