Langsung ke konten utama

Tips Menulis Ala Dee Lestari

Ilmu ini didapatkan dari live IG Dee Lestari, berikut tips menulis ala Dee:


 

·         Bikin Ide

·         Buat Peta Cerita

·         Riset

untuk tahu angle dan penggambaran cerita

·         Buat deadline (target tulisan selesai)

·         Setiap hari buat target kata dalam menulis

·         Tidak nyalakan HP/jangan buka medsos selama target menulis dalam sehari belum tercapai

·         Bikin ritual menulis misalnya menulis di kopi shop atau ditaman yang penting target menulis dihari itu selesai

 

 

Dee Lestari membocorkan berbagai rahasia ketika menulis maupun menggarap sebuah karya. Hal itu dibocorkan saat Kaizen Writing Workshop batch kedua yang digelar oleh novelis 'Supernova' sepanjang pekan kemarin.

Ia menyebutkan langkah-langkah tersebut sebagai 8 kebiasaan pilar kreativitas dan menjadi acuan ketika menulis sebuah karya.

"Pertama, meluangkan waktu untuk melamun. Ini latihan dasar yang mahal, yang diperhatikan adalah kekosongan dan tempat segala potensi berada," tutur Dee memulai 8 pilar tersebut kepada peserta workshop kepenulisan.

Kedua, tangkaplah ide. Dee menuturkan ketika ide itu datang, sebaiknya langsung mencatat di kertas maupun telepon seluler. "Intinya biasakan untuk menangkap, itu sinyal kedua ke alam ide kalau kamu merekam," katanya.

Ketiga, semua ide yang ditangkap dan ditampung tanpa diskriminasi yang akhirnya disebut sebagai 'celengan ide'.

Keempat, tulis jurnal harian. Dee mengatakan ini adalah hal yang paling mudah dilakukan. "Jurnal adalah refleksi singkat baik dalam eksternal maupun eksternal. Dilatih untuk mendengarkan suara pengarang," tutur Dee.

Kelima, tumbuhkan kepekaan dalam panca indera. "Pengamatan yang teliti datang dari kepekaan. Ini adalah sinyal kamu stay open," ujar penulis 'Aroma Karsa' tersebut.

Keenam, peliharalah rasa ingin tahu. Ketujuh, mental pembelajar menjadi hal terpenting lainnya, dan terakhir rutinitas yang sehat.

"Saya biasa melakukan olahraga, meditas, punya ritual relaksasi, se-simpel kita minum. Kalau mau menulis juga selalu mandi, tubuh yang bersih. Ide yang cair butuh struktur yang solid," saran Dee.

Sumber: Instagram Dee dan News Detik.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lalu Dia Lala Jinis Kisah Romeo Juliet Alas-Sateluk

Resensi By: Susi Gustiana Betapa bahagia  mencium aroma buku , pikiranku menari 'seolah menemukan harta karun'.    Buku Lalu Dia dan Lala Jinis  adalah cerita rakyat Sumbawa yang di tulis oleh bapak Dinullah Rayes. Nama Rayes merupakan marga dari keturunan kedatuan Alas. Cerita ini bersemi dihati penduduk terutama dari bagian barat tepatnya di kecamatan Alas. Kisah kasih diantara dua pasang anak muda romeo dan Juliet Sumbawa ini diriwayatkan oleh orang tua dengan menggunakan bahasa yang puitik melalui lawas. Lawas samawa merupakan puisi lisan tradisional pada umumnya tiap bait terdiri dari 3 baris. Dipengantar awal buku penulis menyebutkan bahwa kisah ini ditembangkan oleh orangtua yang   mahir balawas (menembangkan syair) dengan suara merdu menawan dan mempesona bagi siapapun yang mendengar. Tradisi di Sumbawa bagi orang yang bisa mendongeng atau bercerita itu disebut Badia. Tau Badia (orang/seniman yang menyampaikan cerita) sering diund...

Tugu Simpang 5 Aceh!!!! Begitu ‘Sempurna’

Kalian tahu tidak lagu sempurna dari Andra and The Backbone mungkin itu tepat untuk menggambarkan monument ini. “Belum ke Aceh namanya jika belum mengunjungi salah satu tugu atau monumen yang sangat ikonik dan keren ini” kata Pak Marzuki guide kami selama di Aceh. Yupz…..Namanya tugu simpang 5, oleh ibu-ibu rombongan dari Sumbawa yang antusias untuk mengambil gambar berselfia ria bahwa   di monumen ini. Menurut mereka tugu simpang 5 juga disebut tugu selamat datang. Karena lokasinya berada di pusat kota dan punya nilai filosofi yang sangat mendalam. Dalam catatan sejarah, tugu ini berada di lima persimpangan jalan protokol yang selalu padat, yaitu jalan Tgk. H. M. Daud Beureuh, T. Panglima Polem, Sri Ratu Safiatuddin, Pangeran Diponegoro, dan jalan Teungku Angkasa Bendahara. Di lihat dari desainnya, ada 4 eksplorasi konsep dari  tugu Simpang Lima Aceh  ini, yaitu axis-oriented (sumbu), urban oase, multi-purposes building, dan landmark kota Banda Aceh. T...

Kompetisi Vs Pandemi

Mengikuti kompetisi sudah menjadi kebiasaanku sejak SD hingga sekarang. Meski jarang menang, tetapi sudah ikut berpartisipasi saja rasanya bahagia sekali. Ketika pandemi Covid 19 terjadi pada bulan Maret tahun 2020, hikmahnya kita lebih gampang mengikuti lomba seperti menulis Esai,  artikel, opini, KTI, cerpen, puisi, seminar, lomba desain, photografi, pelatihan, fellowship, nulis buku, beasiswa dan lain-lain. Jika dihitung, jumlah project menulis kala pandemi yang aku ikuti sekitar 30 lebih dari non Fiksi hingga Fiksi tapi yang menang bisa dihitung jari. Namun dari effort tersebut, banyak yang kita dapatkan yaitu kiriman buku gratis dari funding internasional dan nasional,  teman baru, relasi, wawasan, update teknologi aplikasi, hadiah menarik dan lain-lain serta jangan lupakan hadiah uang dan pulsa🤭😉. Selanjutnya, tahun 2021 bersiap untuk kompetisi lagi. Jika ada yang termotivasi dengan tulisan ini, maka tetap semangat, optimis, jangan pernah insecure, iri hati, dengki dan...